Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Benarkah Beda Generasi, Beda Pula Selera Makanannya?
19 Agustus 2019 18:59 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:13 WIB
ADVERTISEMENT
Setiap keluarga pasti pernah berselisih tentang makanan. Terlihat sepele memang, tapi permasalahan ini kerap menimbulkan rasa jengkel hingga kesal. Hal ini pun dialami Alin (25) dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Pernah suatu ketika, ibu Alin tak sempat masak untuk makan malam. Ia menyuruh Alin untuk memesan makanan melalui ojek online. Namun permasalahannya adalah Alin dan keluarganya punya selera yang berbeda-beda. Alin memilih untuk memesan ayam geprek, adiknya memilih spaghetti, sementara kedua orang tuanya menginginkan gudeg โ makanan khas Yogyakarta. Alhasil Alin memesan makanan melalui ojek online satu per satu. Selain ribet dan lama, biaya ongkirnya juga jadi lebih mahal.
Apa yang dialami Alin mungkin juga pernah Anda rasakan. Kakak, adik, atau orang tua Anda punya pilihan makanan masing-masing. Meski begitu, perbedaan memilih makanan sejatinya adalah hal yang wajar. Sebab cara dan kebiasaan makan setiap generasi ternyata berbeda-beda.
Technomic Inc melakukan sebuah penelitian yang merupakan bagian dari 2016 Canadian Generational Consumer Trend Report. Survei ini bertujuan untuk mencari tahu perbedaan dan persamaan kebiasaan makan setiap generasi. Penelitian yang dilakukan pada 1.150 konsumen usia 13-70 tahun di Kanada ini juga berfungsi sebagai panduan bagi operator dan pemasok layanan makanan untuk memahami persamaan dan perbedaan generasi.
ADVERTISEMENT
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa beda generasi, beda pula pilihan atau selera makanannya. Penelitian tersebut memaparkan sejumlah fakta bahwa Generasi Z (1995-2010) lebih tertantang untuk mencicipi rasa dari makanan baru agar bisa merasakan beragam variasi makanan dari berbagai etnis di dunia.
Sedangkan generasi milenial (1981-1994) dan Generasi X (1961-1980) lebih tertarik pada aneka rasa makanan lokal hingga makanan tradisional yang kini mendapatkan sentuhan modern dan kekinian seperti nugget pisang, keripik singkong dengan level, hingga mi dengan berbagai topping kekinian.
Berangkat dari preferensi makanan setiap orang โ khususnya setiap generasi yang berbeda-beda โ Grab, everyday super app terkemuka di Asia Tenggara menghadirkan GrabKitchen.
GrabKitchen merupakan dapur delivery-only atau lebih dikenal dengan istilah dapur satelit, yang menggabungkan sejumlah brand makanan dan minuman dalam satu dapur sentral untuk memenuhi permintaan santapan di wilayah tertentu.
ADVERTISEMENT
Diluncurkan pada 21 September 2018, GrabKitchen mendekatkan pelanggan yang tinggal, bekerja, dan berkunjung di sekitar wilayah tersebut dengan santapan yang paling diburu di GrabFood. Memungkinkan pelanggan untuk memesan makanan dari merchant populer GrabFood dengan waktu yang lebih singkat.
GrabKitchen bekerja sama dengan berbagai merchant seperti Nasi Goreng Lamongan, Bakmi Setiabudi, RM. Pilar Minang, Baso Aci Mantan, Martabak Bro dan Nasi Goreng Apjay.
Kehadiran GrabKitchen tentunya memudahkan mitra pengemudi untuk menjangkau makanan yang dipesan oleh pelanggan. Selain itu, yang membedakan GrabKitchen dengan layanan lain adalah GrabKitchen memungkinkan pelanggan untuk memesan makanan dari beberapa merchant yang berbeda. Misal yang dialami Alin dan keluarganya, kini bisa diselesaikan dengan menggunakan GrabKitchen. Alin tak perlu lagi memesan satu per satu, tapi ia bisa memesan makanan sekaligus (mix and match) yang tersedia di GrabKitchen. Dengan adanya fitur tersebut, biaya pengantaran pun dengan otomatis menjadi lebih murah dan efisien.
ADVERTISEMENT
GrabFood kini telah mengoperasikan enam GrabKitchen di Jakarta yakni di daerah Kedoya (Jakarta Barat), Cideng dan Kramat (Jakarta Pusat), Jl. Kapten Tendean, Fatmawati dan Pondok Aren. Melalui keenam GrabKitchen ini, Grab ingin mendekatkan makanan favorit masyarakat yang belum tersedia di daerah mereka lebih dekat dan lebih terjangkau.
Meski baru tersedia di wilayah Jakarta, tak menutup kemungkinan Grab akan melakukan ekspansi GrabKitchen di wilayah lain untuk bantu meningkatkan perekonomian Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Tenggara Strategics pada bulan November hingga Desember 2018, total nilai kontribusi Grab terhadap perekonomian Indonesia tahun 2018 sebesar Rp 48,9 triliun. Layanan GrabFood menempati posisi paling dengan nilai kontribusi Rp 20,8 triliun.
Adanya GrabKitchen diharapkan dapat membantu meningkatkan penjualan dan akses pasar mitra UMKM, serta bantu meningkatkan layanan GrabFood yang merupakan layanan pesan-antar makanan dengan pertumbuhan terpesat dan jangkauan terluas di Asia Tenggara. Dengan begitu, para pecinta kuliner dari berbagai generasi di Indonesia dapat menikmati pilihan makanan favoritnya.
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Grab Indonesia.