Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berantas Obesitas, China Masukkan Kurikulum Penurunan Berat Badan
18 Oktober 2017 13:02 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:32 WIB
ADVERTISEMENT
Beragam cara dilakukan pemerintah untuk menumpaskan obesitas. Obesitas adalah ancaman kesehatan bagi para generasi muda yang kini hidup di tengah kemudahan. Lebih lagi, China telah memasuki angka darurat obesitas yang mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang tengah digalakan oleh Universitas Pertanian Nanjing, China. Dalam menumpas obesitas generasi muda, mereka memberikan penawaran kepada para siswa yang mengalami kegemukan untuk mengambil program penurunan berat badan.
Selain menurunkan berat badan, mereka akan mendapatkan nilai tambahan yang nantinya dihitung berdasarkan berapa jumlah berat badan yang berhasil diturunkan.
Zhou Quanfu, seorang dosen dari universitas tersebut, mengungkapkan selama ini para siswa yang obesitas merasa malas berolahraga karena menganggap tak ada gunanya.
"Jadi untuk memotivasi mereka, kami telah merancang program penurunkan berat badan secara langsung terkait dengan nilai sekolah mereka," tutur Zhuo seperti yang dikutip dari South China Morning Post.
Karenanya ia membuat program ini terakreditasi sehingga tak ada lagi alasan bagi para siswa untuk malas berolahraga.
Hal semacam ini bisa menjadikan para siswa termotivasi untuk lebih giat berlatih fisik. Zhou mengatakan ide ini muncul sektar 5 tahun yang lalu saat mendengar ada 12,95 persen siswa di kampusnya yang mengalamai obesitas.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Global Burden of Disease, penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Washington di Seattle, China memiliki 15 juta anak dengan gangguan obesitas di tahun 2015.
Hal ini diperkuat dengan penelitian dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Peking yang memprediksi ada 28 persen anak-ana di China usia 18 hingga 50 tahun akan mengalami obesitas pada 2030 mendatang.
Pada klasifikasi program penurunan berat badan ini, 60 persen dari total nilai para siswa itu ditentukan oleh seberapa banyak berat badan yang dapat diturunkan dalam kurun waktu tertentu, sedangkan 40 persen lainnya mencakup skor kegiatan kurikuler.
Siswa yang terdaftar dalam program ini diharuskan untuk menghilangkan setidaknya 7 persen dari total berat badan awal mereka pada akhir semester untuk memenuhi nilai standar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan agar bisa mengikuti program unik ini, para siswa harus menjalani pemeriksaan kesehatan, hanya mereka yang memiliki kadar lemak lebih dari 30 persen dan massa tubuh lebih besar dari angka indeks massa tubuh yaitu 28, yang akan diterima.
Mereka yang terpilih kemudian harus menjalani karantina penurunan berat badan yang mencakup aktivitas fisik yang intensif hingga pengaturan pola makan.
Para siswa tersebut harus mengikuti tiga kelas kebugaran selama 90 menit per minggu. Latihan yang dilakukan pun beragam mulai dari latihan beban, sit up, planking, joging, menaiki tangga dan berlari di atas treadmill. Semua dilakukan demi generasi muda yang sehat.
Terlepas dari segala program penurunan berat badan tersebut, yang tak kalah penting ialah mereka harus menjaga pola makan dan mengatur diet dengan para ahli nutrisi serta memberikan testimoni berupa foto hingga catatan kalori sebagai bukti bahwa diet mereka berhasil.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini program tersebut berjalan dengan baik, seorang siswa yang telah mengikuti program tersebut mengatakan jika dulu berat badannya mencapai 110kg kini berkurang menjadi 84,5kg.
Zhou Quanfu berharap siswa lain bisa termotivasi dengan keberhasilan kawannya, dan apabila hal ini dilakukan bukan untuk kesehatan, setidaknya mereka akan termotivasi untuk mendapatkan nilai yang baik.