Berkaca dari The Tinder Swindler, Ini Modus Tipu Daya Pengguna Dating App

10 Februari 2022 8:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, media sosial ramai membicarakan film dokumenter terbaru milik Netflix yaitu The Tinder Swindler. Film ini mengisahkan tentang para cewek yang kena tipu daya Simon Leviev, seorang cowok asal Israel.
ADVERTISEMENT
Simon Leviev menipu beberapa cewek lewat aplikasi kencan Tinder. Tentu saja, nama yang ia gunakan di dating app bukanlah nama aslinya. Ia menggunakan nama Simon Leviev sebagai seorang cowok yang mengaku bahwa dirinya merupakan putra dari pengusaha berlian dari Israel.
Penipuan yang dilakukan oleh Leviev berhasil membuat ia mendapatkan sekitar USD10 juta atau Rp 143 miliar dari para korban. Memiliki wajah yang tampan dan kerap memamerkan gaya hidup mewah di aplikasi kencan hingga para korban terpesona dengannya.
Melihat dari kisah para korban di film dokumenter ini, sudah enggak asing lagi ketika menemukan cerita tentang penipuan dari orang yang baru dikenal melalui aplikasi kencan.
Enggak sedikit juga orang-orang yang memalsukan identitasnya, jenis pekerjaan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Di bawah ini ada beberapa kebohongan yang biasa dilakukan seseorang di dating app. Siapa tahu, dengan kamu membaca artikel ini kamu bisa menjadi lebih hati-hati saat bertemu orang baru.
Yuk, simak di bawah ini dilansir Inc.

Kebohongan dalam presentasi diri

Ilustrasi berbohong Foto: Dok. Shuterstock
Kebohongan yang dilakukan ini bisa berarti melebih-lebihkan kebenaran agar terlihat lebih keren atau berpura-pura berbagi kesukaan dengan orang lain.
Seseorang ingin dirinya terlihat sempurna dan menarik sehingga sering melebih-lebihkan profil dirinya. Misalkan, orang ini mengaku bahwa ia merupakan pemimpin dari suatu perusahaan tertentu.
Dengan begitu, akan sangat mudah orang lain yang melihat profilnya akan tertarik dan mereka akan membangun kedekatan.

Melarikan diri dari pertemuan

Ilustrasi menggunakan aplikasi kencan. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Tahapan berikut setelah kamu berkenalan dengan seseorang dari aplikasi online adalah bertemu secara langsung. Tapi, enggak jarang meskipun sudah membuat janji, orang yang baru kenal melalui aplikasi kencan ini membatalkannya secara langsung.
ADVERTISEMENT
Hanya di bawah 30 persen kebohongan yang dilakukan di aplikasi kencan adalah waktu. Misalnya, kalian selalu memiliki konflik ketika akan bertemu. Entah dia beralasan terlalu memiliki hari yang melelahkan sehingga enggak bisa bertemu dan lain-lain.
Faktanya, bertemu dengan orang baru bisa membuat stres. Terutama ketika kamu sangat bersemangat tentang mereka. Ia akan sering membatalkan janji dan memberikanmu alasan yang cukup enggak masuk akal.

Untuk menghindari penolakan langsung terhadap seseorang

Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
Hal yang satu ini sering dihubungkan dengan kebohongan untuk melarikan diri dari pertemuan. Mereka berharap untuk dapat melunakkan pukulan dan melestarikan koneksi. Kebohongan semacam ini enggak selalu dikatakan sepenuhnya karena kebaikan. Tujuan lainnya adalah untuk menyelamatkan muka bagi kedua komunikator.

Kondisi finansial

Ilustrasi dompet kosong Foto: Dok. Thinkstock
Selain membohongi profil tentang diri sendiri di aplikasi kencan, orang-orang juga akan berbohong tentang kondisi finansialnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ia mengaku bahwa dirinya berasal dari keluarga yang cukup berada atau memiliki finansial yang stabil dan mapan. Tapi, ketika kalian sudah dekat satu sama lain, ia malah sering meminjam uang darimu dengan jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu, sebaiknya kamu jangan mudah percaya terutama dengan orang yang baru kamu temui.
Laporan Afifa Inak