Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berkat Tren 'Ngopi', Profesi Barista Semakin Diminati
24 Januari 2018 16:15 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:29 WIB
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, ‘ngopi’ sudah bukan lagi jadi sebuah kegiatan untuk menunggu atau mengisi waktu luang. Lebih dari itu, sekarang, ngopi sudah menjadi sebuah tren, bahkan gaya hidup bagi generasi milenial.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, enggak usah heran kalau kita bisa dengan mudah menemukan kedai kopi di daerah Jakarta, yang menawarkan rasa dan ciri khasnya masing-masing. Rupanya, selain menjamurnya kedai kopi, tren ini juga membuat profesi barista diminati oleh remaja masa kini.
"Semenjak minum kopi ini jadi tren, tentu ada peningkatan untuk profesi barista ini. Baik itu cuma sekadar magang atau part time. Tapi peningkatan itu masih di kalangan anak-anak industri Food & Beverage. Tapi kalau di Tuku, sih, belum terjadi," ujar Andanu Prasetyo, pemilik kedai Kopi Tuku , dalam acara The Expert, Selasa (23/1), di kantor kumparan (kumparan.com).
Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan. Cowok yang akrab disapa Tyo ini menambahkan bahwa meningkatnya minat remaja untuk menjadi seorang barista terjadi karena milenial gemar mencari pekerjaan yang bisa membuat citra dirinya naik.
ADVERTISEMENT
“Ini berhubungan dengan aktualisasi diri. Nah, dengan magang atau freelance di kedai kopi, itu jadi salah satu cara sebagai sarana aktualisasi diri. Apalagi kalau magang di sebuah merek yang lagi ramai diomongin, itu pasti akan mempengaruhi citra dirinya tanpa harus terikat,” lanjut Tyo.
Senada dengan yang diungkapkan Tyo, Gilang (23), mahasiswa asal Bandung, mengatakan bahwa hal ini jadi salah satu cara untuk menambah pengalaman sekaligus kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak teman.
“Selain eksis, kita bisa dapat uang dan juga ilmunya. Siapa tahu, kan, nanti kita bisa buka kedai kopi sendiri?” ungkap Gilang.
“Kalau di beberapa negara, profesi ini, tuh, prestige banget. Ya, kayak kita magang di Aksara, deh. Memang hits banget. Tapi, kalau di Indonesia, sih, rata-rata, profesi ini cuma buat ngejar pendapatan aja,” tutup Tyo.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih jelasnya, jangan lupa untuk menyaksikan video live The Expert bersama Andanu Prasetyo di Facebook Live kumparan pada Selasa (30/1) mendatang.