Bicara Zodiak, Apakah Milenial dan Gen Z Masih Percaya?
PerbesarPercaya atau enggak sama zodiak , siapa yang pernah dengar ucapan ini? “Ya ampun, itu hal yang biasa dilakukan oleh Scorpio banget!”, atau yang singkat seperti yang satu ini, “Dasar Taurus!”.
Kamu mungkin salah satu orang yang pernah mendengar atau bahkan mengucapkannya. Dari dulu, eksistensi zodiak seolah tidak pernah pudar dan selalu menjadi pembicaraan yang hangat, di masyarakat.
Libra yang sering disebut labil, Capricorn yang menjadi panutan semua orang soal kerapihan, Leo yang dilabel mendominasi dan narsistik, Pisces yang bucin, dan masih banyak lagi tabiat baik atau buruk yang dihubungkan ke masing-masing zodiak.
Namun, tahukah kamu dari mana asal-usul zodiak?
Jika ditilik dari sejarahnya, pengaruh pergerakan planet terhadap watak manusia ternyata sudah diperkenalkan oleh masyarakat Babilonia sejak ribuan tahun sebelum Masehi melalui ilmu perbintangan. Ya, ilmu itu biasa kita sebut Astrologi.
Sejarah singkat Astrologi dan Zodiak
Dilansir Psychological Reports, masyarakat Babilonia (sekarang wilayah Irak) percaya bahwa benda langit terbuat dari “zat surgawi” yang akhirnya membuat planet-planet disebut sebagai dewa.
Mereka menyadari repetisi dan pola yang sama dalam jalur pergerakan (orbit) planet, bulan, dan matahari. Orbit inilah yang dipakai sebagai acuan dalam pembagian dalam pembagian 12 zodiak.
Astrologer percaya pergeseran posisi benda langit yang dinamis memberikan energi yang juga berbeda-beda terhadap manusia. Energi ini kemudian dikaitkan dengan perbedaan watak dan nasib tiap zodiak.
Mulai terkenal pada abad ke-2 Masehi, kepercayaan terhadap zodiak tak jarang menyulut perdebatan panas di masyarakat. Hal ini berasal dari anggapan akademisi bahwa zodiak hanyalah hoax belaka dan tidak dapat dijadikan pedoman untuk menentukan dengan watak manusia.
Lantas, apa yang membuat Astrologi dipercaya di abad ke-21?
Milenial dan gen Z masih percaya?
Kamu pernah baca ramalan zodiak di majalah atau di media sosial? Kira-kira, ramalan tersebut sesuai atau malah ngalor ngidul?
Ketenaran zodiak melejit lewat salah satu momentum bersejarah ketika media cetak hingga online di seluruh dunia menciptakan halaman khusus yang memuat pembahasan kepribadian setiap zodiak. Mulai dari yang umum, hingga aspek kesehatan, percintaan, keuangan, dan topik-topik yang berkaitan dengan keseharian lainnya.
Dari sana, tren zodiak di kalangan milenial dan gen Z semakin meningkat. Data dari American Psychological Association pada 2014 menunjukkan bahwa milenial merupakan generasi dengan tingkat stres tertinggi. Alhasil, mereka menggunakan zodiak sebagai salah satu alternatif self healing atau penyembuhan. Studi dari University of Witwatersrand juga menyebut orang dengan kondisi stres dan depresi akan melakukan konsultasi dengan astrologer.
Jeda usia yang pendek membuat buah bibir ini beredar dengan cepat kepada gen Z. Sampai sekarang, generasi ini seolah menjadi pembawa pesan yang efektif dalam menyebarkan zodiak dan astrologi, terutama lewat media sosial.
Sama seperti Gracelyn Estrella, filmmaker yang lahir di masa transisi milenial dan gen Z ini tak jarang mengunggah konten astrologi di media sosial pribadinya. Ia pertama kali mengetahui astrologi dari ramalan zodiak yang ada di majalah. Setelah memiliki akses internet, dirinya semakin banyak membaca dan mencari tahu tentang astrologi.
“Akhirnya bisa tertarik dan percaya itu karena ini intriguing. Kok setelah dibaca, kok bisa ada yang sama, kok ada yang berkaitan,” ucap Gracelyn yang merasa astrologi memperluas wawasannya terhadap kehidupan sosial dan tabiat manusia.
Sepakat dengan Gracelyn, Timothy Joviliano juga merasakan hal yang sama. Bekerja di ranah kreatif yang luas mengharuskannya untuk bertemu dan mengenal banyak orang.
Dengan mengetahui sifat tiap zodiak yang berbeda-beda, ia sadar untuk tidak terlalu banyak overthinking terhadap apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Timothy percaya zodiak itu eksis di dalam kehidupan manusia dan berguna untuk menjadi solusi dalam mengatasi stres di masa digital serba cepat ini.
“Sama seperti kepercayaan lainnya, zodiak itu exist. Memang gue enggak jadiin zodiak sebagai tolok ukur menilai orang, tapi dengan ini gue jadi tahu kalau dunia itu punya banyak kemungkinan. Di tengah dunia yang fast pace kayak gini, zodiak itu jadi solusi untuk sekedar sadar kalau manusia itu bermacam-macam, jadi ga perlu terlalu pikir negatif,” tukas Timothy.
Gracelyn dan Timothy memiliki cara masing-masing untuk mendapatkan informasi tentang zodiak. Gracelyn lebih menyukai situs online, sedangkan Timothy lebih memilih media sosial. Keduanya suka mencari bacaan menarik yang berhubungan dengan kehidupan mereka.
“Gue akan senang untuk mendengarkan traits gue dari perspektif orang lain, sih. Supaya bisa mendengar apa kekurangan gue dan bisa menemukan cara terbaik untuk mengubah hal-hal yang buruk,” tambahnya.
Tahun ini, Spotify menghadirkan podcast eksklusif tentang Zodiak yang akan menambah pengetahuanmu terhadap ke-12 zodiak. Uniknya, Parcast tidak akan hanya membahas ramalan, tetapi juga akan memberikan saran yang pastinya sesuai dengan generasi milenial dan gen Z.
Dalam format audio, pastinya akan semakin memudahkan kamu untuk mendengarkannya sambil bekerja atau mengerjakan tugas kuliah. Tidak peduli berapa usiamu, apa gendermu atau latar belakangmu; bagi kamu yang menyukai astrologi dan zodiak, ini saatnya untuk bersenang-senang dan mendengar insights baru!
Tidak hanya berbicara soal traits yang dimiliki oleh setiap zodiak. Podcast Ramalan Zodiak menyuguhkan “Ramalan Zodiak Hari Ini ”. Seperti namanya, ramalan yang kamu dengar ini diperbarui setiap harinya, lho! Bukan hanya untuk satu zodiak tertentu saja, ramalan masing-masing untuk ke-12 zodiak juga akan dibahas dalam podcast yang terpisah.
Tunggu apa lagi? Dengarkan serial podcast “Ramalan Zodiak Hari Ini” sekarang juga lewat aplikasi Spotify di sini !
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Spotify
