Budaya Titip Absen yang Berakar dari Rasa Malas

24 September 2018 20:33 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelas kosong (Foto: Cal-America/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelas kosong (Foto: Cal-America/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Adakah salah satu dari kalian yang pernah titip absen saat sekolah atau kuliah dulu?
ADVERTISEMENT
Jujur saja, tenang, kita enggak akan nge-judge kalian karena pernah melakukan ini, kok. Nyatanya, ‘budaya’ titip absen ini memang langgeng terjadi karena rasa malas melanda dan adanya teman yang bisa diajak ‘kerjasama’.
Nisa, seorang siswi SMA Negeri di Bekasi ini salah satu contohnya. Dia mengaku cukup keberatan untuk pergi ke sekolah saat hari kejepit, --keadaan yang mengharuskan kamu untuk tetap masuk padahal diapit oleh hari libur sebelum dan setelahnya. Maka dari itu, dia memutuskan untuk tipsen alias titip absen pada temannya.
“Biasanya pas 17 Agustusan tuh, aku kan enggak ikut lomba, terus ‘mager’ aja ke sekolah. Tapi karena wajib absen, yaudah aku tipsen aja,” ujarnya santai.
Nisa menuturkan pada kumparan, dirinya bahkan tidak sungkan untuk bolos kelas salah satu mata pelajaran dan memilih untuk ‘melarikan diri’ ke kantin atau tidur di musala.
ADVERTISEMENT
“Kalo lagi malas masuk kelas, nitip absen alasannya ya ke UKS lah gitu, hehe. Atau kalau hari biasa nih, ya, aku di kantin sih, palingan atau tidur di musala,” tuturnya.
Walau terbilang lumayan sering titip absen, Nisa juga pernah merasa menyesal untuk bolos, terutama jika harus tandatangan sendiri dan ada tugas atau kuis mendadak.
Ilustrasi malas (Foto: MoteOo/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi malas (Foto: MoteOo/Pixabay)
Selain melakukan titip absen, mau dititipkan absen juga menjadi salah satu kebiasaan dari para pelajar, baik di sekolah maupun bangku kuliah. Alasannya bermacam-macam, mulai dari balas budi pada teman, mendapat imbalan, atau hanya karena kasihan saja.
Seperti yang pernah dirasakan oleh Ari, salah satu mahasiswa Fakultas Seni ini pernah secara sukarela mengabsenkan temannya karena merasa kasihan padanya.
ADVERTISEMENT
“Gue lihat malamnya dia begadang ngerjain tugas, terus paginya telat bangun. Jadi dia chat ke gue buat tipsen, yaudah gue absenin aja, soalnya kasihan sama dia,” Ari mengakui.
Dia juga bercerita, sempat merasa sangat gugup saat menjadi ‘joki absen’ temannya karena takut ketahuan oleh dosen. Ari menyebut, cara dosennya mengabsen tersebut masih manual yaitu menyebut nama mahasiswa satu per satu.
Jadi, saat diabsen, Ari mengangkat tangannya dua kali agar terlihat meyakinkan bahwa dia dan temannya benar-benar masuk. Untungnya, saat itu Ari tidak ketahuan basah oleh sang dosen jadi ‘misi mulianya’ menyelamatkan teman yang bolos itu bisa dibilang berhasil.
Meski begitu, Ari tak menampik bahwa dirinya sempat merasa deg-degan dan takut bila ketahuan. Sebab, bila ketahuan sanksinya adalah jatah SKS yang diambil bisa berkurang. Ari juga mengaku enggan untuk menjadi ‘joki absen’ temannya lagi karena takut berdampak pada nilai akademiknya.
ADVERTISEMENT
“Ke depannya gue enggak mau dititipin absen lagi. Suruh dia nitip ke teman yang lain aja, hahaha,” tutup Ari sambil berseloroh.
Nah, dari dua contoh kasus di atas, bagaimana menurut pandanganmu sendiri soal ‘budaya’ titip absen ini? Apakah kamu juga termasuk yang pernah titip absen atau dititipkan absen?