Cerita Rahmad Adi Mahasiswa UM Surabaya yang Dijuluki 'Spiderman Jatim'

10 Juni 2022 8:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahmad Adi mahasiswa UM Surabaya yang dijuluki Spiderman Jatim. Foto: um-surabaya.ac.id
zoom-in-whitePerbesar
Rahmad Adi mahasiswa UM Surabaya yang dijuluki Spiderman Jatim. Foto: um-surabaya.ac.id
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Rahmad Adi Mulyono, dikenal sebagai atlet panjang tebing tim nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Cowok kelahiran Surabaya 31 Oktober 2000 ini merupakan mahasiswa semester 6 UM Surabaya di Program Studi Manajemen yang tercatat sebagai penerima beasiswa atlet.
Dilansir laman UM Surabaya, cowok yang akrab disapa Adi ini telah meraih prestasi dari olahraga yang sudah ia tekuni sejak duduk di bangku kelas 6 SD. Adi juga merupakan anggota di klub panjat dinding Life Sport Climbing Surabaya dengan memiliki spesialisasi di panjat dinding kecepatan.
Adi menjelaskan, pertama kali ia mengikuti olahraga panjat dinding adalah saat duduk di bangku kelas 6 SD pada 2010. Ia pertama kali mengikuti ekstrakurikuler di SDN 1 Mulyorejo, setelah menekuni beberapa pelatihan, ia pun tertarik untuk mengikuti kompetisi.
“Waktu itu saya kurang beruntung karena orang tua tidak mendukung untuk keberangkatan. Sehingga saya ditinggal rombongan. Beruntungnya pada 2013-2014 akhir tahun ada lomba piala KONI kategori speed classic dan itu pertama kalinya saya mendapatkan juara 3,” jelas Adi.
ADVERTISEMENT
Nama Adi pun semakin melejit saat ia menjuarai Kejuaraan Nasional kelompok umur pada 2015. Setelah itu, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mempercayakan Adi untuk tampil di Asian Youth Championship 2017 yang diadakan di Singapura. Namun, Adi belum mendapatkan hasil maksimal di kompetisi tersebut.

Raih Prestasi di Kancah Internasional

Adi yang merupakan mahasiswa penerima beasiswa atlet UM Surabaya ini telah menunjukkan prestasinya baik di kancah nasional maupun internasional. Karena prestasinya ini, ia pun dijuluki sebagai Spiderman Jatim.
Hal ini ia buktikan pada 2019 dengan berhasil meraih medali perunggu untuk nomor perorangan dan medali emas untuk nomor beregu di Asian Youth Championship. Ia juga berhasil meraih medali perunggu di kompetisi Speed Junior Putra IFSC Youth World Championship di Arco, Italia.
ADVERTISEMENT
“Total ada enam orang atlet panjat tebing asal Indonesia yang bertanding di Italia. Sementara, dari Jawa Timur sendiri ada tiga orang termasuk saya,” ungkap Adi.
Di kejuaraan tingkat dunia tersebut, Adi berhasil meraih peringkat tiga setelah menang dengan waktu 5,979 detik, berbanding 8,717 detik dari pemanjat tebing asal Ukraina, Y Tkach. Sementara itu, peringkat satu dan dua diduduki oleh atlet asal Rusia yaitu A Nagaev dan S Rukin.
“Saya mendapat medali perunggu dengan catatan waktu 5,97 detik. Bersaing dengan Ukraina. Sedangkan juara satu dan duanya diraih atlet Rusia,” ujar Adi.
Enggak berhenti di situ, Adi juga berhasil meraih medali emas di IFSC Connected Speed Knockout pada 2020. Selanjutnya, di 2022, Adi meraih medali perunggu nomor speed dalam seri Piala Dunia Panjat Tebing yang diselenggarakan di Jungnang Sport Climbing Stadium, Seoul, Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Adi merupakan kebanggaan yang mewakili Indonesia yang berhasil mengalahkan Ludovico Fossali asal Italia dalam laga perebutan medali perunggu dengan catatan waktu 5,58 detik.
“Untuk ke depannya, saya akan fokus di 2 target kemenangan yaitu Asia Games 2022 dan Olimpiade Paris 2024,” ungkap Adi.
Ia juga menjelaskan dengan berlatih dengan tekun, ia mengaku siap untuk bersaing dengan para seniornya agar terus dapat berprestasi di level internasional.

Keluarga Miliki Peran Penting

Kesuksesan yang diraih Adi hingga hari ini menurutnya adalah berkah restu dan juga doa dari orang tua. Kesuksesan yang dicapai seorang anak enggak lepas dari peran orang tua terutama doa.
“Doa orang tua adalah yang paling mustajab. Terutama doa seorang ibu karena doa ibu kepada anaknya mampu menembus langit,” tutur Adi.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan bahwa keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang sang anak. Adi yang berasal dari keluarga sederhana merasa sangat bersyukur telah dilahirkan dari keluarga yang sadar akan pentingnya pendidikan.
“Ibu saya berpesan, meskipun saya sebagai atlet, saya harus tetap fokus dengan pendidikan. Bersyukur sekali UM Surabaya hadir sebagai kampus yang peduli dengan pendidikan para atlet. Sangat senang karena UM Surabaya memberikan beasiswa penuh oleh sebab itu saya akan selalu berusaha memberikan yang terbaik,” tutup Adi.
Laporan Afifa Inak