Coca-Cola Luncurkan Botol rPET, Wujud Komitmen Kurangi Sampah Plastik

11 Juli 2023 10:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coca-Cola meluncurkan botol rPET. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Coca-Cola meluncurkan botol rPET. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Coca-Cola telah mengambil langkah maju dalam komitmen mereka untuk mengurangi dampak lingkungan dengan meluncurkan kemasan botol yang terbuat dari 100 persen plastik PET daur ulang alias (rPET), tidak termasuk tutup dan label, yang pertama di Indonesia. Dengan penggunaan botol rPET, perusahaan telah mengurangi ketergantungan pada plastik baru sehingga membantu menurunkan emisi karbon dalam proses produksinya.
Menurut Presiden Direktur Coca-Cola Indonesia, Julio Lopez, dengan meluncurkan botol rPET, perusahaan dapat berkontribusi pada pengurangan sampah plastik, melindungi lingkungan, sekaligus mendukung ekonomi sirkular loop tertutup. Saat ini, kemasan rPET sudah tersedia dalam beberapa merek seperti Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dalam kemasan 390ml, dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425ml.
"Kami dengan bangga menyatakan bahwa satu dari setiap tiga botol yang ada di pasar Indonesia sekarang terbuat dari 100 persen plastik rPET (daur ulang), dibuat secara lokal di Amandina Bumi Nusantara, pabrik daur ulang yang didirikan oleh mitra pembotolan kami Coca-Cola Europacific Partners Indonesia bersama Dynapack Asia," kata Julio saat peluncuran botol rPET di Gandaria City, Jumat (16/6).
Untuk memperkuat ekonomi sirkular, Coca-Cola juga telah meluncurkan kampanye ‘Dari Botol Jadi Botol’ yaitu cara mengubah botol plastik bekas menjadi bahan baku untuk pembuatan botol plastik yang baru. Lewat kampanye ini, Coca-Cola ingin secara aktif melibatkan konsumen untuk daur ulang sekaligus membangun kesadaran tentang potensi dari mengubah botol plastik menjadi baru.
"Di Coca-Cola, kami menyadari urgensi dan kompleksitas tantangan sampah plastik di Indonesia. Tidak ada entitas tunggal yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Kami berkomitmen untuk menawarkan desain kemasan, pengumpulan, dan sistem daur ulang yang inovatif serta menjalin aliansi strategis dengan para pemangku kepentingan—termasuk lembaga pemerintah, mitra industri, dan organisasi lokal—untuk mendorong ekonomi sirkular di Indonesia,” beber Julio.
Peluncuran botol rPET di Gandaria City Mall, Jumat (17/6/2023). Foto: Nurlaela/kumparan
Botol rPET Coca-Cola ini diproduksi oleh Amandina Bumi Nusantara, perusahaan yang didirikan lewat kemitraan antara Coca-Cola Europacific Partner Indonesia bersama Dynapack Asia. Pabrik yang ada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, itu dapat mengubah botol PET bekas pakai (pascakonsumsi) yang bersumber dari pasokan lokal menjadi botol baru untuk merek Coca-Cola.
Director of Public Affairs, Communications and Sustainability PT. Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo, mengatakan bahwa botol rPET sangat dibutuhkan di industri daur ulang karena lebih mudah diubah menjadi benda lain yang lebih berguna, sehingga dapat menggerakkan ekonomi sirkular.
“Kalau botol bening itu kegunaannya macam-macam. Bisa jadi botol lagi, bisa jadi tekstil, itu kan tanpa warna, jadi lebih fleksibel harga di tingkat pemulung lebih tinggi,” ujar Tri saat ditemui di lokasi acara.
Senada dengan Tri, VP Public Affairs, Communication, and Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia & Papua New Guinea, Lucia Karina, menyebut penggunaan botol plastik rPET ini sekaligus mewujudkan komitmen perusahaan terhadap visi World Without Waste yaitu membantu mengumpulkan dan mendaur ulang botol-botol yang telah digunakan. Hingga 2022, perusahaan sudah mengurangi penggunaan plastik sebanyak 23,6 persen.
“Kami juga sudah membuat semua 100 persen recyclable dan kami berharap pada 2030 kami sudah bisa mengumpulkan semua kemasan kami itu 100 persen dari nilai plastik yang kami pakai. Mudah-mudahan di 2025, 50 persen dari produk yang dipakai,” beber Karina.
Untuk mewujudkan ekonomi sirkular, Karina bilang dibutuhkan kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Sebab, kolaborasi ini merupakan DNA dari pengelolaan sampah di Indonesia.
“Dengan kolaborasi sembilan pemangku kepentingan utama, kita mendorong percepatan implementasi ekonomi sirkular yang berakar kuat pada semangat gotong-royong bangsa Indonesia,” kata Karina.
Upaya Coca-Cola dalam menggunakan botol rPET demi mengurangi penggunaan sampah plastik ini pun didukung oleh pemerintah. Menurut Kasubdit Tata Laksana Produsen, Direktorat Pengelola Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ujang Solihin Sidik, dukungan pemerintah tertuang dalam Peraturan Menteri LHK No. P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen yang diterbitkan pada 19 Desember 2019.
“Jadi kami yakin dengan peraturan itu. Emang peraturannya belum sempurna masih butuh teknik guidance tapi paling tidak pemerintah sudah menetapkan, secara legal sudah disiapkan oleh pemerintah,” ungkap Ujang Solihin.
Dalam peluncuran botol 100 persen rPET di Indonesia, Coca-Cola mengadakan acara selama dua hari di Piazza, Gandaria City Mall, Lantai Dasar, dari tanggal 16-17 Juni 2023. Acara yang menarik dan informatif ini menampilkan berbagai kegiatan yang dirancang untuk menginspirasi tindakan publik yang lebih luas menuju ekonomi sirkular dan kehidupan berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan ini berfungsi untuk menyatukan dan mengingatkan konsumen tentang pentingnya mendaur ulang botol plastik bekas pakai (pascakonsumsi) serta mendukung dalam upaya #JagaIndonesia. Coca-Cola percaya bahwa bersama-sama, kita dapat membuat dampak yang signifikan dalam melestarikan lingkungan kita untuk generasi mendatang.