Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sarwa baru akan dirilis pada Jumat (10/11). Meski ini tentang single sendu, Danilla bercerita bahwa ia menciptakan lagu tersebut justru saat sedang baik-baik saja, tapi atmosfer Yogyakarta, kota yang selalu mampu menumbuhkan rusuk sentimental baginya itu membuat ia kesepian.
Saat itu Danilla memang tengah berada di Yogyakarta selama sebulan untuk keperluan syuting film layar lebar Losmen Bu Broto di mana ia turut membawa sebuah gitar nilon bersamanya. Beberapa tahun sebelumnya, sebagai latar penciptaan, Danilla juga sempat tersambar berita fitnah yang dicemoohkan oleh lingkaran pertemanan internalnya.
Di Yogyakarta, di tengah kesendirian yang melanda ia menemukan dirinya belum sepenuhnya bisa sembuh dari luka kebohongan tersebut. Alhasil, petikan jemarinya menuntun bait demi bait lantunan kepedihan, gundah gulana selamanya; mood alami seorang Danilla setiap kali ia terjebak dalam kesendirian.
ADVERTISEMENT
“Pas menulisnya gue membayangkan hal-hal sedih yang pernah menimpa gue. Sarwa sebuah pernyataan tentang perasaan legowo. Seperti tampilan visualnya: foto gue tanpa polesan kosmetik, yang bisa diartikan dengan ikhlas, lagu ini datang telanjang tanpa ekspektasi apa-apa,” kata Danilla dalam siaran tertulisnya, Kamis (9/11).
Pemilihan judul Sarwa sendiri memaknai kebutuhan akan langkah itu. “Kalau hati sudah sakit mending kita serahkan saja, entah sisi baik maupun buruk, taruh semuanya di atas meja. Jangan terlalu lama disimpan karena begitu kita mampu melepaskannya, nanti pasti ada hal baru yang lebih menarik hadir menyambut," ungkapnya.
Meski lagu ini ditulis di 2021, tapi secara aransemen proses pengerjaannya dilakukan pada pertengahan 2023 ini, merekam dengan gubahan orkestra murni tanpa piano yang meresonansi karakter jazz bariton khas Danilla. Sebuah eksperimen baru yang belum pernah dilakukan terdahulu.
ADVERTISEMENT
Penata musik diserahkan kepada Aldi Nada Permana, sosok di balik album-album dari Afgan, Ardhito Pramono, dan Gamaliel. Sementara bangku produser masih diduduki Lafa Pratomo, kolaborator Danilla semenjak pertama kali mulai berkarier.
“Keanggunan Danilla terletak di kegelapan dirinya. Itu sudah menjadi keunggulannya, Sarwa memperlihatkan wajah aslinya sebagai seorang penyanyi,” ujar Lafa Pratomo.
Single Sarwa memantik proyeksi musikalitas Danilla ke depan dengan aura sinematis dan melodi yang bernuansa noir, puitis seperti sedia kala dirinya. Sejauh ini sejumlah lagu untuk album selanjutnya sudah dipersiapkan dalam bentuk mentah.
“Tapi waktu didengarkan lagi, kok sendu semua ya? Jadi bisa dibilang mungkin di album baru nanti tidak jauh dari Sarwa temperamennya,” ucap Danilla.
Pelantun lagu Senja di Ambang Pilu ini mempersembahkan Sarwa sebagai lampu penerang bagi orang-orang yang masih bergelut, sulit keluar dari sakit hati yang mereka rasakan.
ADVERTISEMENT
“Lagu ini menjadi panggilan buat kalian yang terserang kepedihan mendalam untuk dapat mengikhlaskan semuanya. Gue pernah ada di posisi itu, dan begitu kita bisa menerimanya segala sesuatu akan kembali baik- baik saja,” tutup Danilla.