Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ajang kontestasi karya musik dan seni visual bertajuk Dare To Be The Next Superstar (DTBTNS) season 2 sudah ditutup pada Senin (14/3). Saat ini, DTBTNS season 2 memasuki tahap penjurian.
ADVERTISEMENT
Karya-karya yang sudah masuk itu akan dinilai oleh para juri yang terdiri dari Rekti Yoewono, Ronald Steven, dan Nadia Yustina di kategori musik. Sementara untuk kategori visual dan art akan dinilai Oom Leo, Popo Mangun, Hana Madness, Bunga Fatia, dan Streoflow.
Perwakilan Supermusic, Nathaniel W Utomo, mengatakan dalam fase penjurian ini akan terjadi proses seleksi dan kurasi karya peserta oleh para juri. Dari ratusan karya para finalis tersebut nantinya dikurasi dan akan mengikuti sesi coaching bersama para expert di masing-masing kategori.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya untuk setiap karya yang telah disubmit mengikuti DTBTNS Season 2 ini. Meski proses submission sempat kami perpanjang karena situasi pandemi, namun ini justru memunculkan lebih banyak karya-karya yang menarik dan berkualitas di setiap kategori. Kami berharap proses penjurian bersama para expert selanjutnya dapat memberikan beragam insight yang positif bagi para finalis,” ujar perwakilan Supermusic, Nathaniel W Utomo, dalam siaran tertulis, Selasa (15/3).
ADVERTISEMENT
Selain itu, vokalis The SIGIT, Rekti Yoewono, berharap karya-karya para finalis bisa menjadi angin segar bagi dunia musik Indonesia ke depan. Ia menyebut, para musisi muda berbakat ini perlu terus didorong agar semakin dikenal luas dan memiliki kesempatan berkembang.
“Banyaknya jumlah submission bisa jadi karena adanya peningkatan keberanian para pegiat musik untuk menampilkan karya. Saya rasa itu hal yang bagus, apalagi di DTBTNS Season 2 ini karyanya semakin variatif banget. Seingat saya DTBTNS tahun lalu didominasi oleh musik pop, pop punk dan rock. Tahun ini saya perhatikan ada banyak band metal, bahkan ada musik electronic juga,” ungkap Rekti.
Rekti menambahkan, karya yang semakin beragam dan berkualitas di Dare To Be The Next Superstar Season 2 membuat para juri tertantang dan menjadi ekstra selektif untuk mengkurasi karya terbaik dari yang terbaik. Tak dipungkiri pula jika nantinya akan terjadi perdebatan alot di kursi juri.
ADVERTISEMENT
“Cukup menantang buat para juri sepertinya, ya. Saya sebisa mungkin tidak bias terhadap genre musik yang saya gemari saja. Untungnya banyak talenta menarik yang punya potensi untuk bisa dinikmati khalayak, tanpa memandang aliran musiknya,” ucap Rekti.
Hal senada diungkapkan Oom Leo, pria bernama asli Narpati Awangga ini mengaku harus menguras energi dan pikiran saat menilai karya-karya visual art yang kualitasnya di atas rata-rata.
“Antusiasme para peserta sangat luar biasa. Banyak yang cukup menyita perhatian, baik dari segi teknis, konsep, dan ide, serta artistik yang mengagumkan. Enggak cuma satu atau dua karya, banyak yang bikin gue kelimpungan untuk memilih kandidat juara DTBTNS Season 2 ini,” ujar Oom Leo.
Sementara itu, salah satu peserta dari kategori musik , Wantang, mengatakan bahwa DTBTNS Season 2 adalah ajang yang tepat untuk musisi pendatang baru untuk menjadi the next rising star. Duo asal Jakarta menyebut DTBTNS menjadi wadah aspirasi, sarana komunikasi, dan berekspresi bagi seniman-seniman muda, khususnya di bidang musik dan visual art.
ADVERTISEMENT
“Aku salut dengan acara DTBTNS. Karena musisi memang butuh wadah untuk nunjukin karya mereka. Supermusic sebagai penyelenggara juga menilai peserta as a whole package, dari mulai karyanya itu sendiri sampai bagaimana perform secara live membawakan karya mereka. Di ajang ini, Wantang ingin membangkitkan kembali RnB lewat karya kami, dengan ciri khasnya ada part rap di setiap lagu yang terinspirasi dari K-Hip Hop dan K-RnB,” kata Bintang.
Sedangkan peserta dari kategori visual art, Evelyn Kosasih, mengungkapkan DTBTNS season 2 ini sebagai medium untuk mengeksplor kemampuan diri dengan tema yang challenging. Visual artist asal Bali dengan style expressionism ini berharap dapat merebut hati para juri dan lolos ke tahap penjurian.
“Dengan adanya coaching di fase penjurian nanti tentunya sangat bermanfaat untuk ajang sharing antar seniman, karena ketika saling menginspirasi itu sangat bagus dan harganya mahal banget sih. Apreciate banget sama Supermusic yang memberi wadah seperti ini karena bukan cuma hadiah aja yang penting, tapi juga ilmunya,” ujar Evelyn.
ADVERTISEMENT