Dear Anak Muda, Yuk Jalani Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Autoimun

21 September 2022 10:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi olahraga sambil menggunakan masker. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga sambil menggunakan masker. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap manusia memiliki sistem kekebalan tubuh (sistem imun) yang bekerja sistematis mencari dan menghancurkan 'agen' yang berpotensi menyerang kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
Pada situasi normal sistem imun ini dapat mengenali sel tubuh dan atau sel asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia.
Masalah kesehatan ini sepatutnya juga dipahami para anak muda yang biasanya menyepelekan gaya hidup sehat. Pasalnya, potensi terkena autoimun juga bisa dialami anak muda yang kerap mengkonsumsi alkohol, merokok, hingga makan makanan penyebab obesitas.
Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang, dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM. Ia mengatakan, penyakit autoimun sebenarnya belum teridentifikasi secara pasti penyebabnya.
Ilustrasi laki-laki minum alkohol Foto: dok.shutterstock
Namun terdata jelas seperti layaknya penyakit-penyakit lain, faktor penyebab cenderung dikarenakan faktor Genetik (keturunan), lingkungan tempat tinggal, gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perubahan hormon dan Infeksi.
ADVERTISEMENT
"Merokok tembakau, konsumsi alkohol dan adanya obesitas dan atau penyakit penyerta lain merupakan faktor risiko. Data valid pun menunjukkan adanya faktor resiko tinggi pada wanita rentan usia 20-50 tahun," ujarnya, Rabu (21/9).
Menurut dr Masdianto, penyakit autoimun merupakan sistem imun yang mengubah targetnya dan menyerang sejumlah sel tubuh dengan melepaskan protein (autoantibodi). Hampir semua organ didalam tubuh manusia dapat menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun.
"Ada lebih dari 100 jenis keluhan penyakit yang dapat dikategorikan kumpulan penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ. Sementara ada pula dampak dari autoimun ini yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh," tutur dr. Masdianto.
Penyakit Autoimun bahkan dimulai dengan sejumlah gejala ringan, misalnya kelelahan, pegal otot, demam ringan dan lainnya. Namun gejala ini berkepanjangan atau dalam kurun waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT

Pencegahan dan Pengobatan Autoimun

Ilustrasi penyakit autoimun. Foto: Shutterstock
dr. Masdianto mengatakan, pencegahan autoimun dapat dengan melakukan pemeriksaan 'Immune Risk' yaitu pemeriksaan genomik, yaitu mengidentifikasi berdasarkan faktor genomik seseorang dengan mengacu pada faktor risiko kepada penyakit autoimun.
Dia mengingatkan dalam pencegahannya, dilengkapi dengan perbaikan faktor lingkungan tempat tinggal dan perbaikan gaya hidup yang sehat sebagai pencegahan terbaik terhadap penyakit autoimun.
Di awal pencegahan autoimun, dokter akan mendiagnosa penyakit ini tentunya diawali dengan wawancara, pemeriksaan fisik, tes ANA (antinuclear antibodi) yang berfungsi mengetahui aktivitas antibodi yang menyerang tubuh dan dilanjutkan melakukan tes Autoantibody untuk mendeteksi karateristik antibodi dalam tubuh, tes darah, dan lainnya.
"Pahami bahwa sebagian besar atau banyak keluhan penyakit autoimun belum dapat disembuhkan dengan obat. Akan tetapi apabila gejala timbul dapat diringankan dan dicegah agar tidak memburuk atau flare. Pengobatannya pun akan merujuk kepada penyakit yang diderita pasien," terang dr. Masdianto.
Ilustrasi makanan sehat. Foto: kitzcorner/Shutterstock
dr. Masdianto mengatakan, penyakit autoimun sangat bisa berkomplikasi serius ke penyakit atau keluhan seperti jantung, kerusakan syaraf atau hati, ginjal, depresi atau gangguan kecemasan.
ADVERTISEMENT
Bagi wanita yang terdiagnosis autoimun dengan rencana kehamilan, umumnya mengacu data soal kondisi 6 bulan yang stabil, kemudian dokter akan mengizinkan untuk melanjutkan proses kehamilan. Namun dokter tetap akan menjelaskan tiga kemungkinan penyakit autoimun yang diderita selama kehamilan yaitu terjadi perburukan, stabil atau sama saja, dan tentunya terjadinya perbaikan karena kehamilannya.
dr. Masdianto kembali mengingatkan meski pencegahan penyakit autoimun secara medis dapat dilakukan, namun pencegahan terbaik adalah menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga.
Upaya ini juga dilengkapi dengan konsultasi atau pemeriksaan secara berkala melalui deteksi 'immunerisk' yang direkomendasikan untuk menghindari keluhan penyakit automin dan komplikasinya.

Jenis Penyakit Autoimun

Ilustrasi penyakit autoimun. Foto: Shutterstock
Banyak jenis jaringan dan hampir semua organ dalam tubuh bisa menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun dan lebih dari 100 penyakit autoimun yang dibedakan dalam dua jenis.
ADVERTISEMENT
Di antara lebih dari 100 penyakit autoimun, terdapat tujuh penyakit yang paling umum dikeluhkan, yaitu:
ADVERTISEMENT