Dear Fresh Graduate, Jangan Terjebak 3 Kesalahan Ini ketika Terima Gaji Pertama

12 Juli 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaji pertama turun, jangan sampai lakukan 3 kesalahan ini! Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Gaji pertama turun, jangan sampai lakukan 3 kesalahan ini! Foto: Shutterstock.
Semakin bertambahnya usia, semakin banyak juga dilema dan permasalahan yang akan kita hadapi, sama seperti yang dialami oleh fresh graduate. Alasannya beragam, mulai mengelola keuangan secara mandiri, hingga menahan diri supaya tak boros ketika baru mendapatkan gaji pertama.
Ya, ketika baru saja lulus dari bangku perkuliahan dan masuk ke dunia kerja secara mandiri, kita merasa terdapat tanggung jawab untuk tidak lagi membebankan keuangan orang tua. Bukan hanya itu, kita juga merasa bebas karena telah berpenghasilan.
Lalu muncul pemikiran untuk segera membalas budi orang tua, atau terjebak “budaya” traktir di kantor bagi mereka yang pertama kali mendapat gaji pertama. Namun, apakah semua hal ini harus benar-benar dilakukan?
Nah, sebelum dilema yang muncul malah membuat tindakan kita keliru, simak beberapa kesalahan yang sering dilakukan fresh graduate ketika menerima gaji pertama. Jangan sampai mengikuti kesalahan yang sama, ya!

1. Merasa “harus” menyerahkan gaji atau memberi hadiah kepada orang tua

Ketika gaji pertama, apakah kita harus memberikan hadiah kepada orang tua? Foto: Shutterstock.
Sebenarnya tidak salah jika kamu ingin memberikan sejumlah uang atau hadiah kepada orang tua sebagai bentuk ucapan “terima kasih” atas dukungan mereka selama ini. Namun, pastikan hitungannya realistis. Sebelum memberikan sejumlah penghasilan kepada orang tua, cobalah prinsip pengelolaan keuangan 50-20-30 yang disarankan oleh Elizabeth Warren, seorang profesor dan pakar keuangan Harvard University.
Sebanyak 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, biaya cicilan, pulsa, internet, dan tagihan lainnya. Lalu 20 persen untuk tabungan dan investasi. Sedangkan 30 persen sisanya untuk dana “hiburan”.
Sebaiknya, uang atau hadiah yang ingin diberikan kepada orang tua tidak sampai mengambil jatah biaya hidup. Misalnya, kamu bisa memberikan hadiah kepada orang tua sebesar 15 persen dari dana hiburan.
Meskipun demikian, tetap utamakan kebutuhan yang sifatnya lebih genting dan mendasar. Sebenarnya, memberi uang atau hadiah kepada orang tua saat gaji pertama itu bukan sebuah kewajiban, kok!

2. Keinginan dan gengsi untuk traktir teman atau kekasih

Yuk, tahan gengsi dan berikan pengertian ke teman atau pasangan soal kondisi keuanganmu. Foto: Shutterstock.
Kesalahan berikutnya yang sering dilakukan oleh fresh graduate adalah keinginan untuk mentraktir teman dan juga kekasihnya. Hal ini sering ditemukan pada gaya hidup urban.
Traktiran yang diberikan juga tak tanggung-tanggung. Demi memenuhi hasrat dan gengsi, biasanya fresh graduate biasanya cenderung menuruti permintaan teman atau kekasihnya. Belum lagi bagi para perantau yang sedang berusaha untuk “fit in” di lingkungan baru.
Sesungguhnya, keinginan ini tidak salah bila didampingi oleh pemikiran realistis. Jika penggunaan uang sudah berlebihan, berarti perbuatanmu sudah terbilang tidak bertanggung jawab. Tentunya hal ini dapat menyusahkan diri sendiri di kemudian hari.

3. Niat menabung yang akhirnya hanya jadi wacana

Kebanyakan fresh graduate terjebak dalam kedua kesalahan di atas, sehingga menabung akhirnya hanya menjadi sekadar wacana. Karenanya, mulai menabung dengan konsisten adalah langkah yang tepat untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
Dalam menentukan berapa jumlah uang yang harus ditabung, kamu harus membuat rencana keuangan (financial planning) yang berisi estimasi pengeluaran dan kemungkinan terburuk untuk satu periode ke depan. Kemungkinan terburuk bisa saja sakit atau dipecat, sehingga membutuhkan banyak biaya. Biaya inilah yang biasa dimaksud dana darurat.
Tak perlu muluk-muluk mengumpulkan dana darurat jutaan rupiah setiap bulan. Sebagai langkah awal, kamu bisa mulai dengan jumlah yang lebih kecil. Mungkin sama seperti yang disarankan pada poin pertama, yakni minimal sebesar 20 persen.
Berikutnya, tentukan tempat menabung yang bisa mendukung rencana keuangan berjalan mulus. Karena kebiasaan menabung fresh graduate mengikuti siklus gajian, berarti kamu bisa mengambil sistem tabungan berjangka; Kantong Terkunci dari Jago, misalnya.
Pernah dengar soal "Kantong Terkunci" dari Jago? Cocok untuk fresh graduate! Foto: Shutterstock.
Seperti namanya, Kantong Terkunci merupakan tabungan berjangka yang dapat menyimpan dana tabungan dalam periode waktu tertentu, sesuai dengan preferensi. Walaupun mirip deposito, Kantong Terkunci spesial karena tak memerlukan biaya yang besar, cukup mulai dengan Rp 100 ribu saja.
Periode penguncian dana juga berlangsung singkat, dimulai dari 14 hari. Sehingga, kamu tidak perlu takut bila tiba-tiba harus mengambil uang karena urusan mendadak. Selain itu, Kantong Terkunci juga bisa ditambahkan (top-up) kapan saja.
Dengan fleksibilitas dan kemudahan ini, kamu pun masih tetap mendapatkan tambahan suku bunga hingga 4 persen (p.a.) per tahun dari jumlah tabunganmu. Sungguh menguntungkan, bukan?
Masih banyak keunggulan dan fitur tambahan jika kamu membuka tabungan di Jago. Mulai dari rencana transfer rutin otomatis pada fitur Plan Ahead, memisahkan pengeluaran pada kantong-kantong terpisah lewat Kantong Jago, dan menabung bersama anggota keluarga atau pasangan di fitur Kantong Bersama.
Kenyamanan menabung kamu juga senantiasa terjaga karena Jago diawasi oleh OJK dan telah bergabung sebagai peserta Lembaga Penjamin Simpanan. Jadi, transaksi apa pun terjamin keamanannya, sekalipun dilakukan hanya melalui smartphone.
Fresh graduate, kini waktunya untuk mulai beralih ke Jago, tempat menabung yang bisa buat kamu semakin jago mengatur keuangan! Info lengkap tentang produk perbankan dan promo lainnya, lihat di sini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Jago