Eco-Friendly Architecture Bantu Ciptakan Lingkungan Berkelanjutan

8 Juni 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 1 Juli 2024 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manshausen Island  Foto: Dok. Booking.com
zoom-in-whitePerbesar
Manshausen Island Foto: Dok. Booking.com
ADVERTISEMENT
Kehadiran inovasi dalam arsitektur ramah lingkungan adalah jawaban atas kebutuhan solusi berkelanjutan dalam pembangunan.
ADVERTISEMENT
Kesadaran yang meningkat akan dampak lingkungan mendorong industri arsitektur untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dalam karya-karyanya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang, serta kolaborasi berbagai pihak, diharapkan inovasi arsitektur ramah lingkungan menjadi solusi efektif dan praktis untuk menciptakan lingkungan berkelanjutan di masa depan.
Menyikapi hal tersebut, dalam momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap 5 Juni, yang ditetapkan Majelis Umum PBB saat Konferensi Stockholm 1972, Ecobuild Green Building Consultant mengadakan talkshow nasional dengan tema "Innovations in Eco-Friendly Architecture", Rabu (5/6).
Talkshow ini diselenggarakan secara online dan diikuti lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk praktisi, akademisi, perusahaan, hingga pihak pemerintah.
Talkshow ini mengundang narasumber yang membagikan tren dan insight terkini tentang inovasi arsitektur dalam bangunan hijau ramah lingkungan. Diantara para peserta yang hadir diantaranya Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Georgius Budi Y, Managing Director & Principal Architect URBANE Reza A. Nurtjahja, CEO Ecobuild Green Building Consultant Wiza Hidayat, Dosen Universitas Udayana Ngakan Ketut Acwin Dwijendra.
Pengunjung melihat maket bangunan arsitektur dan digital video mapping saat pameran Indonesian Architects Week 2021 di Kala.Kini.Nanti Paris Van Java, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/11/2021). Foto: M Agung Rajasa/Antara Foto
Wiza Hidayat selaku CEO Ecobuild Green Building Consultant menekankan bahwa bumi merupakan warisan estafet yang harus diteruskan sampai generasi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu sektor bangunan hijau memiliki dampak yang signifikan untuk terwujudnya nol emisi karbon, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama demi menyelamatkan bumi untuk keturunan kita mendatang.
“Bahwasannya bumi ini tidak diwariskan dari nenek moyang kita, tapi sebenarnya kita hanya meminjam dari anak cucu kita. Sektor bangunan itu menjadi salah satu sektor yang cukup signifikan dampaknya, tentunya ini menjadi kerjasama kita semua untuk bisa menuju net zero emissions dan menyelamatkan bumi untuk kita wariskan ke anak cucu kita berikutnya,” papar Wiza.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia Georgius Budi Yulianto, atau yang akrab disapa Boegar, menyampaikan bahwa pegiat eco-friendly sudah harus mendorong program sustainable architecture & development untuk terus dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
ADVERTISEMENT
“Saya rasa kita harus terus tergiat meng-encourage teman-teman (pegiat eco friendly) untuk terus memahami bahwa eco friendly ini bagian dari program sustainable architecture dan sustainable development yang sudah menjadi kehidupan kita keseharian,” tutur Budi Yulianto.
Ilustrasi upaya menjaga lingkungan. Foto: Chokniti Khongchum/Shutterstock
Reza A. Nurtjahja menjelaskan eco-friendly architecture menjadi sikap dalam mendesain sebuah bangunan. Dengan menganggap desain bangunan hijau sebagai attitude diharapkan bumi ini terus lestari.
“Pengetahuan atau skill tentang eco-friendly architecture harus menjadi attitude, hal yang paling mendasar ketika kita mendesain, jadi bukan suatu keharusan atau obligasi yang harus kita ikuti tapi attitude. Mungkin dengan menganggap sebagai attitude, kita harapkan bumi bisa terselamatkan,” kata Reza.
Sementara itu, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra menegaskan green building merupakan sebuah keharusan bukan pilihan, sebagai upaya menyelamatkan bumi untuk keturunan kita mendatang.
ADVERTISEMENT
“Bumi kita sedang tidak baik-baik saja, sehingga green building merupakan sebuah keharusan, green building is a must, not an option," ungkapnya.
"Para leluhur kita sudah bertanggung jawab terhadap bumi dan tugas kita generasi sekarang, meneruskan menyelamatkan bumi ini untuk keberlangsungan anak cucu dan generasi kita secara berkelanjutan. Setiap napas kita, setiap langkah kita, setiap goresan tangan kita adalah menuju kesinambungan keselamatan bumi kita semua,” imbuhnya.
Tidak hanya mengadakan talkshow yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ecobuild Green Building Consultant juga mengajak peserta talkshow untuk berkontribusi secara langsung dengan cara berdonasi pada program "Plant The Tree With Ecobuild" untuk mendukung sustainability.
Program ini mengajak masyarakat untuk ikut menanam pohon Mangrove Rhizophora di Desa Bedono, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, bekerja sama dengan LindungiHutan.com. Program ini berlangsung pada 5 - 19 Juni 2024, dengan target menanam 1.000 pohon.
ADVERTISEMENT