Esai Foto: Kembali ke Trek Balap Tamiya, Mencari Kepingan Nostalgia yang Pudar

4 Desember 2022 9:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Di era tahun 90an, balapan mobil Tamiya menjamur disetiap mall di kota-kota besar di Indonesia. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Di era tahun 90an, balapan mobil Tamiya menjamur disetiap mall di kota-kota besar di Indonesia. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi penggemar anime asal Jepang berjudul Let’s and Go pasti sudah tidak asing lagi dengan mainan Mini 4WD atau biasa disebut Tamiya. Mainan mobil balap yang pertama kali dibuat pada era 1980-an menjadi pilihan utama bagi anak-anak era 90-an.
ADVERTISEMENT
Film yang menceritakan sejumlah anak yang menggemari balapan Tamiya menjadi wabah tersendiri bagi anak-anak di era itu. Sejumlah mobil balap Tamiya dengan karakter di film anime tersebut hingga mobil Tamiya rakitan menjadi sebuah harga diri bagi pemiliknya.
Trek balap Tamiya memiliki sejumlah tingkat kesulitan untuk dilewati mobil balap Tamiya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sejumlah mal di setiap Kota besar di Indonesia mengadakan adu balap Tamiya dengan sejumlah trek berbagai macam tingkat kesulitan.
Para pembalap pasti sudah membuat zona nya sendiri baik individu maupun group. Setiap komponen harus penuh perhitungan serta pertimbangan dengan matang agar mobil Tamiya tetap memiliki kecepatan serta keseimbangan di setiap trek yang akan dilibasnya.
Tidak hanya kecepatan saja, seorang pembalap Tamiya juga harus paham dengan bobot serta keseimbangan pada mobil balapnya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hal tersebut dirasakan oleh Agus (30) seorang peserta balapan Tamiya asal Bandung. Dia bercerita bahwa rela meninggalkan kampung halamannya demi bisa lebih dekat dengan hobinya. Selain aktif dalam berbagai acara balap, kini Agus bekerja sebagai penjaga toko perlengkapan Tamiya di Pondok Gede, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Agus, bermain Tamiya Mini 4WD itu sangat mengasyikkan. Tidak hanya saat balapan, memodifikasi Tamiya pun menjadi keseruan tersendiri. Ia mengaku jadi pehobi Tamiya sejak tahun 2009, hingga akhirnya mahir memodifikasi dan mengutak-atik bagian komponennya seperti dinamo, sasis dan juga ban.
Agus (30) rela meninggalkan kampung halamannya demi bisa lebih dekat dengan hobi balap Tamiya yang dilakoni dari tahun 2009. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dia menuturkan, bagi pemula yang ingin menggeluti hobi ini sekaligus bernostalgia terhadap masa kecil mereka juga tidak perlu mengeluarkan modal yang besar di awal, berkisar antara Rp 150.000-250.000 dengan mobil yang standar.
Tidak seperti dulu di dekade 90-an, saat ini untuk mendapatkan part miniatur mobil rakitan ini juga sangat mudah karena ada banyak penjualnya yang menjajakan mobil balap Tamiya Mini 4WD baik secara online maupun offline di setiap daerah di Indonesia.
Laju mobil balap Tamiya saat beradu kecepatan di trak Pondok Gede, Bekasi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dari segi pasokan, dia menuturkan ada beberapa distributor besar part mini 4WD, yang bisa dihitung dengan jari. Tapi banyak juga pedagang-pedagang yang impor sendiri part-part dari luar untuk di jual lagi di Indonesia dengan harga yang bersaing.
ADVERTISEMENT
Industri mini 4WD di Indonesia sendiri terdiri dari banyak kalangan, mulai dari distributor, pedagang retail offline, pedagang online, penyelenggara balap, builder mini 4WD, serta bengkel atau workshop.
Para penggemar mobil balap Tamiya pastinya memiliki kesenangan tersendiri saat merakit dan menciptakan mobil balapnya sendiri. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Karena antusiasmenya yang mulai berkembang inilah, akhirnya banyak toko-toko atau distributor mini 4WD yang mulai menjamur di beberapa kota demi meladeni keinginan pehobi Tamiya dalam mencari spare part yang dibutuhkan.
Di kota-kota besar, khususnya Jakarta, belakangan hobi merakit mainan asal Jepang ini juga mulai dilombakan dalam bentuk kejuaraan, baik oleh komunitas atau organisasi resmi seperti Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Setiap pembalap terus berusaha mencatatkan waktu dengan baik untuk memenangkan disetiap perlombaan adu balap Tamiya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan