Fakta Memilukan di Balik Asal Usul Sailor Moon

25 Desember 2020 19:05 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sailor Moon dok YouTube Sailor Moon Official
zoom-in-whitePerbesar
Sailor Moon dok YouTube Sailor Moon Official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin kamu sudah enggak asing lagi sama Sailor Moon. Manga yang juga dikenal sebagai Bishojo Senshi Sailor Moon ini adalah karya Naoko Takeuchi.
ADVERTISEMENT
Kisahnya menceritakan soal sekelompok gadis SMP dengan kekuatan super dari elemen alam dan tata surya. Mereka bertugas untuk membasmi kejahatan.
Setelah terbit pada 1991, manga ini diangkat menjadi anime setahun kemudian. Sejak saat itu, Sailor Moon menarik perhatian banyak orang.
Dikutip dari Anime News Network, di 2021 juga bakal dirilis film Sailor Moon Eternal untuk merayakan 25 tahun sejak Sailor Moon SuperS The Movie ditayangkan pada 1995.

Fakta Memilukan di Balik Sailor Moon

Namun, di balik kesuksesannya, ternyata ada fakta memilukan dari asal usul Sailor Moon. Inspirasi kisahnya berasal dari pengalaman pribadi Naoko Takeuchi saat masih sekolah.
Dikutip dari Looper, Takeuchi menjadi korban bullying dan stres karena tekanan di sekolah. Sebagai pelajar SMP di Jepang, ia harus bekerja keras supaya bisa masuk ke SMA terbaik.
ADVERTISEMENT
Sebab, dilansir Business Insider, tes masuk SMA di sana sama dengan ujian perguruan tinggi di negara lain.
Sailor Moon dok YouTube Sailor Moon Official
Tekanan yang dialami selama masa sekolah membuat pelajar merasa stres. Hal ini kebanyakan berujung pada tindakan bullying.
Termasuk Takeuchi yang menjadi korban bullying selama masa sekolah. Makanya, dia selalu menceritakan soal perundungan di Sailor Moon.
Dikutip dari ToFuGu, alasan Takeuchi mengubah pelajar cewek menjadi pahlawan super karena pengin karakter yang awalnya di-bully, bisa menjadi sosok kuat dan mendukung satu sama lain.
Seniman berusia 53 tahun ini juga menyampaikan, dia enggak pernah mengira karyanya bisa menjadi ikon feminis yang dicintai banyak orang.
Laporan: Alexa Birgitta