Fakta Tutupnya Men's Republic: Sempat Vakum, Masalah Logo, hingga Omset Turun

18 November 2021 16:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brand lokal Men's Republic dok IG mensrepublic
zoom-in-whitePerbesar
Brand lokal Men's Republic dok IG mensrepublic
ADVERTISEMENT
Brand lokal Men's Republic tengah jadi sorotan setelah mengucapkan good bye alias selamat tinggal ke pelanggannya.
ADVERTISEMENT
Founder Men's Republic, Yasa Singgih, juga mengungkapkan perjalanan dan masalah yang dialami oleh bisnis sepatu dan fashion tersebut.
Selengkapnya berikut enam fakta tutupnya Men's Republic seperti yang telah dirangkum kumparan.

1. Ucapkan good bye di media sosial Men's Republic

Brand lokal Men's Republic tutup sejak 2011 beroperasi. Lewat media sosial, merek sepatu ini mengucapkan good bye kepada pelanggannya.
"Good bye and thank you. Walaupun ke depannya nama Men’s Republic sudah tidak ada lagi, tapi semoga setiap pasang sepatu Men’s Republic serta cerita perjalanan Men’s Republic mengingatkan teman – teman tentang sebuah spirit yaitu 'Berani Melangkah'," tulisnya di @mensrepublic.
Founder Men's Republic Yasa Singgih menjelaskan, pihaknya juga tidak akan lagi memakai nama perusahaan dan manajemen yang sama.
ADVERTISEMENT
"Good bye Men's Republic itu betul good bye. Enggak ada cuma bikin ramai. Nama Men's Republic dan HAKI-nya sepaket udah enggak digunakan lagi. Sebelumnya kami di bawah PT Paramita Singgih, ini juga enggak diaktifkan lagi dan diganti," terangnya kepada kumparan, Kamis (18/11).
"Kami banyak pergantian dan perubahan besar-besaran sampai ke legalitas. Ada banyak perubahan, tapi belum bisa kami umumkan. Yang pasti nama Men's Republic udah enggak dipakai lagi," tambah dia.

2. Men's Republic vakum dan cuci gudang

Yasa menjelaskan perubahan di Men's Republic telah disiapkan selama kurang lebih setahun. Oleh karenanya usaha tersebut sempat vakum sejak Juni 2021.
Brand sepatu itu juga sudah menarik produknya dari toko-toko di marketplace. Yasa mengatakan mereka sempat melakukan cuci gudang karena brand yang baru nantinya enggak lagi menjual barang Men's Republic, walau masih di bidang sepatu dan fashion.
ADVERTISEMENT

3. Founder curhat jatuh-bangun jalankan bisnis

Lewat media sosial @yasasinggih, pengusaha muda yang pernah masuk daftar Top 30 Under 30 di Asia menurut majalah Forbes Indonesia itu menceritakan masalah yang dialaminya selama menjalankan bisnis Men's Republic.
Mulai dari masalah cash flow, stok barang, logo, hingga terkena dampak pandemi COVID-19.
"Perlahan saya juga merasa kehilangan api yang saya punya di hari pertama Men's Republic. Sangat amat cuek sama keuangan perusahaan. Cash flow enggak lancar, stok mati kebanyakan, tagihan mulai datang, cash menipis, uang operasional terganggu, marketing juga jadi pelan. Lingkaran setan, ini mau beresin yang mana duluan juga udah pusing banget," tuturnya.
Di momen itu, Yasa mengatakan Men's Republic jadi brand yang enggak relevan dengan perkembangan zaman. Masalah yang ada sempat membuatnya mengalami stres.
ADVERTISEMENT
Hingga pada 2020, Men's Republic mulai pulih dan bangkit lagi. Namun begitu masalah kembali datang, yakni perihal logo baru yang ternyata hasil plagiarisme.
"Konsultan brand kami menemukan masalah dengan logo Men's Republic yang sudah dipakai selama hampir tiga tahun itu. Ternyata ada dua logo yang mirip, satu dari Irlandia yang dibikin 2013 dan sama persis. Satu lagi dari Inggris yang dibikin di 2011," katanya.
"Saya bikin logo itu 2017 sama seorang grafik desainer. Jelas kami enggak ada intensi untuk copy-paste logo yang sudah ada. Kami di industri kreatif sangat menghargai sisi kreatif seseorang," lanjut Yasa.
Yasa memutuskan untuk membeli logo yang sama persis dari Irlandia. Namun pihaknya belum juga mendapat balasan sampai sekarang.
ADVERTISEMENT

5. Terpukul pandemi COVID-19

Men's Republic terkena dampak pandemi COVID-19 dan omsetnya terjun bebas.
"Omset kami di belasan rekanan retail offline nol selama berminggu-minggu. Kayaknya setelah lima tahun lebih berbisnis, baru merasakan lagi sesepi ini," lanjutnya.
Yasa akhirnya memindahkan gudang Men's Republic ke rumahnya, memotong budget marketing, hingga mengurangi biaya operasional.

6. Founder tidak menerima gaji selama setahun lebih

Enggak cuma itu, dia juga rela enggak gajian lebih dari setahun akibat bisnis penjualan sepatunya ini turun diterpa pandemi.
"Sampai sekarang juga belum menerima gaji karena aku merasa perusahaan lebih butuh untuk dipakai operasional. Ini sebagai bentuk tanggung jawabku juga sebagai CEO, enggak bisa egois," pungkas cowok kelahiran 23 April 1995 itu.
ADVERTISEMENT