‘Father of the Bride’, Sisi Baru Vampire Weekend yang Lebih Kalem

12 Mei 2019 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vampire Weekend - Father of the Bride. Dok Vampire Weekend
zoom-in-whitePerbesar
Vampire Weekend - Father of the Bride. Dok Vampire Weekend
ADVERTISEMENT
Butuh enam tahun buat Vampire Weekend untuk kembali meluncurkan sebuah album. Setelah melahirkan 'Vampire Weekend' di 2008, 'Contra' di 2010, dan 'Modern Vampires of the City' di 2013, Ezra Koenig (vokal dan gitar), Chris Tomson (drum), serta Chris Baio (bass) akhirnya melepas album keempatnya, 'Father of the Bride'.
ADVERTISEMENT
Banyak hal telah dilalui Vampire Weekend selama enam tahun. Mulai dari Rostam Batmanglij yang memutuskan untuk keluar dari formasi di 2016, Koenig menulis musik dengan Beyonce dan Kanye West, membuat serial Netflix ‘Neo Yokio’, sampai punya anak pertama dengan aktris Rashida Jones.
Enam tahun tersebut juga menjadi momen pendewasaan yang mempengaruhi materi album ‘Father of the Bride’.
Album dibuka dengan track ‘Hold You Now’. Di lagu ini Koenig berduet dengan Danielle Haim. Mereka bercerita tentang perpisahan, dan menerima kenyataan bahwa beberapa hal enggak bisa sama seperti dulu.
Vampire Weekend juga menyisipkan penggalan lagu 'God Yu Tekem Laef Blong Mi' ('God, Take My Life and Let It Be') yang dinyanyikan oleh paduan suara Choir of All Saints asal Kepulauan Solomon, di bagian reff.
ADVERTISEMENT
Menyertakan paduan suara kayak gini sebenarnya bukan kali pertama buat band asal New York ini. Di ‘Modern Vampires of the City’, mereka juga punya ‘Young Lion’. Bedanya, ‘Young Lion’ terdengar seperti mantra, sedangkan ‘Hold You Now’ lebih kayak soundtrack buat bapak-bapak yang mengantarkan anak perempuannya ke altar pernikahan.
Dengan memilih ‘Hold You Now’ sebagai lagu pembuka, Koenig seakan pengin langsung menunjukkan kalau kamu enggak bakal lagi mendengar melodi nyentrik yang ngajak jejingkrakan, kayak di lagu ‘Walcott’, ‘Cousins’, atau ‘Finger Back’. Justru Vampire Weekend sedang mengenalkan sisi baru mereka yang lebih dewasa, bijak, dan kalem.
Kalemnya Koenig cs kembali ditunjukkan di ‘Harmony Hall’. Alih-alih minum ‘Horchata’ dan mengutuk cuaca di musim dingin, Koenig kini tersenyum lebar sambil mempersiapkan sarapan berisi pancake dan buah-buahan segar untuk piknik bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Pemilihan ‘Harmony Hall’ sebagai lagu pertama di album baru yang diperkenalkan dan diluncurkan video klipnya sebelum tanggal rilis, jadi cara lain untuk menunjukkan sisi baru Vampire Weekend. Mereka udah bangun dari hibernasi musim dingin, dan siap untuk memberikan kehangatan musim semi.
Ada juga ‘My Mistake’, sebuah lagu ballad dengan iringan piano, tentang penyesalan Koenig yang gampang percaya sama kebaikan orang lain. Di sini, Vampire Weekend membuktikan kalau mengakui kesalahan di masa lalu juga menjadi salah satu bentuk pendewasaan.
Enggak berhenti di situ, Vampire Weekend ternyata juga punya taring di ‘Father of the Bride’.
Salah satunya adalah ‘Sympathy’, yang langsung menghentak, riuh, kental dengan elemen surf-rock, tapi enggak terburu-buru. Koenig lihai menjaga pace-nya, yang berlari di bagian verse, lalu tiba-tiba berhenti sebentar untuk mengatur napas lagu di bagian reff.
ADVERTISEMENT
Personel The Internet, Steve Lacy, turut menyumbang suara di ‘Sympathy’. Ia mengatakan, "I think I take myself too serious. It’s not that serious", di awal lagu.
Porsi Steve Lacy di ‘Father of the Bride’ lebih banyak di lagu ‘Sunflower’ dan ‘Flower Moon’. Sentuhan Lacy membuat ‘Sunflower’ terdengar catchy, dan ‘Flower Moon’ lebih psychedelic.
Selain menggandeng Danielle Haim dan Steve Lacy, Vampire Weekend juga kembali berkolaborasi dengan produser Ariel Rechtshaid —turut menjadi produser di album ketiga— serta DJ Dahi, Dave Macklovitch, BloodPop, dan mantan personelnya, Rostam Batmanglij.
Rostam membantu menulis dan memproduseri ‘Harmony Hall’ serta ‘We Belong Together’ di album ini. Tapi kemundurannya sebagai anggota Vampire Weekend, masih begitu terasa di ‘Father of the Bride’.
ADVERTISEMENT
Kombinasi dari minimnya peran Rostam, dan keinginan Vampire Weekend untuk menunjukkan sisi baru mereka, sebenarnya membuat album ini seperti kehilangan pakemnya. Seakan-akan, Koenig sebisa dan sebanyak mungkin menyertakan elemen dari pop, rock, RnB, ballad, sampai country.
Begitu pula dengan lirik. Selain menghadirkan identitasnya sebagai orang Yahudi-Amerika di lagu penutup ‘Jerusalem, New York, Berlin’, Koenig juga menuturkan kisah asmaranya dengan Rashida Jones di ‘Stranger’, sampai sikap politik sayap kirinya di ‘Sympathy’. Beruntung dia fasih melakukannya dengan apik.
“Genre dan referensinya mungkin kayak all over the place. Tapi secara lirik menurutku, ini adalah salah satu album Vampire Weekend yang paling menyatu,” kata Koenig, di siaran radio Time Crisis.
Meski terdengar kurang nyeleneh dibandingkan tiga album sebelumnya, ‘Father of the Bride’ cukup untuk mengingatkan bahwa Vampire Weekend masih berpeluang menjadi salah satu band indie rock paling berpengaruh di dunia. Kamu bisa mendengarkan albumnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT