Gaslighting, Bentuk Pelecehan dalam Sebuah Hubungan

19 Januari 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi toxic relationship Foto: Resty Pangestu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toxic relationship Foto: Resty Pangestu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gaslighting merupakan bentuk manipulasi dalam sebuah hubungan yang membuat korbannya merasa bersalah. Perilaku ini menggambarkan hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship.
ADVERTISEMENT
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Rininda, mengatakan gaslighting merupakan bentuk pelecehan dalam suatu hubungan. Pelaku gaslighting memiliki tujuan untuk berkuasa atau mengontrol orang lain.
"Pelaku gaslight membuat pasangannya atau korbannya menjadi inferior," kata Rininda seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (19/1).
Menurut Rininda seseorang yang melakukan gaslighting biasanya orang yang berbohong. Dia menolak untuk mengakui kebenaran dan akan memanipulasi keadaan dengan cara membuat korbannya merasa bersalah.
"Misalnya pelaku gashlight ini selingkuh. Kemudian dia bilang ke pasangannya bahwa aku tuh selingkuh juga karena kamu, karena kamu engga perhatian sama aku, makanya aku selingkuh, jadi kamu yang salah," jelasnya.
Gaslighting bisa terjadi di semua jenis hubungan, agar tidak terjebak dalam hubungan dengan seseorang gaslighting, Rininda berpesan untuk selalu mewaspadai terhadap pelaku gaslighting yang frontal yang merendahkanmu secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Karena setiap orang berhak untuk mendapatkan kebahagiaan, untuk memperjuangkan kebahagiannya. Dan bahagia tidak didapat hanya dari satu orang saja, apalagi orang itu adalah orang yang menyakiti kita.

Mengenal gaslighting?

Gaslighting merupakan perilaku menguasai atau mengontrol orang lain dengan memanipulasi dan membuat korbannya tidak berdaya. Perilaku gaslighting ini dapat menguras fisik maupun mental karena biasanya korban gaslighting dapat merasa frustasi, cemas, disorientasi, obsesif, putus asa, takut, dan akhirnya merasa kalah, kosong, dan malu. Bahkan ada yang merasa bersalah, harga diri melemah, dan kecendrungan menyakiti diri sendiri.
Istilah gaslighting berasal dari sebuah film berjudul Gaslight yang dirilis tahun 1944. Film ini menceritakan seorang suami yang licik, sering memanipulasi, dan menyiksa serta meyakinkan istrinya bahwa ia mengalami gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT