Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, melihat sudah adanya geliat politik di antara generasi Z.
"Saya melihat sudah cukup relatif lebih baik ada mulai geliat generasi Z terhadap politik, yang sebelumnya sangat anti dan alergi dengan diksi serta frasa politik," jelasnya, dilansir Antara.
Sementara dari sisi keterbukaan, Pangi berpendapat sebagian generasi Z cenderung terbuka dengan politik praktis. Walau sebagian juga memilih menutupinya dan enggak ingin terlibat.
Hal ini berbeda dari generasi Y alias milenial yang menganggap topik politik biasa saja. Walau begitu, mereka mengakui tetap mengikuti berita-berita yang banyak diakses dari media online dan televisi.
Laporan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiany Juditha dari Puslitbang Aptikasi Informatika dan Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, serta Josep J. Darmawan dari Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada 2018.
ADVERTISEMENT
Alasan Generasi Z Lebih Tertarik Politik
Secara psikologis, Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, salah satu tahap perkembangan yang generasi Z alami ialah attention-seeking, atau keinginan diterima suatu kelompok atau ingin menjadi bagian dari suatu kelompok.
Kelompok usia yang lahir antara 1995-2010 ini bisa jadi tertarik untuk unjuk pemikiran atau pendapat dalam ranah politik .
"Ini merupakan sesuatu yang positif sebetulnya karena menunjukkan juga kepedulian mereka terhadap kehidupan sekitar. Kebanyakan akan ungkapkan di media sosial atau bahkan ikut berdemo untuk menunjukkan sikap atau pendapat mereka," tutur Vera.
Vera menilai, generasi Z cenderung akan mengikuti apa atau siapa yang mereka senangi. Tak sebatas di media sosial, mereka juga bisa melakukan tindakan nyata sebagai wujud sikapnya.
ADVERTISEMENT
Di Amerika Serikat misalnya, mayoritas generasi Z mendukung gerakan sosial seperti Black Lives Matter.
Generasi Z juga dinilai unggul dalam teknologi digital terutama di aspek informasi, karena sudah mudah mengakses dan menerima informasi.
"Generasi Z true digital native karena mereka lahir di era digital, berbeda dengan generasi sebelumnya. Lebih luas networking atau pergaulannya, berkat teknologi digital mereka bisa terhubung ke siapa saja," lanjut Vera.
Di sisi lain, generasi Z yang berada pada rentang usia remaja-dewasa muda, masih dipengaruhi emosi dalam mengambil keputusan atau berperilaku.
Menurut Vera, hal ini berhubungan dengan bagaimana perkembangan otak di rentang usia mereka.
"Ada bagian prefrontal cortex yang belum berfungsi optimal (optimal di usia 20-25 tahun) sehingga keputusan didominasi oleh emosi," katanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampaknya, mereka mudah terpancing melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang soal konsekuensinya. Maka itu, penting bagi mereka untuk memiliki teman diskusi yang tepat sebelum memutuskan sesuatu.