Idgitaf Cerita tentang Pertemuan dan Perpisahan di Lagu Dermaga

17 Maret 2023 12:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musisi Idgitaf. Foto: Idgitaf Music
zoom-in-whitePerbesar
Musisi Idgitaf. Foto: Idgitaf Music
ADVERTISEMENT
Solois muda, Idgitaf, kembali mengenalkan karya terbarunya yang bertajuk Dermaga. Ini merupakan lagu kedua menuju album debutnya yang kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform.
ADVERTISEMENT
Di single Dermaga, Idgitaf bercerita tentang sebuah pertemuan dan perpisahan. Ia mengartikan kata Dermaga seperti makna aslinya, yakni sebuah tempat singgah, sebuah tempat berlabuh, tempat kegiatan keluar masuk barang di kapal, yang mana juga diartikan sebagai manusia dengan momen pertemuan dan perpisahan yang terjadi di berbagai fase kehidupan.
“Aku memaknai dermaga itu sama seperti manusia. Di mana kita nggak bisa minta orang untuk datang dan pergi di hidup kita secara gampang, karena keduanya sama-sama berat menurut aku. Memulai dan mengakhiri itu berat,” kata Idgitaf dalam siaran tertulisnya yang diterima kumparan, Jumat (17/3).
Dermaga menjadi sebuah lagu yang cukup berbeda dibandingkan dengan materi-materi lain dari Idgitaf. Selama durasi lagu berlangsung, Dermaga hadir dengan mood yang sendu dan gelap dengan iringan minimalis piano yang semakin mempertegas mood tersebut, layaknya sebuah anomali dari materi sebelumnya yang mempunyai kesan riang dan ceria.
ADVERTISEMENT
Penggalan lirik “Memulai saja sudah berat bagiku, apalagi harus mengakhiri”, “Adakah yang kan bertahan lama, dermaga sudah letih merana” dan “Tambatkan kapal ragam pesona, tapi percuma berakhir pergi juga” adalah untaian lirik yang menjadi bukti bagaimana Idgitaf berani untuk menunjukan kejujuran dan rapuhnya perasaan di dalam lagu ini.
“Aku jarang banget bikin musik seperti ini. Maksudnya ini sesuatu yang pertama kali aku tunjukkan ke orang-orang, dan aku pun baru bereksplorasi musik yang seperti ini di Dermaga,” lanjutnya.
Meskipun Dermaga dihadirkan dengan warna yang cukup berbeda dari materi-materi sebelumnya, namun Idgitaf berharap bahwa lagu ini bisa diterima dengan baik oleh para pendengarnya, baik pendengar yang lama maupun pendengar yang baru.
ADVERTISEMENT
Selaras dengan lagu yang hadir dengan aransemen minimalis, proses produksinya pun tidak melibatkan banyak orang. Idgitaf hanya dibantu oleh Ibnu Dian (Matter Halo) selaku produser serta Dimas Pradipta untuk mixing dan mastering. Idgitaf juga turun tangan langsung dalam penulisan lirik serta proses lainnya.
Setelah perilisan Dermaga, Idgitaf siap untuk memperkenalkan dirinya secara utuh dalam album debut yang dijadwalkan rilis pada pertengahan tahun, menyusul kehadiran EP Semoga Sembuh dan single Satu-Satu yang sudah lebih dulu diperdengarkan.
“Harapannya, pendengar dari album nanti bisa menemukan benang merah yang sebenarnya aku bawa, pesan yang ingin aku sampaikan, dan semoga itu membawa kedekatan lagi antara aku dan pendengar. Karena balik lagi ke tujuanku bermusik, aku pengin musikku jadi teman untuk orang-orang, tidak hanya semata unjuk gigi musikalitas dan kepiawaian merangkai kata, tapi aku pengin lagu-laguku jadi teman dari kehidupan sehari-hari pendengar,” tutup Idgitaf.
ADVERTISEMENT