Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Inez Kristanti Beri 3 Cara Atasi Komentar Negatif di Media Sosial
8 Desember 2019 19:32 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:10 WIB
ADVERTISEMENT
Seperti dua sisi mata uang, keberadaan media sosial memberikan efek positif dan negatif bagi penggunanya. Media sosial memudahkan kita untuk komunikasi dan menyebarkan informasi.
ADVERTISEMENT
Namun, media sosial juga membuat seseorang lebih mudah menyampaikan apa yang mereka pikirkan, termasuk mengkritik atau memberi komentar negatif.
Menurut seorang Psikolog Klinis, Inez Kristanti, komentar negatif muncul karena adanya persepsi.
“Persepsi adalah apa yang ada di otak kalian, dan dikeluarkan menjadi sebuah kata-kata. Misalnya, ‘ih, kayaknya dia operasi, deh’ atau ‘muka bayinya merah banget’, dan perkataan lain yang memunculkan komentar negatif,” terang Inez kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Tapi, jangan sampai terpancing sama komentar negatif di media sosial, gaes. Inez berbagi caranya di bawah ini.
Berlebihan menanggapi setiap komentar hanya akan membuatmu capek sendiri. Apalagi kalau sama-sama marah dan melontarkan komentar negatif.
Tapi, kalau komentar negatif itu benar-benar menganggu, Inez menyarankan untuk mematikan komentar di media sosial .
ADVERTISEMENT
Coba untuk introspeksi diri sendiri, kira-kira apa penyebab kamu mendapatkan komentar negatif di media sosial.
“Bisa tanya ke teman, kira-kira ada perbuatan atau sikap yang salah saat kamu menggunakan media sosial. Karena terkadang orang lain bisa lebih menilai kita dibandingkan diri sendiri. Dari respons atau saran mereka, coba kamu saring kembali untuk menutupi kekurangan-kekurangan kamu,” saran Inez.
Saat mendapat komentar negatif, kamu harus bisa menyaring mana komentar negatif yang bisa menjadi motivasi, dan mana yang bersifat omong kosong.
“Kadang, ada komentar negatif di media sosial yang membangun, dalam arti membuat kamu terdorong untuk menjadi yang lebih baik. Kayak ‘Kok, kamarnya agak kotor, ya? Dilihatnya enggak enak’. Itu, 'kan, sesuatu yang positif agar kamu menjaga kebersihan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Aulania Silviananda