Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Rekan kerja yang menyebalkan, macet, hingga rasa lapar seringkali menambah rasa letih yang menggelayuti pundak saat selesai bekerja.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami Om (22), content creator dan marketing sebuah perusahaan yang berlokasi di Jakarta.
Pekerjaan Om nyaris menghabiskan waktunya dari pagi hingga malam hari. Om juga tak memiliki pacar yang memberikan perhatian lebih padanya.
Untuk mengusir rasa penat dan bosan, Om mencoba menggunakan jasa sleep call, semacam layanan berbincang via telepon sebelum tidur, pada Agustus 2022.
“Ya, kak, saya masih pakai sampai sekarang, hampir tiap hari. Buat hiburan aja setelah kerja, ada yang bisa diceritain langsung gitu,” ucap Om kepada kumparan, Selasa (27/12).
Berbeda dengan Om, Lita (28) mengaku bahwa tidak ada temannya yang dapat dihubungi untuk bercerita hingga akhirnya dia mencoba menggunakan jasa sleep call.
“Kalau sendiri kan pikiran suka ke mana mana ya, jadi akhirnya yaudah lah cobain aja gimana juga, gitu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rasa Sepi Berujung Sleep Call
‘Rasa sepi kembali mengalir. Kesepian ini abadi’. Sepenggal lirik lagu dari band Koil menggambarkan jika seseorang dengan mudah dapat meromantisasi rasa kesepian.
Lita bukan satu-satunya orang yang merasakan dampak dari rasa kesepian. Survei mengenai kesehatan mental masyarakat Indonesia pada Mei-Juni 2021 yang dilakukan oleh Into The Light dan Change.org mengungkapkan sekitar 98 persen partisipan merasa kesepian.
Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persennya memiliki pemikiran melukai diri sendiri maupun berpikir untuk bunuh diri dalam dua minggu terakhir.
Psikolog Aisya Yuhanida Noor (40) mengungkapkan bahwa kesepian merupakan dampak dari kebutuhan komunikasi yang tidak terpenuhi.
“Merasa kesepian itu berarti seseorang merasa kebutuhannya untuk bisa berkomunikasi, punya teman yang akrab, punya teman berelasi secara mendalam, itu tidak terpenuhi,” ujar Aisya kepada kumparan, Selasa (27/12).
ADVERTISEMENT
Menurut Aisya, ada dua faktor utama yang memengaruhi rasa kesepian pada seseorang.
Pertama, secara kuantitatif yang merasa tidak memiliki teman. “Bisa secara kuantitatif, itu mereka melihat bahwa ‘saya memang gak pernah punya teman. Jumlah teman saya memang sedikit,” jelasnya.
Kedua, secara kualitatif, ada individu yang meskipun memiliki banyak teman, tidak merasa nyaman menceritakan sesuatu pada mereka.
Banyaknya orang yang merasa kesepian dan membutuhkan tempat bercerita membuat Fahrija (20), owner salah satu bisnis sleep call, mengaku bahwa hal itulah yang menjadi alasan utamanya berkecimpung di bisnis ini.
“Jadi pas mulai tuh awalnya banyak yang sebenarnya butuh tempat cerita. Cuma, di sisi lain mereka itu nggak tahu cara ke psikolog, ada yang belum mampu buat ngeluarin uang ke psikolog. Sedangkan yang mereka butuhkan kan cuma didengerin doang ceritanya,” ungkapnya, Sabtu (24/12).
ADVERTISEMENT
Jasa Sleep Call, Alternatif ke Psikolog?
Om berpendapat bahwa jasa sleep call dapat menjadi alternatif untuk pergi ke psikolog.
Pengalamannya saat menggunakan jasa ini membuat rasa sepinya terobati.
“Mereka pasti akan memberikan feedback yang netral, gak akan mihak, jadi alternatif benget sih, kalau ke psikolog kan mahal dan terkadang yang bikin buat gak nyaman karena umur mereka di atas kita jauh,” ungkap Om.
Berbeda dengan Om, menurut Lita, meskipun nyaman menggunakan jasa ini sebagai alternatif ketika merasa sepi, peran sleep call tetap tidak dapat menggantikan psikolog.
“Kalau untuk menggantikan peran sih menurutku enggak, cuma mereka memang yang bener-bener dengerin sih. Kayak ngasih ruang untuk cerita. Kalau ngasih balasan pun sebatas setahu mereka, mencoba biar nggak nge-judge biar kita tenang [dan] lega,” lanjut Lit.
ADVERTISEMENT
Hal serupa dikatakan oleh Psikolog Aisya. Menurutnya, jasa sleep call tidak bisa disamakan dengan pekerja psikolog. Pasalnya, ahli psikolog bekerja secara profesional sesuai kaidah keilmuan.
“Kalau alternatif harusnya nggak, ya, karena psikolog itu atau konsultasi psikolog di situ bukan hanya sekadar mendengarkan dan jadi teman bicara, tapi teman bicara yang memang ada ilmunya. Dia bisa membukakan insight baru juga dari proses berpikir kliennya, jadi sesuatu yang berbeda,” ucap Aisya.
Hadirnya jasa sleep call sebagai jawaban atas permintaan masyarakat dapat berhubungan dengan stereotipe psikolog yang masih tabu.
Di Indonesia, tidak sedikit orang yang masih menganggap psikolog merupakan pengobatan terakhir bagi orang yang memiliki masalah kejiawaan berat. Padahal, psikolog tidak hanya menangani orang dengan masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bisa jadi karena mereka berpikir kalau mereka datang ke psikolog itu tandanya mereka orang yang sangat bermasalah. Itu juga biasanya jadi ketakutan orang atau jadi ketakutan dinilai jelek sama orang lain,” jelas Aisya.
Cerita Talent
Berawal dari kekhawatiran atas banyaknya orang yang membutuhkan tempat cerita, Fahrija dan beberapa orang kawannya mencoba merintis bisnis dengan konsep layanan teman sebaya.
Kini, bisnis layanan sleep call milik Fahrija telah memiliki 55 orang talent yang siap mendengarkan cerita dan keluh kesah klien.
Tim kumparan berkesempatan untuk berbincang dengan dua orang talent, Salwa (25) dan Evan (28). Keduanya bersedia untuk berbagi mengenai pengalaman selama menjadi talent layanan sleep call.
Evan mengatakan bahwa keinginannya untuk membantu orang lain merupakan faktor penting yang membuatnya memutuskan menjadi talent.
ADVERTISEMENT
Sebagai pekerja tetap, Evan hanya menjadikan bisnis ini sebagai pekerjaan sampingan, sehingga manajeman waktu menjadi tantangan tersendiri bagi talent.
“Hal yang sederhana seperti waktu bentrok. Entah itu saya sedang tidak tersedia atau saya sedang nge-handle klien lain, terus di waktu yang sama memang juga ada klien yang ingin di-handle oleh saya,” ujar Evan.
Tidak hanya itu, menurut Salwa, permintaan klien mengenai topik obrolan yang beragam juga merupakan tantangan sendiri baginya.
“Kalau misalnya membahas topik yang klien sukai tapi ternyata di situ saya masih kurang banget, minim. Saya sambil ngobrol sembari googling informasi mengenai topik obrolannya,” akunya.
Pengalaman Unik Jadi Talent Sleep Call
Ada kesenangan tersendiri yang dialami masing-masing talent selama menjalani pekerjaannya. Privasi yang terjaga membuat beberapa talent mengalami hal-hal yang tidak terduga.
ADVERTISEMENT
Evan misalnya, yang pernah berada di momen yang sama dengan klien yang tengah dilayani.
“Jadi kami berdua sama klien itu dulu pernah ada di satu konser yang sama. Dia nyeritain konser dengan kejadian dan fenomena yang sama. Sampai akhirnya kita bisa ketawa bareng,” ucap Evan.
Permintaan nyeleneh pun sudah beberapa kali diterimanya. Mulai dari permintaan untuk mengisi suara [dubbing], hingga telepon usil.
“Pernah yang order vn [voice note], saya diorder, tapi untuk menelpon teman klien untuk dibuat marah, karena lagi ulang tahun,” cerita Evan.
Selain cerita lucu, Evan juga kerap mendengar kisah sedih dari kliennya. Pernah ada klien muda yang bercerita ingin bunuh diri.
“Di umur yang mungkin baru menginjak 20-an, dia udah punya keinginan untuk mengakhiri hidupnya, dengan rentetan semua masalah yang dia alami pada saat itu,” kata Evan.
ADVERTISEMENT
Bagi Evan, cerita-cerita seperti inilah yang membuatnya bertahan menjadi talent layanan sleep call dan mencoba untuk membantu mendengarkan cerita klien.
“Bagi saya mendengar cerita mereka, menanggapi, sampai akhirnya berdiskusi, for me, it’s fun enough. Itu pun membuat saya senang secara pribadi,” ucap Evan.
Privasi yang Tetap Terjaga
Ada banyak risiko yang datang bersama layanan sleep call, baik bagi talent maupun klien yang menggunakan jasa ini. Untuk menyiasatinya, Fahrija telah menambahkan beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak demi kenyamanan bersama.
Untuk para klien, aturan mengenai pembahasan yang tidak pantas dan konsekuensinya sudah tertulis jelas di laman sosial media.
Namun hal ini rupanya tidak menghentikan para oknum nakal untuk menyalahgunakan layanan sleep call ini. Menurut Fahrija, ia sudah beberapa kali menerima laporan pelanggaran ini. Kebanyakan korbannya adalah talent perempuan.
ADVERTISEMENT
“Dari awal selalu bikin kesepakatan. Kalau mau, mereka harus menyetujui peraturan yang kita buat, termasuk tidak boleh talk di luar order, harus melakukan blok kepada nomor klien, tidak boleh ngasih tahu domisili,” bebernya.
“Bahkan kita sampai membuat aturan di mana mereka kalau mau gabung harus pakai nomor baru dan nama samaran,” tegas Fahrija.
Menjajal Sleep Call
Tim kumparan melakukan eksperimen dengan mencoba sendiri jasa sleep call ini.
Eksperimen dilakukan dengan mengorder jasa sleep call berdurasi 1 jam. alent yang menjalani sesi selama satu jam merespons cerita dengan baik. Tema obrolan beragam mulai dari kegiatan sehar-hari, hobi sampai komik. Suara talent juga merdu dan enak didengar.
Talent juga mematuhi aturan dengan menyamarkan nama dan foto profil, serta memblokir nomor klien setelah sesi selesai.
ADVERTISEMENT
“Terima kasih sudah menghabiskan waktu sama aku, ya. Aku izin blok karena sesi kita sudah selesai. Sampai jumpa lain waktu!” tulis salah seorang talent usai melakukan sleep call dengan kumparan.
Ketagihan Sleep Call
Tidak sedikit pengguna jasa sleep call yang tertarik untuk terus menggunakan layanan ini. Salah satunya Om, yang mengaku mengorder jasa sleep call hampir setiap hari.
Hal ini juga disetujui oleh pihak talent. “Bahkan kayak yang empat kali dijadikan tempat cerita sama orang tersebut, klien yang sama,” ujar Salwa.
Meskipun telah berkali-kali melakukan panggilan dengan orang yang sama, Salwa tetap menjalankan aturan dengan memblokir klien tersebut setiap sesi sleep call selesai.
“Tetap aku blok. Gak dibuka (sampai dia order lagi). Kalau misalnya dia order lagi baru aku buka,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Tim kumparan menyebar kuesioner mengenai tingkat kepuasan pelanggan pada pengguna layanan jasa sleep call. Hasilnya, sebanyak 76,5% pengguna jasa sleep call merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. 70,6% di antaranya bahkan mempertimbangkan untuk kembali menggunakan jasa ini di waktu yang akan datang.
Sleep Call Jadi "Obat" Galau
Tak dapat dipungkiri adanya jasa sleep call ada hikmah yang bisa dipetik. Evan mengatakan cerita dari klien membuatnya mawas diri dan lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki.
“Ternyata dunia yang sangat unik, termasuk orang-orang yang unik, kok ada seseorang yang masih bisa sanggup bertahan melewati masalah itu. Kalau misalkan berbalik, saya belum tentu bisa survive,” ucap Evan.
Sang owner Fahrija mengisahkan ada klien yang melakukan repeat order dengan kondisi lebih baik lagi dari sebelumnya, itu menjadi kesenangan tersendiri. Dengan kata lain, ia berhasil mengatasi masalah kliennya.
ADVERTISEMENT
“Misalnya hari ini dia order dan dia cerita tentang problem dia, tapi keesokan harinya dia datang, tapi tidak menceritakan masalahnya lagi. Jadi dia nunjukin kalau dia senang,” ucap Fahrija.
Meskipun masih sering dianggap sebelah mata, kehadiran bisnis layanan jasa sleep call ternyata banyak membantu berbagai pihak yang membutuhkan tempat bercerita.
Bagaimana, tertarik mencoba jasa sleep call?
Reporter:
Andin Danaryati
Arif Syamsul Ma'arif