Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Joko Anwar Yakin Industri Film Indonesia Mudah Bangkit Lagi Usai Pandemi
15 Desember 2020 19:40 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:03 WIB
ADVERTISEMENT
Industri film Indonesia ikut terganggu di tengah pandemi COVID-19. Banyak film yang dijadwalkan tayang pada 2020, akhirnya diundur atau beralih ke platform digital, salah satunya karena bioskop yang belum dapat beroperasi maksimal.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, sutradara kawakan Joko Anwar yakin industri film Indonesia tidak akan sulit buat restart setelah pandemi dapat dikendalikan. Sebab menurutnya, kepercayaan audiens terhadap film lokal sangat tinggi.
Sutradara Perempuan Tanah Jahanam itu menyebut, penjualan tiket di 2018-2019 tertinggi sepanjang masa. Sebanyak 52 juta tiket ludes per tahun buat film Indonesia saja.
Angka ini cukup fantastis dibandingkan 2017 yang penjualannya cuma sekitar 37 juta tiket.
"(Jadi) Segera pasang gigi lima untuk menuju puncak," ucap Joko Anwar, dalam sesi Movie and Brand Relationship That Works di ICON 2020 , hari ini, Selasa (15/12).
Filmmaker Indonesia Belum Punya Ekosistem yang Mapan
Meski memasuki masa gemilang, Joko Anwar menegaskan filmmaker di Indonesia belum memiliki satu ekosistem yang mapan termasuk di bidang pendanaan. Oleh karena itu, peran sponsor masih dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Ia menilai, kreator film dan brand sebagai sponsor harus memiliki simbiosis mutualisme yang kuat dan terintegrasi. Dengan begini, dapat menghasilkan kolaborasi yang menguntungkan kedua belah pihak.
"Kuncinya storytelling. Kalau ada product placement, harus didiskusikan jauh dari tahap praproduksi. Kalau bisa dalam tahap pengembangan skenario," jelas dia.
"Brand yang ingin masuk juga harus bikin assessment dulu. Kalau enggak nyambung, ketika ada produk muncul penonton bukannya tertarik justru sebel karena kenikmatan nonton jadi rusak," lanjutnya.