Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kampus dengan Gedung Rektorat Terunik, Ada yang Mirip Markas Power Rangers!
20 Januari 2021 11:53 WIB
ADVERTISEMENT
Setiap kampus punya gedung rektoratnya sendiri sebagai kantor bagi rektor dan jajarannya. Tapi selain itu, gedung ini juga menjadi ikon khas suatu kampus, gaes.
ADVERTISEMENT
So, banyak kampus yang sengaja membuat gedung ini dengan menarik. Di antara banyaknya desain gedung rektorat, ternyata ada tujuh PTN yang memiliki konsep unik dan menarik, loh.
Wah, kampus apa, ya? Yuk simak di bawah ini!
IPB University – Bogor, Jawa Barat
Dikutip dari laman IPB, gedung ini diberi nama Andi Hakim Nasution. Sama seperti bangunan lain di sekitar IPB, gedung ini didominasi dengan bentuk segitiga. Bahkan jika dilihat dari atas, bangunan ini tampak seperti piramida, lho.
Universitas Pendidikan Indonesia – Bandung, Jawa Barat
Di balik keindahannya, gedung Isola karya Walf Scheomaler ini turut menjadi saksi bisu sejarah di Indonesia, gaes.
Dilansir laman UPI, pada 16 Februari 1946 gedung ini ditembaki dan dibom oleh pasukan divisi India Inggris dan Belanda. Alasannya untuk menyelamatkan para tawanan Belanda dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Hingga pada 1951 pemerintah Indonesia menasionalisasi gedung ini dengan keadaannya yang berantakan bekas perang.
Universitas Padjadjaran – Bandung, Jawa Barat
Gedung rektorat Unpad menjadi ikonik karena memiliki bentuk bulat sehingga tampak berbeda dengan bangunan lain di sekitarnya.
Dikutip dari situs Ketik Unpad, bangunan yang baru diresmikan pada 5 Januari 2012 tersebut memiliki sejarahnya tersendiri.
Awalnya Unpad mengadakan sayembara membuat desain gedung rektorat melalui Panitia Sayembara dan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) pada 2009. Hingga akhirnya Yogi Yogama Suhamdan terpilih sebagai pemenang dengan judul karya Lembur Awi.
Pembangunan gedung ini diawali dengan peletakan batu pertama. Menariknya, batu yang digunakan merupakan batu tertua di Pulau Jawa yang umurnya diperkirakan lebih dari 136 juta tahun.
ADVERTISEMENT
Konsep dari bangunan ini juga memiliki filosofi. Menurut Tarkus Suganda selaku Ketua Panitia Sayembara, desain bambu dipilih karena memiliki banyak manfaat yang tidak bisa terpisahkan dari budaya Sunda.
Universitas Andalas – Pandang, Sumatera Barat
Desain gedung rektorat ini unik, ya, gaes. Saking uniknya, orang-orang biasa menyebut gedung ini sebagai markas Power Rangers . Mungkin salah satu alasannya karena gedung ini terlihat berada di atas bukit.
Di sana juga ada musala Jabal Rahmah yang terbuat dari batu, dan terletak di sekitar fakultas Pertanian.
Universitas Hasanuddin – Makasar, Sulawesi Selatan
Kalau bangunan lain atap runcingnya di atas gedung, tapi di sini justru diletakkan di bawah. Segitiga atap ini terlihat seperti gerbang menuju pintu masuk. Mungkin inilah yang membuat gedung rektorat Unhas menjadi unik dan disukai masyarakat.
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta
Bangunan ini ternyata sudah ada sejak 1959, lho, gaes. Bahkan kata Ismudianto, seorang arsitek UGM, gedung rektorat tersebut merupakan bangunan modern pertama di Indonesia.
Dikutip dari situs resmi UGM, dulunya pembangunan gedung tiga lantai di kompleks Bulaksumur ini langsung diperintahkan oleh Soekarno.
Arsiteknya bernama GPH Hadinegoro, putra kelahiran Surakarta yang menetap di Pakualaman, Yogyakarta. Lulusan Technische Hooge School, Delf, Belanda tersebut diminta langsung oleh Presiden Soekarno untuk membangunnya.
Universitas Sebelas Maret – Surakarta, Jawa Tengah
Bangunan yang sudah ada sejak 11 Maret 1978 ini dijuluki Gedung Rektorat dr. Prakosa. Arsitektur gedungnya kerap disamakan dengan makam Presiden ke-2 Indonesia Soeharto di Astana Giribangun.
Namun menurut pakar arsitektur Jawa UNS, Titis Srimuda Pitana, Gedung Rektorat dr. Prakosa dengan makam Soeharto di Astana Giribangun hanya sama-sama menggunakan konsep sakralitas dalam arsitektur bangunan Jawa.
ADVERTISEMENT
Sakralitas yang dimaksud dapat dilihat dari atap gedung dan makam Soeharto yang sama-sama menggunakan bentuk tajug.
Tajug merupakan atap berbentuk piramidal atau limas bujur sangkar dengan dasar persegi empat sama sisi yang di tengahnya terdapat satu puncak. Bentuk atap ini lazimnya ditemui pada atap masjid di sejumlah daerah di Indonesia.
Namun, Titis menampik jika ada unsur kesengajaan dalam pembangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa agar sama dengan makam Soeharto di Astana Giribangun. Dia juga mengatakan tidak ada keterlibatan istri Soeharto, mendiang Ibu Tien, dalam pemilihan konsep arsitekturnya.
“Bukan sama, tapi juga menggunakan konsep sakralitas. Wujudnya beda bentuknya sama, bentuk itu ada pada tataran ide tapi perwujudan dalam tataran fisik,” ujarnya, dikutip dari laman UNS.
ADVERTISEMENT
Nah, kalau gedung rektorat di kampus kamu gimana, nih, gaes?
Laporan: Vania Sekar Widyadari