Kartu Yu-Gi-Oh Langka Milik Koruptor Dilelang, Harganya Tembus Rp 195 M

29 Juni 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kartu game Yu-Gi-Oh. Foto: Timothy Tsui
zoom-in-whitePerbesar
kartu game Yu-Gi-Oh. Foto: Timothy Tsui
ADVERTISEMENT
Sebuah kartu Yu-Gi-Oh langka milik Zhang Yujie dilelang oleh pengadilan China. Harganya menembus hingga 87 juta Yuan atau sekitar Rp 195 miliar.
ADVERTISEMENT
Kartu tersebut menggambarkan Naga Putih Berwarna Biru, dan dipercaya oleh para kolektor merupakan salah satu dari 500 kartu edisi terbatas yang dirilis pada 2019.
Mereka memperkirakan bahwa harga kartu itu bernilai antara 200 ribu-300 ribu Yuan atau sekitar Rp 449 juta-Rp 674 juta.
Karena langka, dalam waktu cepat lelang online ini menarik banyak perhatian hingga lebih dari 18 ribu peserta, dan ditonton sekitar 2 juta orang.
Dengan sangat cepat penawaran kartu tersebut melonjak jauh lebih tinggi dari harga yang diperkirakan, sampai akhirnya lelang dihentikan.
"Lelang ini dihentikan sementara. Harganya sangat tidak konsisten dengan harga penawaran yang sebenarnya, dan dicurigai ada pelanggaran penawaran," bunyi keterangan di situs lelang.
kartu game Yu-Gi-Oh. Foto: GavinLi/Flickr

Kartu Yu-Gi-Oh! Langka Milik Koruptor

Kartu langka itu merupakan bagian dari aset yang dibekukan milik Yujie. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena menggelapkan dana pemerintah senilai hampir 70 juta Yuan atau sekitar Rp 157 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain kartu Yu-Gi-Oh!, barang-barang lainnya milik Yujie juga dilelang dengan harga awal 80 Yuan atau Rp 179 ribu. Seperti PlayStation 4 yang berhiaskan emas dan berlian, sejumlah Nintendo Switch, serta barang elektronik lain merek Sony dan Apple yang dilelang terpisah.
Pengadilan juga sempat menunda pelelangan barang Yujie yang lain, yakni sebuah USB senilai 50 Yuan atau Rp 112 ribu.
Seseorang menawarnya sampai 500 ribu Yuan atau Rp 1 miliar, setelah beredar kabar di dalamnya berisi informasi penting soal aset Bitcoin milik sang koruptor.
Laporan: Afifa Inak