Kenali Tanda Kamu Terjebak dalam Lingkungan Kerja yang Toksik

26 Agustus 2022 8:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Getty Images/Pornpimon Rodchua
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Getty Images/Pornpimon Rodchua
ADVERTISEMENT
Menemukan tempat kerja yang sempurna sangat susah. Terutama saat bekerja di tempat yang lingkungannya cukup toksik.
ADVERTISEMENT
Lingkungan kerja toksik ini dapat didefinisikan sebagai pengaturan kerja ketika suasana berdampak negatif ke karyawan dan menyebabkan gangguan pada perkembangan karier.
Oleh karena itu, kamu harus sadar akan kualitas lingkungan kerja. Mendefinisikan lingkungan kerja yang beracun pun bisa menjadi cukup rumit karena ada banyak sifat yang bisa membuat hal tersebut terjadi.
Ada beberapa karakteristik umum tentang tempat kerja yang beracun. Berikut adalah beberapa tanda lingkungan kerja yang toksik yang harus kamu waspadai seperti dikutip dari The Muse.

Enggak Ada Batasan di Sekitar Pekerjaan

Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Warodom Changyencham/Getty Images
Budaya toksik sering menormalkan kurangnya batasan yang sehat. Mereka akan mendorongmu untuk memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya. Manajemen mungkin akan memaksakan dirimu dan berharap kamu serta tim akan melakukan hal yang sama baik saat bekerja di kantor maupun secara virtual.
ADVERTISEMENT
Para pencari kerja harus memperhatikan sifat ini selama proses perekrutan karena sering terlihat lebih awal.

Enggak Saling Percaya di Antara Rekan Kerja

Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Getty Images/JimmyFam
Di lingkungan kerja yang beracun, sangat terasa kurangnya kepercayaan di antara rekan kerja. Contohnya, saat ruang kerja tim manajemen yang berhadapan dengan meja karyawan dan selalu memantau aktivitas mereka.

Enggak Ada Ruang untuk Membuat Kesalahan

Ilustrasi teman yang toxic di lingkungan kerja. Foto: Shutterstock
Di dalam lingkungan kerja seperti ini, orang-orang akan mulai melakukan apa pun untuk menghindari kesalahan dan mendahului rekan kerja. Seperti, enggak berbagi informasi terkait pekerjaan dengan rekan satu tim atau melempar kesalahan ke rekan kerja.

Memperlakukan Satu Sama Lain dengan Penghinaan

Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Shutterstock/Antonio Guillem
Penghinaan juga akan muncul di dalam lingkungan kerja yang beracun. Contohnya saat bos mengabaikan saran-saran seseorang hanya untuk mengambil saran orang lain yang memiliki saran yang sama.
ADVERTISEMENT

Hubungan Interpersonal yang Enggak Sehat

Ilustrasi rekan kerja toxic Foto: Shutterstock
Kamu dapat mengukur kesehatan emosional tempat kerjamu dengan melihat bagaimana orang-orang di dalamnya akan berinteraksi satu sama lain.

Enggak ada Dukungan untuk Berkembang

Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Getty Images/Blue Jean Images
Banyak orang di tempat kerja yang beracun harus mencari tahu sendiri karena enggak ada bimbingan atau dukungan yang membantu mereka untuk tumbuh. Hal ini dapat berdampak pada karyawan pemula yang dibiarkan sendiri di tempat kerja dan mengarah pada demotivasi dan juga kekecewaan.
Selain itu, karyawan juga akan merasa terpinggirkan dan cenderung mendapatkan sedikit dukungan untuk menerjemahkan potensi untuk tumbuh.

Sering Merasa Gaslighted

Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Getty Images/Tuaindeed
Ketika seseorang menyalahgunakan kamu, mereka akan membuat kamu mempertanyakan perasaan, persepsi, dan juga kewarasanmu sendiri.
Seperti perilaku beracun lainnya, gaslighting juga bisa sangat berbahaya bagi penyertaan dan kesetaraan di tempat kerja. Kejadian seperti ini membuat kaum minoritas mempertanyakan realitas dan pengalaman hidup mereka di tempat kerja terutama saat merasa kehilangan semangat karena kurangnya dukungan.
ADVERTISEMENT

Sering Mengalami Stres

Ilustrasi lingkungan kerja toxic. Foto: Getty Images/RUNSTUDIO
Di lingkungan kerja yang beracun, tekanan mental mungkin akan mulai mempengaruhimu fisikmu. Kamu mungkin akan mengalami beberapa gejala stres, kecemasan, atau depresi. Selain itu juga akan mengalami masalah kesehatan lain seperti pencernaan, masalah tidur, kelelahan, nyeri, dan serangan panik.
Laporan Afifa Inak