Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Goguma Ppang atau Korean Sweet Potato Bread ala Korea Selatan belakangan viral di media sosial. Camilan manis berbentuk seperti ubi ungu dengan kulit luar dari moci dan isian ubi manis serta keju itu, telah menarik perhatian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satu brand kuliner baru yang terkenal dengan roti ubi ungunya adalah Carlino Bakes milik Carline Darjanto. CEO Cotton Ink itu memulai Carlino Bakes pada Mei 2020, akibat rasa bosannya di rumah saja saat awal pandemi .
“Jadi ini semacam pelarian saya karena pusing, pandemi gini, ‘kan, toko-toko di mal tutup,” katanya kepada kumparan.
Carlino Bakes Berawal dari Keisengan yang Menguntungkan
Perempuan 33 tahun tersebut lantas iseng menawarkan ibunya untuk membuat bolu tape yang sudah terkenal di antara keluarga dan teman-teman. Carline juga menciptakan resep brownies yang prosesnya memakan waktu sampai sebulan hingga mendapatkan rasa yang benar-benar pas.
Sementara, roti ubi ungu baru Carlino Bakes rilis pada Agustus 2020 dan langsung menjadi best seller. Sebagian bahan baku yang digunakan berasal dari luar negeri, seperti mentega Prancis dan cokelat Belgia, karena ingin menggunakan kualitas terbaik.
ADVERTISEMENT
“(Resepnya) saya tes-tes sampai saya suka banget dan akhirnya kami punya resep orisinalnya. Jadi enggak sama kayak resep yang lain. Nah, ternyata customer suka banget dan teman-temannya ikut jadi heboh gitu istilahnya. Tiba-tiba kayak sekarang ini. Jadi dari mulut ke mulut,” tuturnya.
Dalam kurun waktu yang cukup singkat, Carlino Bakes mampu memproduksi 200 loyang per hari dengan kisaran harga Rp 90 ribu-Rp 160 ribu, dari yang tadinya sekitar 20 saja. Karyawannya juga bertambah jadi 10 orang, dari yang pertama hanya dimulai oleh Carline, ibunya, dan asisten rumah tangga.
Meski pertumbuhannya cepat, bukan berarti tidak ada tantangan yang harus dilewati Carline saat memulai Carlino Bakes. Berbeda dengan Cotton Ink yang telah memiliki sekitar 100 pegawai dengan sistem yang terstruktur, di usahanya ini ia harus turun tangan sendiri menjadi staf.
ADVERTISEMENT
“Lumayan capek gitu istilahnya dibandingkan dengan biasanya aku kerja. Maksudnya kayak mengerjakan semuanya mulai dari nol lagi,” aku dia.
Ke depannya agar UMKM seperti Carlino Bakes dapat terus maju, ia berharap pemerintah dapat mempermudah dalam mengurus perizinan hingga memberikan penyuluhan yang lebih baik.
“Soalnya kadang suka enggak jelas aja gitu. Kalau saya bukan pelaku bisnis mungkin saya enggak mengerti,” pungkas Carline.