Kisah Inspiratif Eli, Anak Petani yang Jadi Calon Dokter

22 Februari 2021 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Eli, Anak Petani yang Jadi Calon Dokter dok unej.ac.id
zoom-in-whitePerbesar
Kisah Eli, Anak Petani yang Jadi Calon Dokter dok unej.ac.id
ADVERTISEMENT
Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, kembali menggelar wisuda secara daring. Salah satu yang diwisuda adalah Febri Fatma Lailatul Laeli.
ADVERTISEMENT
Wisudawan asal Fakultas Kedokteran itu meraih gelar Sarjana Kedokteran dan selangkah lagi mewujudkan impiannya menjadi seorang dokter.
Dilansir laman Unej, mahasiswi yang biasa dipanggil Eli tersebut adalah putri ke-2 dari pasangan Suyono yang sehari-hari bekerja sebagai petani, dan ibunya Surip yang menjadi ibu rumah tangga di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember.
Untuk kehidupan sehari-hari, bapaknya harus menyewa lahan seluas kurang lebih 180 meter persegi untuk ditanami padi di musim hujan dan jagung di musim kemarau. Terkadang juga mengadu keberuntungan dengan menanam tembakau.
Namun, jika lagi enggak mampu menyewa lahan, Suyono menjadi buruh tani untuk menghidupi kebutuhan keluarganya yang tinggal di desa tersebut.

Berprestasi sejak SMA

Keadaan orang tua Eli enggak lantas menyurutkan semangatnya untuk berprestasi. Dia langganan menempati peringkat pertama secara paralel di sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Prestasinya yang moncer selama bersekolah di SMAN Ambulu Jember membuat Eli dipercaya mendapatkan beasiswa Bidikmisi pada 2016 saat masuk ke Universitas Jember melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Kala mengikuti SBMPTN, Eli mantap memilih Fakultas Kedokteran sebagai pilihan pertama, disusul Fakultas Kedokteran Gigi sebagai pilihan selanjutnya.
Awalnya dia sempat ragu juga dengan masalah biaya ketika memilih Fakultas Kedokteran. Namun orang tuanya sangat mendukung. Bapaknya aktif mencari informasi biaya kuliah kepada para petugas kesehatan, kenalan, bahkan kepada kakak kelas yang sudah kuliah.
"Sejak kecil saya bercita-cita bekerja di bidang kesehatan, khususnya dokter karena menurut saya profesi di bidang kesehatan itu mulia karena tugasnya menolong orang," tuturnya.

Sering Belajar Saat Subuh

Rajin membaca catatan kuliah dan buku yang direkomendasikan oleh dosen menjadi kewajibannya sehari-hari, selain berdiskusi dengan sesama kawan di kampus.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa penerima Bidikmisi itu terbiasa belajar saat dini hari menjelang subuh agar lebih konsentrasi. Eli belajar sungguh-sungguh supaya harapan orang tuanya untuk menjadi dokter terwujud, apalagi belum ada warga di desanya yang menggeluti profesi itu.
Prestasi Eli selama kuliah juga enggak mengecewakan. Dia pernah menjadi juara pertama literatur review bidang kedokteran yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, sampai juara ke-3 karya ilmiah poster bidang kedokteran yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Eli juga aktif di organisasi mahasiswa yang gemar meneliti di kampusnya. Meski sibuk, dia tetap mampu menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 4 tahun 1 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,71.

Tetap Bantu Orang Tua Bertani

Namun, kesibukan menjalani kuliah, enggak membuat Eli absen membantu orang tua setiap kali ada kesempatan pulang kampung ke Desa Kesilir. Dia juga turun langsung membantu orang tuanya di lahan sawah yang disewa bapaknya.
ADVERTISEMENT
Jika saat panen tiba, Eli enggak malu ikut memanen padi atau jagung. Ketika sedang menanam tembakau, dia juga ikut memetik daun di pagi hari kemudian diteruskan pada sorenya dengan mempersiapkan untuk proses dikeringkan.
Sementara jika belum panen, Eli ikut membersihkan rumput dan gulma di sawah agar tanamannya enggak mudah terserang hama atau penyakit.

Bercita-cita Mengatasi Permasalahan Kesehatan Petani

Ia bersyukur dapat kuliah di Fakultas Kedokteran Unej yang fokus pada Agromedis seputar kesehatan masyarakat pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Eli paham betul masyarakat agraris memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda dengan komunitas lain. Termasuk belum tumbuhnya kesadaran di kalangan petani untuk menggunakan pelindung dalam bekerja di lahan.
ADVERTISEMENT
Ia berharap ilmu yang sudah diterima di bangku kuliah dapat disumbangkan untuk kemaslahatan petani, termasuk untuk warga Desa Kesilir yang merupakan tanah kelahirannya.
Lebih lanjut, Eli berpesan kepada adik kelasnya yang berasal dari keluarga kurang mampu agar enggak putus asa dalam meraih cita-cita.
"Saya hanya berpesan bahwa apa pun keadaanmu, jangan takut untuk memiliki dan mewujudkan cita-cita, harus percaya diri, gali passion masing-masing, serta selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Insyaallah akan selalu ada jalan," tutupnya.