Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Kisah Inspiratif Gibran Huzaifah Bangun Startup eFishery dari Tragedi Kelaparan
29 April 2021 11:15 WIB
ADVERTISEMENT
Gibran Huzaifah merupakan CEO dan Co-Founder dari startup eFishery, yang membantu peternak ikan mengontrol pakan ikan.
ADVERTISEMENT
eFishery baginya bukan sekadar startup yang diklaim memiliki teknologi perikanan terbesar di Indonesia, tapi menurutnya juga menjadi startup perikanan terbesar di dunia.
Menurut alumni Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung itu, sektor agroteknologi jarang tersentuh.
“Kalau biasanya ada fintech, maka saya punya fishtech,” ucapnya, dilansir laman ITB.
Dari tragedi kelaparan
Titik tolak hidup Gibran dimulai dari tragedi kelaparan yang pernah ia alami. Momen itu membuatnya menemukan tujuan kuliah, yaitu menjajaki dunia wirausaha di sektor agrikultur untuk mengentaskan kelaparan di Indonesia.
Semasa kuliah ia ingin mandiri. Berbagai cara dilakukan dari berjualan donat di depan masjid, menjadi tutor privat seusai kuliah, hingga menjadi petugas minimarket dekat kampus.
Saat mengikuti mata kuliah Akuakultur, ia mendapatkan inspirasi yang memantik semangatnya untuk berwirausaha. Gibran lantas mengambil langkah awal untuk menyewa kolam di daerah Bojongsoang. Panen pertama dari kolamnya kala itu berjumlah 130 kilogram.
ADVERTISEMENT
Tapi dia menemukan kesulitan dalam pemasaran hasil panen yang melimpah ruah tersebut. Hingga akhirnya, Gibran memutuskan untuk menjualnya ke toko dengan konsekuensi untung yang sangat tipis.
Dari kejadian itu, dia memutar otak dan mencari jalan agar hasil panen komoditas lele bisa terjual berapa pun ukurannya.
Akhirnya lahirlah Dorri Foods Indonesia, hasil olahan lele yang merambah ke berbagai cabang.
“Karena hilir yang makin lama semakin berkembang, akhirnya bagian hulu—atau bagian budidayanya saya kembangkan. Hingga akhirnya ketika saya lulus, saya memiliki 76 kolam sendiri,” tutur cowok kelahiran 31 Desember 1989 itu.
Dari rencana untuk penumbuhan hulu ini, Gibran terpikirkan hal lain. Menurutnya Indonesia memiliki banyak kolam namun tidak memiliki teknologi yang mengatasi masalah pemberian pakan.
ADVERTISEMENT
Seringkali pemberian pakan di kolam tidak optimal karena terlalu lama larut dalam air, hingga menyebabkan nutrisinya menghilang.
Selain dari hilangnya nutrisi pada pakan, masalah lain yang timbul adalah lingkungan. Pada beberapa waduk, polutan terbesarnya bukan berasal dari rumah tangga atau industri, melainkan dari pakan ikan yang berlebih.
Akhirnya dia menciptakan teknologi pemberi pakan. Prototipe pertama berawal dari garasi milik temannya yang tidak terpakai.
Gibran memlainya dengan perintah kendali berupa short message service (SMS) yang mengaktivasi alat pemberi makan. Dibutuhkan beberapa kali trial-and-error hingga teknologi yang ia cetuskan bersama timnya dapat dikomersialkan.
“Dimulai dari hal-hal itulah eFishery bisa maju hingga secanggih sekarang dengan fitur yang bermacam-macam. eFeeder milik kami sekarang bisa dikendalikan dari ponsel pintar pengguna serta terhubung ke sensor, yang dapat mendeteksi nafsu makan dari ikan yang dibudidaya,” jelas Gibran.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dalam memulai sesuatu terapkanlah prinsip 'start early and start small'.
“Terkadang kita memikirkan bisnis dengan hal-hal yang terlalu kompleks, padahal seharusnya dimulai dari sekecil mungkin namun sesegera mungkin,” pungkas dia.