Kita Bisa Dukung Sustainable Fashion di Indonesia, Ini Caranya!

5 Agustus 2021 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mulai dari diri sendiri, ini cara dukung sustainable fashion di Indonesia. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Mulai dari diri sendiri, ini cara dukung sustainable fashion di Indonesia. Foto: Shutterstock.
Pandemi tak hanya membangun kebiasaan baru, tetapi juga gaya hidup baru yang baik; dibuktikan dengan semakin banyaknya konsumen yang sadar akan pentingnya menggunakan sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan.
Dilansir McKinsey, didapati 57 persen pembeli setuju untuk membuat perubahan signifikan pada gaya hidupnya untuk mengurangi dampak buruk lingkungan. Selain itu, 15 persen konsumen juga berharap supaya dapat membeli pakaian yang lebih ramah dan berkelanjutan; baik secara lingkungan maupun sosial.
Tren tersebut diikuti dengan antusiasme brand fast fashion, di mana mereka berlomba-lomba untuk meluncurkan koleksi pakaian yang bersumber dari material ramah lingkungan. Mulai dari koleksi yang berasal dari produk daur ulang, hingga komitmen menggunakan bahan baku dan teknik yang berkelanjutan.
Secara harfiah, sustainable fashion berarti aksi tanggung jawab bagi setiap orang yang terlibat dalam industri fashion; mulai dari produsen hingga seluruh konsumennya. Sustainable fashion berarti kita membuat atau memilih pakaian dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial pada proses daur hidup produk.
Talk show bertajuk “Sustainable Fashion as the New Lifestyle” oleh FESyar KTI (Kawasan Timur Indonesia) 2021. Dok. FESyar KTI 2021.
Baru-baru ini, talk show bertajuk “Sustainable Fashion as the New Lifestyle” yang dihelat oleh FESyar KTI (Kawasan Timur Indonesia) 2021 bertukar pikiran soal bagaimana fesyen Indonesia dapat berperan lebih banyak dalam mendukung sustainability.
Acara ini menghadirkan berbagai narasumber yang telah berpengalaman dalam sustainable fashion, seperti Director Asia Pacific Rayon (APR), Basrie Kamba; National Chairman of Indonesian Fashion Chambers (IFC), Ali Charisma; dan Fashion Expert dan Co Founder sekaligus Global Head dari #MarkaMarie, Franka Soeria.
Para pembicara berbagi insights tentang cara dan langkah untuk mendorong implementasi sustainable fashion di Indonesia. Sebagai konsumen, apa saja sih yang dapat kita lakukan untuk mendukung pengembangan sustainable fashion di Indonesia? Yuk, kita simak penjelasan para pembicara di bawah ini!

1. Memilih pakaian yang terbuat dari bahan yang berkelanjutan (sustainable)

Jangan lupa untuk pastikan bahan pakaianmu ramah lingkungan dan berkelanjutan, ya! Foto: Shutterstock.
Pakaian yang berkelanjutan atau sustainable clothing umumnya mengacu pada bahan pakaian yang berasal dari sumber daya yang environmentally friendly, seperti tanaman atau hutan serat yang ditanam secara berkelanjutan.
Artinya, dari sekian banyak bahan baku pakaian yang tersedia di dunia, hanya beberapa saja yang dianggap dapat mendukung sustainable fashion. Salah satunya adalah bahan kain yang berasal dari serat rayon.
Serat rayon terbuat dari hasil regenerasi selulosa yang bahan baku utamanya bisa didapatkan dari kayu eucalyptus, pohon pine, dan bahkan bambu. Tak hanya menggunakan bahan yang alami dan terbarukan, serat rayon yang ditanam secara berkelanjutan juga bersifat biodegradable (mudah terurai ke tanah).
Dengan segala kelebihannya, serat rayon menjadi bahan pakaian yang sustainable dan telah diakui brand-brand dunia untuk digunakan dalam berbagai koleksinya, salah satu brand dunia yang sering mengaplikasikan pakaian dari serat rayon adalah Uniqlo.
Di Indonesia, perusahaan yang memproduksi serat rayon salah satunya adalah Asia Pacific Rayon (APR). Dikenal sebagai produsen viscose-rayon terbesar dan terintegrasi di Indonesia, APR menjamin serat rayon produksinya berasal dari sumber yang bertanggung jawab dan dikelola secara lestari lewat sertifikasi PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification).
APR bahkan memiliki aplikasi “Follow Our Fiber” yang memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk melacak asal mula bahan baku kain asal pakaiannya. Dengan begitu, konsumen dapat memastikan sendiri bahwa serat dalam pakaian dikelola secara lestari, legal, dan sustainable.
“Bahan viscose-rayon APR sudah dipasarkan hingga ke mancanegara. Kami berharap viscose-rayon dapat menjadi solusi untuk menghasilkan busana ramah lingkungan,” tutur Basrie sebagai perwakilan dari APR dalam talk show.

2. Upcycle dan mix and match pakaian lama menjadi model pakaian baru

Tak perlu beli baru, ini cara untuk buat pakaian lama tetap fashionable! Foto: Shutterstock.
Menambahkan Basrie, Franka juga memberikan saran bagi para konsumen untuk lebih mempertimbangkan nilai fungsi saat ingin membeli produk baru. Sebagai salah satu pemilik sustainable fashion brand, Franka ingin konsumen untuk lebih bijak dalam pembelian dan penggunaan pakaian supaya tidak hanya berujung di lemari atau dibuang begitu saja.
Pakaian yang sudah lama tidak terpakai dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi pakaian baru dengan banyak cara. Beberapa yang disebutkan oleh Franka adalah upcycle dan mix and match.
Upcycle merupakan pemanfaatan pakaian bekas menjadi pakaian baru. Misalnya, kita menggunakan pola-pola pada beberapa pakaian lama untuk digabungkan menjadi satu pakaian baru yang lebih modis dan unik.
Pada upaya yang kedua, Franka menyarankan mix and match sebagai salah satu solusi yang mudah untuk dilakukan. Seperti namanya, mix and match berarti mencampur dan memasangkan pakaian lama menjadi looks yang baru. Jadi, kamu tidak akan mudah bosan.
Meskipun Franka adalah pemilik sustainable fashion brand #MarkaMarie yang bergeliat di pasar modest wear, ia tetap meminta masyarakat untuk tidak konsumtif.
Tak hanya dari perspektif konsumen, dirinya juga menambahkan bahwa para pemilik fashion brand perlu mempertimbangkan jangka waktu peluncuran sebuah produk. Hal ini supaya konsumen tidak terus belanja secara kalang kabut.
Sustainable fashion bukan soal proses jahit-jahit saja, tetapi harus buat busana yang pasti dipakai. Harus yang memberikan kesan applicable ke konsumen,” ucap Franka.
Setuju dengan pendapat Franka, Basrie juga memberikan penekanan pada peserta talk show bahwa upcycle dan mix and match dapat menjadi solusi efektif dalam pengurangan sampah pakaian. Ia juga menegaskan bahwa pakaian hasil daur ulang dan restyling juga akan tetap terlihat fashionable.

3. Cari tahu lini pakaian yang menganut prinsip slow fashion dan sustainable fashion

Kalau kamu, pilih kuantitas atau kualitas? Foto: Shutterstock.
Tak masalah jika kamu belum dapat membuat pakaian sendiri, yang perlu dilakukan berikutnya berarti mengetahui brand pakaian apa saja yang menganut konsep slow fashion dan sustainable fashion.
Slow fashion merupakan prinsip yang berseberangan dengan kebanyakan brand pakaian. Mereka cenderung memproduksi pakaian dalam waktu yang cepat, dengan kuantitas yang sangat banyak (fast fashion). Sedangkan slow fashion lebih memprioritaskan kualitas produk dan jangka pemakaian yang lebih lama.
Dilansir Zero Waste, slow fashion berprinsip pada produksi pakaian yang ramah lingkungan, ekonomi, dan sosial. Berkesinambungan dengan poin-poin sebelumnya, slow fashion lebih mementingkan kualitas dan keberlanjutan, dibandingkan dengan kuantitas dan profit.
Beberapa ciri-ciri lini pakaian yang memiliki prinsip slow fashion dan sustainable fashion adalah dari koleksi pakaian yang cenderung lebih sedikit dan desain yang sengaja dibuat klasik sehingga konsumen tidak perlu takut ketinggalan zaman.
Beberapa lini pakaian lokal yang mengedepankan prinsip serupa adalah Sejauh Mata Memandang, Pijakbumi, Kana Goods, Sukkha Citta, Cinta Bumi Artisans, Lanivatti, dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk brand global, terdapat Patagonia, JW Anderson, Prada Re-Nylon, Levi’s, Beachgold Bali, Swarovski, serta yang lainnya.

4. Memulai dari diri sendiri, lalu beranikan diri untuk bawa perubahan di masyarakat

Jakarta Fashion Hub menjadi salah satu tempat berkolaborasi yang harus dipertimbangkan jika kamu ingin terjun ke dunia sustainable fashion. Foto: Shutterstock.
Tidak ada kata terlambat untuk ikut berkontribusi dan mulai terlibat dalam perjalanan sustainable fashion dirimu sendiri. Jika kamu telah mengerti lebih jauh tentang implementasinya, banyak kesempatan yang bisa kamu raih, mulai dari melakukan kampanye, mengikuti komunitas, melakukan kolaborasi, hingga membuat lini pakaianmu sendiri.
Tak perlu khawatir untuk mencari tempat di mana kamu bisa mulai mewujudkan clothing fashion seperti yang tertulis di atas. Berangkat dari kepeduliannya terhadap para pegiat fashion dan pelaku usaha mikro tanah air, APR menciptakan medium kolaborasi Jakarta Fashion Hub.
Berlokasi di Jalan Teluk Betung no. 33, Jakarta Pusat, Jakarta Fashion Hub diharapkan dapat menciptakan fashionpreneur dan creativepreneur baru yang dapat mendorong pengembangan industri fashion dan tekstil di dalam negeri, termasuk sustainable fashion.
Ruang kreasi ini menyediakan wadah bagi penggiat mode untuk menyalurkan kreativitas dalam merancang konsep, mendesain produk, hingga menciptakan karya dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Jakarta Fashion Hub. Tak hanya itu, para pengunjung juga dapat langsung membeli kain rayon berkelanjutan untuk mendukung gagasan sustainable clothing line masing-masing.
Selain enggak perlu repot-repot ke pasar untuk eksperimen bahan, dengan menggunakan bahan viscose-rayon kamu juga berarti ikut mendukung gerakan sustainable fashion. Tak hanya itu, kamu pun berkontribusi untuk kebaikan lingkungan, lho!
Tak hanya menjadi tempat “kumpul”, ruang kolaborasi ini juga mengakomodasi fasilitas co working space, workshop, mini studio untuk kebutuhan photoshoot, bahkan toko pakaian untuk memajangkan produkmu.
Bagi Asia Pacific Rayon, kolaborasi terbuka dengan sesama pegiat fashion dapat mendukung proses menuju ekosistem fashion nasional yang berkelanjutan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Asia Pacific Rayon