Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dunia perfilm an tentu sudah tak asing dengan nama Francis Ford Coppola. Produser, sutradara, dan penulis skenario ini kerap kali memenangkan berbagai penghargaan di ajang bergengsi. Tak tanggung-tanggung, Coppola bahkan membawa pulang lima piala Oscar, enam piala Golden Globe Awards, dua penghargaan di Palmes d’Or, dan satu penghargaan di British Academy Film Awards sekaligus.
Di antara puluhan judul film yang dipegangnya, trilogi The Godfather yang dirilis tahun 1972, 1974, dan 1990 dianggap tonggak kesuksesan Coppola. Trilogi yang menceritakan kehidupan imigran-imigran Italia di Amerika Serikat ini meraih segudang perhargaan, seperti film terbaik di Academy Award dan Golden Globe pada 1973. Di IMDb, film pertama dan kedua The Godfather juga sukses meraih score 9,1/10 dan 9,0/10.
Tak hanya itu, The Godfather juga membawa Coppola sebagai sutradara terbaik. Bersama kru yang lain, Coppola berhasil meraih penghargaan adaptasi skenario terbaik dan musik terbaik.
Berani ambil risiko
Dalam merintis karirnya, Coppola dikenal sebagai sineas yang berani mengambil risiko dan perfeksionis. Idealismenya sering tidak sejalan dengan kebijakan rumah produksi. Akibatnya, Coppola berulang kali hampir dipecat.
Pada tahun 1980-an, Coppola mulai mewujudkan mimpinya untuk mendirikan studio sendiri. Ia bertekad dapat menjadi salah satu pemilik rumah produksi terbesar di Hollywood . Sayang, mimpi tersebut tidak berumur panjang karena salah satu filmnya menghabiskan biaya produksi hingga USD 27 juta. Coppola terpaksa menjual banyak asetnya dan menutup studio di Los Angeles.
Namun, Coppola tidak menyerah. Sejak saat itu, ia kembali bekerja dengan rumah produksi lain. Salah satunya dalam menggarap film The Rainmaker (1997) sebagai produser dan penulis skenario.
Film yang bercerita tentang perjuangan mahasiswa lulusan hukum membela seorang bocah laki-laki penderita leukimia ini merupakan adaptasi novel John Grisham dengan judul yang sama. Pada situs IMDb, The Rainmaker memperoleh skor rata-rata 7,2/10 dan berhasil mengumpulkan nilai 82 persen dari para kritikus di film Rotten Tomatoes.
Kini, Coppola tengah menggarap film berjudul Megalopolis —yang sudah ia tulis plotnya selama bertahun-tahun. Coppola menuliskan Megalopolis sebagai film futuristik yang menggambarkan masa depan yang indah, positif, dan visioner. Di usianya yang ke-81, Coppola berharap masih bisa menyelesaikan salah satu film ambisiusnya ini.
Hadir di Mola Living Live
Jatuh bangun Coppola di industri film membuat Mola TV tertarik untuk mengundangnya di Mola Living Live. Pada Jumat, 22 Januari 2021, pukul 22:00 WIB, Coppola siap membagikan semua kisahnya kepada para penikmat film di Indonesia.
Live di Mola TV, Mola Living Live kali ini tetap dipandu oleh Dino Patti Djalal. Dino mengaku sangat antusias menyambut Coppola, apalagi beberapa waktu lalu ia telah berbincang dengan Robert De Niro, pemeran pembantu pria di The Godfather II. Ia bahkan sudah mengagumi sosok Coppola sejak kecil.
"Sebagai sutradara, ia sangat selektif memilih proyek film dan sangat perfeksionis. Banyak yang mengenal seri The Godfather 1, 2 dan 3, tapi banyak lagi film Francis Ford Coppola yang lain yang menjadi ikonik: Apocalypse Now, The Outside, Rumble Fish, Tucker, Cotton Club, Peggy Sue Got Married, Jack, dan lain-lain.
Adegan-adegan perang di Apocalypse Now masih saya ingat sampai sekarang. Yang jelas, dalam talk show Mola TV nanti nanti akan saya coba kuras prinsip hidup, etos kerja, resep kreativitas, dan pandangannya mengenai berbagai isu. Saya juga akan coba tanya apa impresi dia mengenai Indonesia," lanjutnya.
Perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso mengatakan, pada tahun 2021, Mola TV akan menghadirkan tokoh yang semakin beragam di Mola Living Live. Mola TV berkomitmen untuk selalu menghadirkan konten yang bermanfaat, menghibur, sekaligus mendidik. Sehingga, Mola TV dapat turut membangun generasi muda Indonesia yang dapat bersaing di dunia internasional.
"Apabila mengikuti program ini dari awal, tokoh-tokoh yang dihadirkan ini memiliki tantangan dan masalah yang sebenarnya sangat universal dan relate dengan semua orang. Semoga ini menjadi pemicu bagi orang-orang Indonesia untuk belajar dari pengalaman hidup mereka dan mendapatkan inspirasi dari acara Mola Living Live ini," ucap Mirwan.
Lebih lanjut Mirwan menambahkan deretan penghargaan yang diperoleh Coppola sepanjang karirnya merupakan bukti etos kerja yang nyata.
"Diharapkan para penonton Mola TV bisa mendapatkan inspirasi dan banyak belajar dari cerita di balik kesuksesan Coppola," katanya.
Setelah Francis Ford Coppola, tokoh dunia selanjutnya yang akan hadir di Mola Living Live antara lain John Travolta yang dijadwalkan pada 5 Februari dan Sylvester Stallone yang dijadwalkan pada 25 Februari. Keduanya siap berbagi pengalaman dan inspirasi kepada penggemar di Indonesia secara eksklusif di Mola TV.
Dimulai sejak 2020, Mola Living Live telah menghadirkan banyak cerita inspiratif dari tokoh-tokoh dunia. Mulai dari Mike Tyson, Sharon Stone, Luc Besson, Darren Aronofsky, Spike Lee, dan Robert De Niro.
Seluruh tayangan program Mola Living Live bisa disaksikan dengan membeli paket langganan Mola TV manapun, mulai dari Rp 12.500 per bulan dan mengaksesnya melalui aplikasi Mola TV yang tersedia di appstore dan playstore atau melalui situs resmi Mola TV dengan klik di sini .
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Mola TV