Mahasiswa UNY Olah Biji Kurma Jadi Bahan Dasar Identifikasi Forensik Sidik Jari

3 Desember 2023 21:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UNY olah biji kurma sebagai bahan dasar identifikasi forensik sidik jari. Foto: UNY
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UNY olah biji kurma sebagai bahan dasar identifikasi forensik sidik jari. Foto: UNY
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Identifikasi forensik merupakan bagian penting dalam sebuah investigasi untuk membantu penyidik menentukan identitas atau objek yang terlibat dalam suatu peristiwa kriminal atau kejadian penting. Salah satu teknik identifikasi forensik yang paling umum digunakan adalah identifikasi sidik jari.
ADVERTISEMENT
Biasanya, untuk proses identifikasi sidik jari, para ahli menggunakan zat kimia agar sidik jari mudah dilihat. Namun, di tangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), penggunaan zat kimia untuk proses identifikasi bisa diganti dengan bahan-bahan yang alami yaitu menggunakan biji kurma.
Lewat penelitian berjudul Identifikasi Forensik Sidik Jari Berdasarkan Variasi Jenis cetakan Berbasis Fluoresens Carbon Nanodots Berbahan Dasar Biji Kurma Berbantuan Software Tracker, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang terdiri dari Ni Kadek Nabila Sesilia, Chairul Amri, Fadhilah Fitria Setyawati (Fisika), dan Saadah Vidaroini (Pendidikan Fisika) membuat inovasi tersebut.
Menurut Fadhilah, metode identifikasi sidik jari memiliki tingkat keakuratan paling tinggi dibandingkan metode lainnya. Identifikasi sidik jari dilakukan dengan mengamati garis yang terdapat pada guratan jari tangan dan telapak kaki. Sidik jari laten biasanya ditemukan di tempat kejadian perkara pada sembarang permukaan dalam kasus kriminal.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa UNY olah biji kurma sebagai bahan dasar identifikasi forensik sidik jari. Foto: UNY
Untuk Sidik jari laten merujuk pada sidik jari yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Identifikasi sidik jari laten merupakan salah satu teknik penting dalam identifikasi forensik dan investigasi kriminal. Meskipun sidik jari laten memiliki nilai bukti yang signifikan, namun jika pengambilan sidik jari tidak hati-hati bisa hilang atau rusak.
Berangkat dari hal di atas, Fadhilah cs pun memikirkan terkait bahan alternatif yang dapat mempertahankan pola bekas sidik jari, seperti nanomaterial carbon nanodots. “Carbon Dots" atau "C-dots," yang merujuk pada nanopartikel karbon kecil yang memiliki struktur poin kuantum dan ukuran nanometer. Karbon dots ini dapat terdiri dari berbagai bentuk struktur karbon. Limbah biji kurma dapat disintesis menjadi C-dots dan diaplikasikan untuk deteksi sidik jari laten dalam investigasi kriminal dan toksikologi forensik.
ADVERTISEMENT
“Untuk penelitian pada sistesis C-dots, biji kurma dicuci bersih kemudian dikeringkan untuk menghilangkan kadar airnya. Kemudian, biji kurma dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 200° C selama 3 jam. Selanjutnya, biji kurma tersebut dijadikan serbuk halus, kemudian diproses lebih lanjut”, kata Fadhilah dikutip dari laman UNY, Minggu (3/12).
Kemudian, dilanjutkan dengan karakterisasi C-dots dengan beberapa pengujian. Langkah selanjutnya adalah pembuatan sidik jari laten. Setelah itu dilakukan karakterisasi sidik jari laten menggunakan C-dots sebagai identifikasi forensik. Uji yang dilakukan adalah uji visualisasi mikroskop dan uji Robustness Sidik Jari. Kemudian dilanjutkan dengan analisis karakteristik C-dots.
Ilustrasi kurma Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Kesimpulan hasil riset, sampel C-dots berhasil apabila memiliki kandungan material dengan puncak absorbansi 260-360 nm dari radiasi sinar yang diserap, berstruktur kristal amorf, memiliki rentang panjang gelombang 400-600 nm dan jika menggunakan laser UV maka menghasilkan pendaran warna hijau, memiliki gugus fungsi C - H, C = C, serta C - O, dan berbentuk bulatan berukuran 100­200 nm. Sidik jari laten menggunakan C-dots sebagai identifikasi forensik berhasil apabila terbentuk struktur pola sidik jari dan memiliki ketahanan pola sidik jari laten walaupun didiamkan dalam jangka waktu selama 1 bulan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT