Melestarikan Warisan Produk Herbal Tradisional Indonesia yang Melegenda

3 Juni 2024 22:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengolah tanaman herbal.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengolah tanaman herbal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seiring pesatnya perkembangan zaman dan teknologi, tradisi, dan warisan budaya sering kali terlupakan.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik modernisasi yang semakin melaju, masih ada warisan nenek moyang yang tetap bertahan dan relevan hingga kini. Nah, anak muda wajib tahu soal upaya melestarikan warisan ini.
Salah satu contohnya adalah produk minyak herbal tradisional yang telah lama digunakan masyarakat Indonesia, Minyak Ban Leng.
Pada era sekarang, mungkin tidak banyak orang yang mengenal Minyak Ban Leng. Minyak herbal tradisional tersebut mungkin lebih terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur, khususnya generasi yang lebih tua, karena memang minyak ini diproduksi di Surabaya.
Minyak Ban Leng yang sudah berusia hampir satu abad ini telah membantu meredakan berbagai keluhan kesehatan secara alami dan efektif.
Minyak Ban Leng pertama kali diproduksi Rumah Obat Tjeh She Tong pada 1928 di Sulawesi, didirikan Shi Ka Tjeh sebelum perang dunia kedua.
Produk minyak herbal tradisional Indonesia, Minyak Ban Leng. Foto: Istimewa
Setelah melalui empat generasi kepemimpinan, Rumah Obat Tjeh She Tong sudah berubah nama menjadi CV San Sidarta, dan sudah mendapatkan paten merek dan Izin Edar dari BPOM, serta sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik).
ADVERTISEMENT
Sejak awal, Minyak Ban Leng dikenal sebagai minyak herbal serbaguna yang dibuat berdasarkan resep kuno dan 100% menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan alami.
Melalui empat generasi, formula dan proses pembuatannya tetap dijaga dengan ketat, memastikan setiap tetes minyak yang dihasilkan memiliki kualitas dan kemurnian yang sama seperti ketika pertama kali dibuat.
Direktur CV San Sidarta, Handoko Lie, berbagi cerita tentang perjalanan panjang produknya.
“Minyak Ban Leng adalah bukti bahwa resep tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi masih bisa memberikan manfaat yang signifikan. Produk ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan, tetapi juga mengingatkan kita akan nilai-nilai dan kebijaksanaan yang diwariskan oleh leluhur kita,” ujarnya.
Ilustrasi tanaman herbal. Foto: Shutterstock
Berbeda dengan minyak gosok pada umumnya, Minyak Ban Leng juga dapat diminum untuk meredakan berbagai keluhan kesehatan seperti batuk, pilek, tenggorokan kering, dan gejala masuk angin.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, minyak ini juga efektif dalam meredakan gatal akibat gigitan serangga, wasir, serta berbagai jenis luka dengan cara dioleskan langsung ke kulit.
Meski begitu, tantangan modernisasi dan keterbatasan sumber daya membuat Minyak Ban Leng tidak terlalu dikenal luas di luar Jawa Timur. Minyak Ban Leng jarang dipromosikan secara masif dan hanya tersedia di beberapa toko obat dan apotek.
Menanggapi tantangan ini, CV San Sidarta mulai mengembangkan online presence pada 2024. Dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram melalui akun resmi @sansidarta.id, minyak herbal ini dapat menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia.
"Kami ingin khasiat yang dimiliki Minyak Ban Leng dapat lebih mudah diakses oleh semua orang, terutama generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi digital. Media sosial adalah jembatan kami untuk tetap relevan dan terhubung lebih dekat dengan konsumen," ungkap Handoko.
ADVERTISEMENT