Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Walau sudah mengalami banyak kemajuan di berbagai bidang, kondisi negara dan masyarakat Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak yang harus dilakukan agar terwujud perubahan nyata.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, meski keinginan untuk mewujudkan perubahan bisa dimiliki banyak anak muda di Indonesia, nyatanya, tidak semua benar-benar melakukan aksi nyata untuk menciptakan perubahan itu.
Padahal untuk melakukan suatu perubahan tidak perlu dari hal yang besar dan tidak perlu berpangku tangan menunggu pemerintah bergerak. Ya, melihat masalah di lingkungan sekitar dan bergerak sendiri dengan membuat perubahan lewat aksi nyata adalah hal yang bisa kamu lakukan seperti Meidy Fitranto dan Faris Rahman (Nodeflux), Triana Rahmawati (Griya Schizofren), dan Anjani Sekar Arum (Sanggar dan Galeri Batik Andaka).
Ketiganya benar-benar membuat perubahan lewat aksi nyata mereka, bukan sekadar bicara. Mereka bisa membawa perubahan baik dari teknologi, sosial, hingga budaya. Meidy Fitranto dan Faris Rahman misalnya. Mereka telah memberikan banyak perubahan positif lewat CCTV buatan mereka. Dengan CCTV tersebut, pemerintah bisa mencegah angkutan umum yang berhenti sembarangan, masyarakat yang buang sampah sembarangan, hingga kendaraan yang masuk jalur bus.
Sementara Meidy dan Faris berhasil melakukan perubahan lewat teknologi, Tiara Rahmawati sukses membuat perubahan di bidang sosial. Ia mendedikasikan dirinya untuk menangani orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) lewat Griya Schizofren, komunitas yang mengkampanyekan kepedulian dan dukungan moral untuk para ODMK.
Triana ingin mengubah pandangan ODMK seperti mengidap skizofrenia adalah orang yang tidak mengerikan. Sebab ODMK seharusnya mendapatkan dukungan dari keluarga dan juga lingkungan sekitarnya. Dengan support system, pasien dapat mencapai penyembuhan dan mencegah skizofrenia kambuh.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan Anjani Sekar Arum? Ya, gusar dengan kondisi di lingkungan rumahnya membuat Anjani bergerak untuk membantu perekonomian mereka. Ia pun memanfaatkan bakat melukisnya untuk menciptakan sebuah motif batik yang dinamainya bantengan.
Memutuskan untuk fokus menekuni batik, usahanya membuahkan hasil. Ia sukses melestarikan batik lewat batik bantengan — salah satu karya khas Anjani — sambil di saat yang sama mengajak warga sekitarnya, melalui anak-anak mereka, untuk mendapatkan uang dari membatik.
Meidy Fitranto dan Faris Rahman, Triana Rahmawati, maupun Anjani Sekar Arum adalah sedikit contoh generasi muda penerus tongkat estafet kemajuan Indonesia. Mereka bekerja dalam sunyi untuk melakukan perubahan nyata. Melihat usaha mereka, Astra pun memberikan apresiasi.
Atas segala kepeduliannya untuk melakukan perubahan, mereka berhasil terpilih sebagai pemenang apresiasi Semangat ASTRA Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, apresiasi bagi generasi muda yang tidak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Apakah kamu salah satu generasi muda yang ingin membuat perubahan seperti mereka? Yuk jadi penerus bangsa yang berkontribusi nyata. Tidak perlu dari hal yang besar, kamu bisa memulai dari hal sederhana seperti membantu kumparan dan ASTRA untuk menyebar informasi tentang sosok yang telah melakukan perubahan nyata serta memberikan pendapatmu mengenai apa yang telah mereka lakukan.
Menariknya, dengan menyebarkan kisah inspiratif para pemenang SATU Indonesia Awards ini kamu juga bisa berkesempatan mendapatkan voucher belanja Rp 500 ribu rupiah.
Penasaran? Simak mekanisme beserta syarat dan ketentuan “Share Your Thoughts Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards” di bawah ini.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan ASTRA International.