Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mengapa Penggemar Musik Cadas Gemar Moshing?
14 Desember 2017 18:09 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:31 WIB
ADVERTISEMENT
Saat kalian datang ke acara konser musik cadas, riuh pemandangan tarian agresif yang dikenal dengan nama “moshing” dari para penontonnya enggak mungkin bisa dilewatkan.
ADVERTISEMENT
Gerakan tangan yang aktif kesana-kemari, bahkan terkadang bahkan harus membuat sebagian dari mereka terluka saat asyik menari mengikuti ritme lagu milik sang idola. Namun, hal tersebut tak lantas membuat para penggemarnya kapok untuk kembali melakukannya.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat tarian tersebut begitu “adiktif” bagi para penggemar konser musik cadas?
Sebuah situs publikasi online Hopes&Fears bertanya kepada beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda, di antaranya adalah konsultan keselamatan, mahasiswa, serta para musisi, tentang hal yang membuat moshing begitu menarik bagi para pendengarnya.
Melansir dari laman tersebut, Paul Wertheimer, pendiri dan kepala firma keamanan Crowd Management Strategies menjelaskan, terdapat seenggaknya lima dorongan yang membuat para penonton musik metal untuk melakukan moshing. Yakni, perasaan senang, keinginan untuk berkomunikasi dengan penampil, ritual, bukti kesetaraan, serta tekanan pergaulan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, menurut seorang mahasiswa doktoral dari Becket University, Gabby Riches, meski moshpit sering diartikan sebagai sesuatu yang keras serta enggak terkontrol, namun sebenarnya, moshing memiliki arti kepemilikan yang kuat bagi para penggemar musik cadas.
“Bagi mereka yang enggak familiar dengan musik heavy metal dan praktik-praktiknya, moshpit dilihat sebagai sesuatu yang kasar, enggak terkontrol, maskulin, serta tempat yang berbahaya,” tulisnya.
“Namun, untuk para penggemar musik metal, moshpit dianggap sebagai sebuah tempat yang aman, lengkap, serta hangat yang membangkitkan sebuah rasa memiliki yang kuat, di mana para penggemar dapat mengekspresikan diri mereka secara maksimal,” tambahnya.
Sementara, menurut Parris Mitchell Mayhew, seorang gitaris dan co-founder dari majalah punk Cro-Mags mengatakan, moshing merupakan sebuah reaksi senang terhadap sesuatu yang ia cintai. Bahkan ketika Parris terluka karena moshing, ia masih menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
“Mengapa saya melakukan mosh? Pertama, karena itu menyenangkan. Sebuah reaksi keriangan terhadap sesuatu yang saya cintai, sebuah cara untuk berpartisipasi dengan band dan musik yang kamu cintai,” tulis Parris.
“Saya pernah menghantamkan diri saya saat lompat dari panggung di CBGB (sebuah bar di kota New York) ketika penampilan Bad Brains, meluncur di antara orang-orang hingga membenturkan kepala saya ke lantai, dan bangun terbaring di pinggir setelah orang-orang menarik saya. Hal itu bahkan menyenangkan,” tambahnya.
Bagaimana pendapat kalian?