Mengapa Sekolah di Jepang Larang Siswinya Dikuncir Kuda?

3 April 2022 18:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita dikuncir. Foto: NFstock/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita dikuncir. Foto: NFstock/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, beberapa sekolah di Jepang melarang para siswa perempuannya untuk menata rambut dengan gaya kuncir kuda di sekolah. Sekolah ini mengkhawatirkan bahwa tengkuk dari siswa perempuan ini dapat menarik gairah seksual dari siswa laki-laki.
ADVERTISEMENT
Dilansir Wionews, aturan ini terungkap melalui Motoki Sugiyama, yang merupakan salah satu mantan guru SMP di Jepang.
“Sekolah ini khawatir anak laki-laki akan melihat anak perempuan yang mirip dengan alasan di balik penegakan aturan warna pakaian dalam hanya putih. Saya selalu mengkritik aturan ini tapi karena kritiknya kurang dan menjadi sangat norma, siswa tidak punya pilihan selain menerimanya,” ungkap Sugiyama.
Sugiyama kemudian mengatakan bahwa jumlah sekolah yang sudah menerapkan aturan ini masih belum diketahui angka pastinya. Karena hingga saat ini masih belum ada data statistik nasional terkait akan hal tersebut.
Sekolah-sekolah di Jepang sendiri memang memiliki berbagai aturan ketat terkait tampilan para siswanya. Seperti warna rambut, aksesoris, make-up, dan juga seragam termasuk panjang rok untuk siswa perempuan.
ADVERTISEMENT
Hampir setengah dari sekolah menengah di Tokyo yang meminta para siswanya yang memiliki rambut bergelombang dan enggak berwarna hitam untuk menyerahkan sertifikat yang menyatakan kalau rambut mereka enggak diubah secara artifisial.
Dari 177 sekolah menengah yang dikelola oleh pemerintah Metropolitan Tokyo, 79 sekolah meminta serifikat ini ditandatangani oleh orang tua masing-masing.
Ilustrasi wanita dikuncir. Foto: Roman Samborskyi/Shutterstock

Pengalaman Siswa yang Harus Mengubah Warna Rambut Hingga Gugat Pemerintah Daerah

Beberapa tahun lalu juga seorang remaja Jepang sempat menggugat pemerintah daerah Osaka. Hal ini dikarenakan sekolah tempat perempuan tersebut menuntut ilmu terus memaksa dirinya untuk mengubah warna rambut cokelatnya menjadi hitam.
Menurutnya, permintaan dari sekolahnya itu enggak masuk akal karena warna alami dari rambutnya adalah cokelat. Pihak sekolah juga pernah menyatakan kalau perempuan yang namanya dirahasiakan itu enggak diperbolehkan masuk sekolah jika rambutnya enggak diwarnai hitam.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, siswa perempuan tersebut pun menuruti permintaan pihak sekolah. Namun, keputusan untuk mewarnai rambutnya menjadi salah besar. Rambut perempuan itu pun menjadi rusak dan iritasi akibat zat kimia yang ditimbulkan dari pewarna rambut.
Siswa tersebut dan juga ibunya pun menuntut pemerintah daerah Osaka yang bertanggung jawab atas sekolah Kaifukan untuk segera mengganti rugi kerusakan rambutnya sebanyak 2,2 juta yen atau sekitar Rp 259 juta.
Bukan hanya itu, perempuan ini pun juga memutuskan untuk enggak masuk sekolah. Menanggapi gugatan tersebut, kepala sekolah Kaifukan, enggan berkomentar banyak. Ia hanya menyebutkan bahwa sekolahnya melarang para siswanya untuk mengecat rambut dan semuanya harus berwarna hitam.
Laporan Afifa Inak