Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Mengejar Sang Idola sebagai Wujud Apresiasi Karya
27 Juli 2018 19:04 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:24 WIB

ADVERTISEMENT
Wujud kegemaran seseorang terhadap sosok idola bisa diwujudkan dalam berbagai hal. Mulai dari sekadar menyapa, minta tanda tangan, berfoto, hingga mungkin memberikan hadiah.
ADVERTISEMENT
Namun pertemuan itu biasanya terjadi hanya dalam waktu sesaat. Beberapa alasan seperti kesibukan maupun keamanan biasanya menjadi pembatas utama antara si penggemar dan idola.
Meski paham betul akan hal tersebut, Lara (23), nampaknya tak gentar untuk tetap mengukuhkan niatnya agar bisa berjumpa dengan idolanya setiap kali mereka mampir untuk tampil di Tanah Air.
Hampir selalu ada cara yang ia temukan untuk bisa bercengkrama, walau cukup banyak tantangan yang ia harus hadapi sebelumnya.
"Pertama karena emang gue suka musiknya. Terus enggak gereget aja kalau misalnya nonton konser tapi enggak ngobrol langsung sama artisnya," tutur Lara kepada kumparan.
Keinginan itu pun diakuinya mulai muncul ketika pertama kali menonton konser band heavy metal asal Amerika Serikat, Avenged Sevenfold, pada tahun 2008 saat usianya masih 13 tahun. Kakaknya yang dulu bekerja sebagai orang media, membuatnya cukup familiar dengan berbagai kesibukan di belakang panggung.
ADVERTISEMENT
"Dulu gue suka liat abang, tuh. Dia suka ke hotel-hotelnya (artis) gitu, kan," tambahnya singkat.
Sejak saat itu, kegemarannya tersebut berlanjut hingga saat ini. Sang kakak yang semakin sibuk membuatnya terpaksa harus "mengejar" sendiri idola-idolanya yang datang ke Indonesia.
Baginya, berjumpa langsung dan menonton penampilan idolanya merupakan dua hal yang saling melengkapi. Keduanya harus terjadi, meski kadang tak mudah untuk dipenuhi.
"Jadi kalau misalnya nonton konser tapi enggak ketemu artisnya dan kalau ketemu artisnya tapi enggak nonton konsernya, rasanya gimana gitu. Jadi harus dua-duanya, kayak sudah kebiasaan," ungkap Lara.
Hingga saat ini ia mengklaim bahwa ia sudah sempat 'mengejar' hingga ratusan musisi yang diidolakannya. Tentu tidak semuanya berhasil. Untuk beberapa kesempatan, perempuan yang kini bekerja sebagai seorang online sales itu harus rela pulang dengan senyum kecut karena tak dapat berjumpa dengan idolanya.
ADVERTISEMENT
"Pernah (gagal). Waktu Axwell & Ingrosso. Gue udah di hotelnya tapi dia ternyata enggak tidur di situ. Selain itu body guardnya juga ketat banget," kenang Lara.
"Padahal sudah di depan mata, tapi gue cuma bisa ngobrol sama artis yang lainnya saja," lanjutnya.
Lara tidaklah sendiri. Salah satu rekannya, Fia (20), juga memiliki berbagai pengalaman unik selama "mengejar" berbagai artis yang dikaguminya. Untuk Fia, itu adalah salah satu caranya untuk menyampaikan apresiasi terhadap sang idola.
Meski jumlahnya belum sebanyak yang dilakukan Lara, Fia sudah mengantongi beberapa kenangan manis dari aksinya selama ini. Satu yang masih sangat berbekas adalah saat penyanyi asal Amerika Serikat, Lauv, tampil dalam gelaran Java Jazz 2018 beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Yang ngasih Lauv batik pas di Java Jazz itu gue. Jadi pas banget ketemunya. Pas dia mau berangkat ke venue. Dia gue beliin warna itu karena dia kan suka (warna) biru-biru gitu. Waktu itu berdua belinya udunan sama teman hahaha," jelas Fia.
Fia yang saat ini berstatus sebagai seorang mahasiswi itu, juga pernah sampai terbang ke negara tentangga, Singapura, untuk berjumpa salah satu idolanya yang lain, The Vamps. Saat itu, Fia beruntung karena bisa mendapatkan kesempatan meet and greet dengan mereka, sehingga ia tidak perlu mengejar sampai ke hotelnya.
Namun, pengalaman itu juga sekaligus menjadi yang "terburuk" baginya. Sebab, saat ia bermaksud untuk kembali bertemu mereka di bandara saat kepulangan, Fia harus rela ketinggalan penerbangannya kembali ke Indonesia, karena idolanya tersebut tak datang sesuai dengan informasi waktu yang didapatkannya.
ADVERTISEMENT
"Tapi itu pengalaman juga sih, itu gue sampai tidur di bandara," tambahnya.
Dari aktivitas tersebut, Lara dan Fia, bisa saling kenal satu sama lain. Bersama dengan beberapa orang lainnya, mereka bahkan kerap bertukar informasi tentang kedatangan berbagai artis yang menjadi idolanya.
Meski begitu, baik Lara maupun Fia tidak menerima apabila kegiatan yang dilakukan keduanya untuk idolanya disamakan dengan apa yang dikenal dengan sebutan groupies. Sebab, masih ada beberapa batasan yang mereka terapkan saat akan mengejar sang idola.
Lantas bagaimana cerita mereka mendapatkan informasi mengenai jadwal kegiatan dan lokasi tinggal sang idola? Simak di artikel selanjutnya.