Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Mengenal Kurator, Profesi di Balik Indahnya Pameran Seni dan Museum
16 September 2018 16:41 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:23 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang pernah datang ke sebuah galeri seni atau pameran di museum, pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana bisa semua koleksi dan pajangan di sana begitu apik tertata?
ADVERTISEMENT
Semua keindahan tata letak instalasi seni dan koleksi yang dipajang tersebut merupakan karya dari seorang kurator.
Biasanya, kurator dipercaya untuk memilih dan menentukan objek mana yang akan diperlihatkan pada publik baik itu karya seni maupun koleksi museum.
Ryzki Wiryawan, seorang kurator dari Museum Kota Bandung mengemukakan, tugasnya sebagai kurator di sana dilakukan bersama dengan sebuah tim dimulai dari menyusun, menulis, hingga memvalidasi materi.
“Yang saya lakukan sejauh ini bersama tim yaitu menyusun dan menulis materi, menyuplai data sejarah, memilah materi (karena keterbatasan ruang), dan terakhir memvalidasi materi,” terangnya.
Meski Museum Kota Bandung belum resmi dibuka untuk umum dan masih dalam tahap persiapan, Ryzki mengungkapkan, sementara ini sudah ada beberapa koleksi yang akan dipajang di sana, seperti foto beserta penjabaran teksnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk koleksi buku juga sudah ada dan berencana akan ditambah lagi dengan membeli ke Belanda.
“Untuk artefak-artefak juga belum banyak ya, karena pengadaannya termasuk dalam program jangka panjang,” ungkapnya.
Sebelum menentukan koleksi apa yang akan ditampilkan pun, Ryzki dan timnya harus mematangkan konsep atau tema umum materi museum. Kemudian mereka menentukan poin-poin sejarah apa saja yang layak ditampilkan, hingga selanjutnya pencarian materi dan dokumen pendukung untuk materi-materi tersebut.
Meski harus menempuh tahapan kerja yang runut, sistematis dan teliti, untuk menjadi kurator nyatanya tidak mesti punya latar belakang keilmuan sejarah atau seni. Menurut Ryzki, yang penting adalah orang tersebut harus punya passion dan pengetahuan sejarah yang mendalam (untuk museum yang berkenaan dengan sejarah).
ADVERTISEMENT
“Selain itu, minimal dia harus memahami teori metodologi sejarah, sehingga bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Ryzki yang merupakan lulusan S2 Studi Pembangunan di ITB.