Mengenal Love Scam, Penipuan Berkedok Cinta

14 Maret 2021 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi korban love scam. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi korban love scam. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mencari cinta di dunia maya sudah jadi hal yang biasa. Dari yang sekadar mutualan di media sosial, sampai menemukan pacar di aplikasi kencan.
ADVERTISEMENT
Tapi kamu juga harus berhati-hati terhadap penipuan berkedok cinta atau yang dikenal dengan nama love scam.

Apa Itu Love Scam?

Ilustrasi putus cinta Foto: Shutterstock
Love scam merupakan tindakan kekerasan karena mengandung unsur pemaksaan kehendak, manipulasi, serta eksploitasi.
Pelaku love scam alias scammer akan membuat korban percaya kepadanya sampai timbul perasaan, kemudian niat baik itu dimanfaatkan untuk menipu.
Dalam melancarkan aksinya para scammer biasanya mencari korban melalui situs pertemanan atau aplikasi kencan menggunakan akun palsu.
Mereka berpura-pura memiliki pekerjaan tetap atau memiliki bisnis sendiri. Pelaku akan mengajak target berkenalan dan terus melakukan kontak hingga terjalin hubungan dekat.
Pelaku biasanya dapat menghabiskan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk membangun hubungan romantis dengan targetnya.
ADVERTISEMENT
Ketika si target mulai terbuai asmara, si pelaku akan minta dikirimi atau dipinjamkan uang. Pelaku biasanya mengarang berbagai cerita yang dapat membuat korban luluh dan bersedia mengirimkan sejumlah uang.
Korban love scam juga bisa mengalami eksploitasi seksual dan nantinya menunjukkan gejala kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, stres, bahkan depresi.
Love scam dapat dialami oleh siapa saja. Namun, perempuan merupakan kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi korban.
Ilustrasi putus cinta. Foto: Shutter Stock
Dosen Fakultas Hukum UGM sekaligus Ketua Pusat Kajian Law, Gender, and Society UGM, Sri Wiyanti Edyyono menambahkan, love scam semakin marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Perkembangan teknologi dan internet menjadikan jangkauan love scam kian meluas.
Love scam ini bukan fenomena baru dan banyak terjadi, tetapi yang lapor jarang,” tuturnya, dilansir laman UGM.
ADVERTISEMENT
Wiyanti menyampaikan pada umumnya kasus love scam enggak banyak dilaporkan karena sejumlah alasan.
Salah satunya, rasa malu pada korban, ketakutan dijadikan bahan candaan di media sosial, kekhawatiran disalahkan, sampai enggak dianggap serius saat dilaporkan ke aparat penegak hukum.

Mencegah Love Scam

Zumping, putus cinta lewat Zoom. Foto: Shutterstock
Dia menilai, pencegahan terhadap kasus love scam masih terbilang lemah. Mulai dari penegakan hukum yang belum konsisten, pengawasan yang enggak berkelanjutan, sampai permasalahan data yang enggak lengkap.
Kondisi tersebut menjadikan tidak sedikit kasus love scam yang enggak dapat terselesaikan. Ditambah dengan permasalahan budaya yaitu persepsi yang kuat terhadap seksualitas dan stereotip.
Maka itu, Wiyanti menegaskan risiko love scam bisa dicegah dengan adanya peraturan yang kuat. Selain itu juga upaya seperti literasi digital pada perempuan, promosi perlindungan, mekanisme pengaduan, perubahan peraturan, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Ini harusnya masuk dalam bagian isu RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan ada payung hukum baru, karena kalau mengacu peraturan yang ada itu enggak bisa,” tegas dia.