Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Menjadi Pemimpin yang Peduli dan Kritis Bersama Beswan Djarum
21 Februari 2020 14:12 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:09 WIB
ADVERTISEMENT
Leadership Development Beswan Djarum telah rampung diadakan pada 2-5 Februari 2020 lalu. Di hari pertama dan kedua, para peserta beasiswa telah belajar tentang pentingnya kemampuan soft skill bagi seorang pemimpin bersama beberapa narasumber seperti penulis & CEO Java Fresh, Margareta Astaman, dan News Anchor & Executive Producer Kompas TV, Riko Anggara.
ADVERTISEMENT
Di hari ketiga, saatnya para peserta — yang terdiri dari mahasiswa Indonesia ini — mempraktikkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari sebelumnya melalui presentation project. Mereka ditantang untuk menjadi seorang staf khusus kepresidenan yang bertugas membantu presiden mewujudkan program dan visi kerjanya.
Peserta Beswan Djarum angkatan 35 ini dibagi menjadi delapan kelompok. Masing-masing memegang tugas sebagai staf khusus bidang hukum, kebudayaan, sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan, budaya, ekonomi dan staf khusus hubungan luar negeri.
Peserta tampak antusias sekaligus tegang. Bagaimana tidak, masing-masing kelompok hanya diberi waktu kurang dari 6 jam untuk mempersiapkan programnya. Selain itu, mereka juga harus membuat essay individu dengan tema yang sama.
“Kami memang sengaja memberi waktu yang singkat untuk ‘memaksa’ mereka agar lebih kritis,” ujar Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Carvey Dominique Sando, kepada kumparan (3/2).
ADVERTISEMENT
Presentasi dimulai pada Selasa (4/2) dan satu per satu kelompok pun mulai mempresentasikan programnya secara bergantian selama 20 menit. Lalu dilanjutkan sesi tanya jawab dan penilaian dari dua juri yaitu Margareta Astaman dan Riko Anggara.
Ternyata bukan hal mudah memenangkan hati juri untuk presentation project Beswan Djarum angkatan 35 ini. Tak segan juri memberi teguran dan komentar ‘pedas’ untuk para peserta yang tidak mematuhi aturan.
Meski begitu, kritis pedas dari juri tidak lantas membuat para peserta berkecil hati. Satu per satu peserta tetap percaya diri memaparkan program-programnya di depan peserta lain.
Salah satunya kelompok Imam Bonjol yang mengangkat kasus pungli (pungutan liar) sebagai fokus utamanya. Kelompok ini membuat program Self Service SIM Test (SST) untuk mewujudkan visi presiden 2019-2024 yaitu ‘Reformasi Birokrasi’.
Tim Imam Bonjol memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk meminimalisir pungli yang masih marak terjadi dalam pembuatan SIM. Program ini juga sesuai dengan visi ‘Reformasi Birokrasi’ yang inovatif dan bertujuan mempercepat pelayanan untuk masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tidak sia-sia. Berkat program ini, tim Imam Bonjol pun berhasil keluar sebagai pemenang best team dalam acara Leadership Development Beswan Djarum.
“Tulisan dan presentasi tim ini terbilang bijaksana dan menguasai satu program, sehingga bisa menjelaskan dengan detail. Dari sisi presentasi, setiap anggota juga berusaha,” jelas Margareta Astaman saat mengumumkan pemenang best team Leadership Development Beswan Djarum.
Tak hanya unggul dalam hal inovasi, menurut salah satu anggota tim Imam Bonjol, Yogi Idriansyah, keberhasilan timnya juga tak lepas dari adanya rasa saling peduli, sehingga tiap anggota tidak merasa tertinggal dari anggota lainnya.
“Saya tidak menyangka (menang) dan kaget, kok, bisa menang. Kalau kami sebagai tim, kami sangat mendukung teman-teman yang masih kesulitan, apalagi di kelompok kami ada satu orang yang sangat pendiam dan tidak percaya diri. Akhirnya saat gladi resik, kita berusaha memberi masukan seperti yang diajarkan Kak Margi dan Kak Riko,” ungkap Yogi.
Selain tim Imam Bonjol sebagai best team di acara Leadership Development, ada pula pengumuman pemenang untuk kategori best writer untuk essay terbaik dan best speaker. Mereka adalah Jessica Paramita Aritonang dari kelompok Ir Soekarno dan Risyana dari kelompok Pattimura.
ADVERTISEMENT
Jessica sempat tak menyangka bahwa essay yang ia tulis bisa memperoleh penghargaan sebagai pemenang best writer. Sebab, menurut perempuan yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Mataram ini, banyak peserta lain yang punya kemampuan menulis jauh lebih bagus dan lebih aktif selama Leadership Development.
“Saya mencoba metode-metode yang diajarkan Kak Margi dan benar-benar saya tuangkan di essay saja. Saya juga mencoba mengoreksi kesalahan dan kelemahan saya dari tulisan-tulisan sebelumnya,” ungkap perempuan yang akrab disapa Jeje ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Risyana. Perempuan yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro ini bahkan sempat tidak yakin akan memenangkan kategori best speaker karena kerap ditegur oleh Riko Anggara saat kelas Public Speaking.
ADVERTISEMENT
“Saya sering ditegur, dan mungkin dulu saya akan menolak saat ditegur. Tapi sekarang saya ingin mencoba belajar dan langsung mengimplementasikan ilmu yang diberikan oleh Kak Riko kemarin,” tambah Risyana.
Acara pun berakhir di hari ke empat Leadership Development. Menutup rangkaian acara, tak ketinggalan ada sesi bincang bersama para alumni Beswan Djarum.
Sesi bincang tersebut meliputi Competition Challenge yang membahas mengenai kompetisi menulis bisa diikuti oleh peserta beasiswa, Community Empowerment sebagai sarana untuk terlibat langsung dengan masyarakat, serta International Exposure yang akan memberi kesempatan bagi para Beswan Djarum untuk mengharumkan bangsa di kancah internasional.
Semua sesi tersebut punya tujuan yang sama, yaitu mempersiapkan para Beswan Djarum agar siap menjadi pemimpin yang kritis dan peka dengan keadaan sekitarnya di masa depan.
ADVERTISEMENT
Nah, apa kamu juga tertarik menjadi salah satu pemimpin masa depan yang cakap dan berkarakter?
Beswan Djarum terus berkomitmen membantu para mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia untuk menggapai mimpi-mimpinya melalui Beasiswa Beswan Djarum. Tak hanya mendapat beasiswa pendidikan, para Beswan Djarum akan mendapatkan bekal soft skill seperti mengikuti Character Building untuk mematangkan enam kualitas karakter dasar seorang pemimpin, yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, inisiatif, gigih, mudah beradaptasi, punya jiwa kepemimpinan, dan kesadaran akan isu sosial serta budaya.
Dan tentunya pelatihan Leadership Development sehingga kelak lebih siap berhadapan dengan masyarakat luas yang bertujuan melatih para Beswan Djarum untuk menjadi pemimpin yang visioner, komunikatif, serta mampu menggerakkan masyarakat ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti sampai di situ, para peserta juga punya kesempatan mengikuti berbagai kompetisi yang diadakan di tingkat nasional hingga internasional. Jadi tunggu apa lagi? Raih kesempatan jadi Beswan Djarum selanjutnya!
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Beswan Djarum.