

ADVERTISEMENT
Kekerasan dalam pacaran menjadi fenomena yang samar terbaca. Tanpa disadari, kekerasan ini bisa terjadi dalam bentuk fisik maupun mental, kepada siapa saja.
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Ketua Komnas Perempuan, Budi Wahyuni, kekerasan dalam pacaran enggak terlepas dari konstruksi gender di masyarakat. Ia menilai konstruksi gender ini masih mendominasi.
“Kecenderungannya itu mengikuti nilai-nilai yang seseorang pahami. Misalnya nilai setia, itu artinya mengikuti apa kata pasangan,” terang Budi kepada kumparan.
“Misal indikator perempuan baik itu setia dan penurut. Sayangnya konstruksi gender ini menggiring perempuan merasa tersanjung saat bisa memenuhi standar nilai setia tersebut,” lanjutnya.
Bahkan Budi menyebut hal ini bisa berlanjut kepada harus dipenuhinya keinginan pacar, hingga ke hal-hal yang bersifat personal. Seperti pilihan studi, pekerjaan, atau cara berpakaian.
“Kalau melawan, yang dimainkan teror dan ancaman,” kata dia.
Komnas Perempuan sendiri tiap tahunnya memiliki catatan kasus-kasus kekerasan dalam pacaran. Simak catatan tahunan tersebut dalam infografik di bawah ini.
Simak artikel lainnya soal hubungan enggak sehat dalam topik Jerat Toxic Relationship.
ADVERTISEMENT