Milenial dan Gen Z adalah Generasi yang Paling Kesepian

19 Juni 2018 14:18 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milenial Gemar Mengabadikan Momen (Foto: pexels/Kaique Rocha)
zoom-in-whitePerbesar
Milenial Gemar Mengabadikan Momen (Foto: pexels/Kaique Rocha)
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang diprakarsai oleh Cigna, salah satu perusahaan asuransi di Amerika Serikat, bekerja sama dengan market research firm, Ipsos, menemukan fakta bahwa 18-22 tahun adalah usia yang paling sering merasa kesepian.
ADVERTISEMENT
Dr. Doug Nemecek, Chief Medical Officer dari Cigna mengatakan, kesepian nampaknya tidak bisa dianggap remeh karena dapat mengancam kesehatan jiwa dan tingkat emosional seseorang. Di Amerika sendiri, kesepian menjadi isu atau fokus utama lembaga kesehatan masyarakat.
Menurut penelitian yang dilansir dari TIME, dampak dari kesepian cukup besar yaitu bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga stroke.
Dalam riset berbeda yang dilakukan oleh UCLA, sekitar 20.100 orang menjadi responden dan diajukan 20 pertanyaan soal kesepian. Hasilnya, 44 persen responden kerap merasa tidak memiliki siapa-siapa dan tak tahu ke mana mereka harus bercerita. Fakta menarik lainnya, lebih dari 48 persen milenial dan Gen Z yang 'melek' dunia digital adalah yang paling merasa kesepian.
Generasi Milenial dan Internet. (Foto: flickr/@UTKnightCenter)
zoom-in-whitePerbesar
Generasi Milenial dan Internet. (Foto: flickr/@UTKnightCenter)
ADVERTISEMENT
“Kita semua tahu bahwa beberapa milenial dan Gen Z mungkin sedang mengalami masa transisi, temuan ini memberi kita gambaran yang sangat nyata tentang bagaimana generasi ini melihat diri mereka sendiri, ” kata Dr. Doug Nemecek.
Berbeda dengan generasi sebelumnya seperti Generasi X atau Baby Boomer, tingkat depresi karena kesepian mereka jauh lebih rendah, hanya sekitar 38 persen.
"Gen X dan Baby Boomer punya komunitas yang dapat mereka andalkan ketika butuh dukungan morel," ungkap Dr. Doug Nemecek.
Nemecek juga menambahkan, hubungan yang baik dapat mengantipasi dampak atau risiko dari kesepian ini. Karena, ketika orang merasa kesepian, itu dapat berimbas pada bagaimana mereka mengurus dirinya sendiri, bagaimana mengatur pola makan, hingga berkegiatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika kamu merasa kesepian ini perlahan membunuhmu, kamu bisa mengembangkan interaksi sosialmu di dunia nyata, seperti bergabung dalam sebuah komunitas atau rajin berkumpul dengan teman dan keluarga.
Kebiasaan setiap hari seperti punya waktu tidur yang cukup, olahraga rutin dan seimbangnya kehidupan sosial dan kerja juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit karena rasa kesepian.