Milenial dan Gen Z Enggak Puas dengan 'Work-Life Balance'

7 April 2019 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lelah bekerja Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lelah bekerja Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perbedaan pandangan antargenerasi bukan suatu hal yang baru. Enggak terkecuali dalam pekerjaan. Generasi milenial dan baby boomer tentu punya penilaiannya sendiri terhadap kehidupan karier mereka.
ADVERTISEMENT
Seperti survei dalam laman Commercial Cafe, yang melaporkan adanya gap antargenerasi menyangkut perasaan tentang keseimbangan antara pekerjaan, dan kehidupan, alias work-life balance.
Survei tersebut diikuti oleh 1.992 pekerja di penjuru Amerika Serikat yang terdiri dari berbagai generasi. Ada baby boomers, yang lahir pada 1964 ke bawah, generasi X yang lahir antara 1965 dan 1979, milenial yang lahir antara 1980 dan 1994, serta generasi Z yang lahir pada 1995 ke atas.
Generasi Z sendiri dilaporkan bekerja selama 38 jam per minggu, sementara milenial 42 jam per minggu, dan generasi X serta baby boomer bekerja 43 jam per minggu.
Sedangkan kecenderungan tiap generasi untuk melakukan kerja lembur yaitu 16 persen untuk baby boomer, diikuti oleh generasi X sebesar 13 persen, milenial 11 persen, dan terakhir generasi Z yang hanya sebesar 7 persen.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, meski milenial dan generasi Z memiliki waktu kerja paling rendah dibandingkan generasi lainnya, mereka justru yang merasa paling enggak puas dengan work-life balance, dibandingkan generasi X dan baby boomer.
Sebanyak 25 persen dari generasi Z merasa enggak puas dengan work-life balance mereka, diikuti oleh milenial yang mencapai 18 persen. Sedangkan cuma 16 persen generasi X serta 12 persen baby boomer yang merasa enggak puas dengan keseimbangan kerja dan hidup mereka.
Tapi begitu, lamanya waktu kerja enggak berarti generasi muda lebih malas. Milenial dan generasi Z cuma punya cara dan pendekatan berbeda menyangkut soal karier. Laman Bustle melansir, kedua generasi ini meyakini bahwa produktivitas enggak diraih dari lama-sebentarnya waktu di kantor, melainkan dari hasil pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Bahkan laman The Telegraph sempat melaporkan bahwa milenial adalah generasi yang paling mementingkan work-life balance. Dalam survei yang diikuti 1.000 orang berusia 17 sampai 23 tahun, sepertiganya menyebut keseimbangan hidup dan kerja adalah faktor terpenting yang mereka pertimbangkan dalam mencari kerja.
Sementara urutan kedua diikuti oleh gaji. 53 persen milenial ternyata juga rela gajinya dipotong, demi bisa meluangkan waktu lebih untuk kumpul bersama teman dan keluarga.