Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Milenial Memilih Bekerja di Startup, Apa Alasannya?
27 November 2017 12:48 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:32 WIB
ADVERTISEMENT
Bekerja di perusahaan besar dan mapan, saat ini mungkin sudah tidak menjadi pilihan utama bagi generasi milenial. Semenjak tren perusahaan rintisan (startup) mulai mencuat beberapa tahun ke belakang, generasi milenial terlihat memiliki sebuah opsi baru dalam hal pengembangan karier mereka.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sempat dibahas kumparan (kumparan.com ) sebelumnya, sebuah hasil survei pada 2014 menunjukkan, 67 persen generasi milenial lebih memilih untuk memulai bisnis sendiri dibandingkan menaiki tangga karier di sebuah korporasi besar.
Melihat fakta yang ada, perusahaan startup memang seolah membawa angin segar bagi generasi milenial dalam hal bekerja. Sebab, karakter milenial yang cenderung melek teknologi, berorientasi pada tim, serta haus akan kesempatan dapat terakomodasi oleh lingkungan kerja perusahaan startup.
Selain hal tersebut, apa sebenarnya yang membuat generasi milenial tertarik untuk bekerja di perusahaan startup?
1. Fleksibilitas
Salah satu hal yang mungkin paling menarik dari perusahaan startup adalah segi fleksibilitasnya. Bila bekerja di perusahaan, pada umumnya pegawai dituntut untuk datang dan bekerja di kantor dengan tepat waktu, tidak sedikit perusahaan startup yang justru menerapkan peraturan kerja fleksibel bagi para karyawannya.
ADVERTISEMENT
Melansir dari laporan yang ditulis oleh Future of Work Institute pada 2012, jam kerja yang fleksibel dapat lebih meningkatkan produktivitas para karyawan. Sebab, hal tersebut memungkinkan bagi para karyawan untuk menemukan lingkungan dan cara kerja yang paling cocok dengan kepribadian mereka.
2. Kesempatan belajar yang lebih besar
Kultur perusahaan startup yang biasanya dibuat kasual, memungkinkan para karyawannya untuk berkomunikasi dengan satu sama lain secara lebih leluasa dan santai.
Hal tersebut, memungkinkan bagi para generasi milenial yang bekerja di perusahaan startup untuk belajar lebih banyak hal dengan cara bertukar pikiran baik dengan rekan maupun atasan di tempat bekerja. Dengan bertukar pikiran, selain mengerjakan apa yang menjadi tugas sehari-hari, mereka juga bisa belajar lebih secara langsung tentang cara merintis bisnis yang serupa, misalnya.
3. Kebebasan untuk menuangkan ide
ADVERTISEMENT
Persaingan perusahaan startup yang bisa dibilang begitu ketat, mengharuskan mereka untuk selalu berkembang dan berinovasi. Maka dari itu, mereka yang bekerja di startup biasanya diberi kebebasan untuk unjuk gagasan dan ide.
Hal ini dapat dipandang sebagai sesuatu yang menarik bagi para generasi milenial. Dengan adanya kebebasan memberikan ide untuk perusahaan, mereka bisa lebih tersimulasi untuk turut mengembangkan potensi diri mereka sendiri.
4. Atmosfir kerja yang kasual
Kebanyakan perusahaan startup tidak menerapkan aturan baku bagi para karyawannya dalam berpenampilan. Hal tersebut, dapat menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para generasi milenial yang mungkin gemar berekspresi melalui cara berpakaian.
Selain soal aturan untuk karyawan, suasana kantor yang juga biasanya didesain nyaman dan lebih bernuansa seperti rumah (homey), merupakan satu hal lain yang membuat generasi milenial lebih memilih untuk bekerja di perusahaan startup.
ADVERTISEMENT
Live Update