Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Nestlé Indonesia Kolaborasi Bareng BRGM Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Siak
28 Maret 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Nestlé Indonesia dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bekerja sama melakukan penanaman 30 ribu pohon mangrove di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Hal ini seiring dengan komitmen global Nestlé di bawah Nestlé Global Reforestation dalam menjalankan program menanam 200 juta pohon di seluruh dunia pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga merupakan bagian dari prioritas strategi nasional yang menargetkan rehabilitasi lahan mangrove seluas 60 ribu hektare di seluruh Indonesia sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Bersama dengan pemerintah, Nestlé menargetkan untuk menanam dan memastikan pertumbuhan 30 ribu pohon mangrove di area seluas 4 hektare di Desa Rawa Mekar Jaya secara bertahap hingga April 2026. Ya, sejak 1971, Nestlé Indonesia selalu berupaya menciptakan manfaat bersama untuk individu dan keluarga, masyarakat, serta bumi.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Samer Chedid, menyampaikan upaya Nestlé Indonesia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar dalam pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon mangrove melalui program reforestasi. Menurut Samer dengan adanya kerja sama ini, perusahaan percaya bisa membantu, melindungi, memperbarui, dan memulihkan lingkungan, sehingga diperlukan adanya kolaborasi untuk saling mendukung dan mengambil peran, baik dari masyarakat maupun lintas pemangku kepentingan
ADVERTISEMENT
"Selama lebih dari 50 tahun, Nestlé Indonesia telah mendukung banyak inisiatif di sepanjang rantai usaha kami, salah satunya adalah bagaimana kami dapat berkontribusi untuk melakukan mitigasi perubahan iklim yang sejalan dengan ambisi global untuk penanaman 200 juta pohon di seluruh dunia pada tahun 2030," kata Samer Chedid dalam siaran tertulis yang diterima kumparan, Kamis (28/3).
Lewat program ini, Nestle Indonesia akan melibatkan masyarakat dalam persiapan dan pengadaan benih bakau, sekaligus memberikan pelatihan penanaman dan perawatan pohon mangrove. Ia berharap inisiatif ini dapat mendorong perubahan positif bagi Indonesia dan generasi masa depan menuju Indonesia Emas 2045 yang lebih besar.
"Kami yakin program reforestasi ini dapat membawa dampak positif bagi lingkungan yang memberikan kontribusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mempertahankan keanekaragaman hayati sekaligus memberdayakan masyarakat lokal dengan berpartisipasi secara langsung," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam mengurangi emisi karbon, dengan menjadi salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Didukung dengan laporan Global Carbon Project, Indonesia menghasilkan emisi karbon sebesar 930 juta ton CO2 per tahun, yang berkontribusi sebesar 19,9 persen dari total emisi karbon dunia yaitu 4,67 miliar ton CO2 per tahun.
Dalam upaya menurunkan angka emisi karbon di Indonesia, mangrove memiliki peran penting dalam perubahan iklim dengan kemampuannya yang dapat menyerap gas rumah kaca dengan efektivitas 3-5 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan tanaman tropis lainnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indragiri Rokan, Irpana Nur mengapresiasi langkah PT Nestlé Indonesia yang telah mencanangkan penanaman 30 ribu bibit pohon mangrove. Hal tersebut juga sejalan dengan target pemerintah untuk melestarikan ekosistem mangrove di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terlebih mangrove merupakan salah satu tanaman yang memiliki kemampuan menyerap emisi karbon yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman tropis lainnya, sehingga diperlukan adanya pemeliharaan dan monitoring berkala untuk memastikan mangrove dapat bertumbuh dengan baik.
"Kami berharap kerja sama ini dapat membuahkan berbagai manfaat bagi masyarakat, mulai dari manfaat ekonomi bagi masyarakat, manfaat sosial dengan menciptakan lapangan kerja, dan juga manfaat lingkungan dalam memulihkan ekosistem mangrove,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Fatma Puspitasari, mengatakan sebanyak 60 persen dari penduduk Indonesia memiliki tempat tinggal di daerah pesisir. Salah satu bencana yang dapat terjadi di wilayah pesisir akibat dampak perubahan iklim adalah banjir rob bahkan tsunami.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diperkirakan kerugian ekonomi akibat dampak perubahan iklim dapat mencapai Rp 544 triliun sampai dengan tahun 2024. Oleh karena itu, sejak tahun 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan target rehabilitasi lahan mangrove seluas 600 ribu hektare yang terkonsentrasi di sembilan provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat.
"Kami mengapresiasi inisiatif PT Nestlé Indonesia dalam project ReGrove sebagai bagian dari komitmen Nestlé dalam mengatasi perubahan iklim dan berkontribusi mewujudkan zero emission," ujarnya.
Bupati Kabupaten Siak, Alfredri, juga mengapresiasi langkah Nestlé Indonesia dalam upaya pemulihan eksositem mangrove di Kabupaten Siak.
“Kami sangat berterima kasih kepada Nestlé Indonesia atas kontribusi yang dilakukan dalam upaya pemulihan ekosistem mangrove di Kabupaten Siak. Sejalan dengan komitmen kami dalam rangka pembangunan berkelanjutan dan pemulihan lingkungan hidup, kami berharap program reforestasi ini dapat berjalan dengan lancar dan juga memberikan inspirasi kepada masyarakat akan peran penting yang dimiliki oleh mangrove," ucapnya.
ADVERTISEMENT