Organisasi Mahasiswa Punya Peran Penting untuk Lawan Kekerasan Seksual di Kampus

1 Maret 2021 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa aksi membawa poster dengan berbagai tuntutan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/9/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa aksi membawa poster dengan berbagai tuntutan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/9/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual di dalam lingkungan kampus dinilai sering kali tidak tertangani dengan baik.
ADVERTISEMENT
Psikolog Yayasan Pulih Nirmala Ika Kusumaningrum menyebut salah satu sebabnya karena kurang pemahaman akan kekerasan seksual, dan belum ada kebijakan yang mampu mengatasi secara menyeluruh.
Oleh karena itu, peranan berbagai pihak dalam kampus menjadi penting untuk menghentikan kasusnya. Di antaranya yakni peran dari organisasi mahasiswa.

Organisasi Mahasiswa Perlu Berjuang Bersama dalam Melawan Kekerasan Seksual di Kampus

Webinar Gerak Bersama Civitas Academica Lawan Kekerasan Seksual dok Campus Online Talkshow Series
Menurut Yanuarisca selaku Ketua BEM Fakultas Psikolog Universitas Diponegoro 2021, bergerak bersama organisasi mahasiswa adalah sebuah usaha yang tepat untuk melawan kekerasan seksual di kampus.
"Sebab mahasiswa, dengan berbagai macam idealismenya serta pengalaman nyata dalam kesehariannya sebagai generasi yang terdidik, juga mempunyai kekuatan tersendiri untuk menyuarakan keresahannya tentang kekerasan seksual di kampus," terang dia dalam webinar Campus Online Talkshow Series Gerak Bersama Civitas Academica Lawan Kekerasan Seksual, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Putri I. Sharafina selaku President of Girl Up Universitas Padjadjaran menambahkan, komunitas dan organisasi mahasiswa berperan penting untuk menumbuhkan awareness dengan tidak takut untuk membahas, mengawal, dan memberikan ruang diskusi.
Sebab, dia menilai kekerasan seksual masih menjadi hal yang sensitif dan cukup tabu sehingga kerap dihindari dari topik pembahasan.
"Perlu adanya kolaborasi dari berbagai organisasi mahasiswa hingga akhirnya dapat mengambil aksi nyata di setiap kampus. Dukungan dari para dosen juga diperlukan untuk memperkuat perlawanan. Karena perjuangan itu tidak bisa sendiri, harus kolektif," tegasnya.