Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari 10 tahun berkiprah di dunia musik, Justin Vernon aktif berkarya lewat sejumlah proyek band. Mulai dari Volcano Choir, Big Red Machine, sampai Gayngs yang terdiri dari 22 musisi.
ADVERTISEMENT
Ia juga kerap berkolaborasi dengan musisi lain, seperti Kanye West, Vince Staples, hingga Kid Cudi. Tapi musisi asal Amerika Serikat ini menyimpan karya terbaiknya untuk Bon Iver, band yang menjadikannya seorang legenda indie rock.
Pada 9 Agustus 2019, Bon Iver akhirnya melepas album ke-4 berjudul 'i,i'. Album ini menyuguhkan 13 lagu yang digarap Vernon bersama teman-teman musisinya, yakni James Blake, The Staves, sampai Moses Sumney.
Sebagai album ke-4, tiap lagu di 'i,i' secara apik mewakilkan tiga album Bon Iver sebelumnya. 'iMi' terdengar seperti kelanjutan dari lagu '22 (Over Soon)' di album ke-3, ''22, A Million', 'Marion' dan 'RABi' yang mengajak bernostalgia ke masa akustik folk di album debut 'For Emma, Forever Ago', serta 'Faith' dan 'Hey, Ma' yang mengingatkan kepada album keduanya, 'Bon Iver, Bon Iver'.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Vernon cs mengkritik sejumlah permasalahan pelik lewat 'i,i'. Di antaranya, sikap masyarakat dan pemerintah yang masih memaklumi perubahan iklim di lagu 'Jelmore' ("How long will you disregard the heat?"), serta isu kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kecanduan opioid di Amerika, dalam 'U (Man Like)'.
Dalam ‘i,i’, vokal Vernon terdengar lebih lantang, kokoh, dan tanpa autotune yang berlebihan. Musiknya juga lebih megah, matang, dan kaya. Salah satunya tertuang di 'Sh'Diah' dengan lantunan solo saksofon yang menghipnotis.
Nuansa yang dihadirkan di album ini juga berbeda. Kalau album debut mengingatkan kepada musim dingin yang kelam dan menusuk, album kedua membawa hangatnya musim semi, dan album ketiga adalah musim panas, maka 'i,i' untuk menyambut musim gugur.
ADVERTISEMENT
Vernon sendiri telah menjelaskan bahwa album ini emang menyimbolkan musim gugur, sekaligus melengkapi siklus yang dimulai dari ketiga album pendahulu. Karena itu juga, 'i,i' terasa seperti sebuah akhir bagi Justin Vernon, alih-alih kelanjutan dari karya-karyanya.
“Album ini kayak album yang paling dewasa, paling komplet. Rasanya kayak ketika kamu melewati hidup ini, pas matahari terbenam, dan yang terjadi adalah kamu mulai mendapatkan perspektif. Terus kamu bisa menuangkan perspektif itu ke karya yang lebih jujur,” tuturnya dilansir Pitchfork.
Kamu bisa mendengarkan 'i,i' secara lengkap di bawah ini.