Pendiri Parfum HMNS Beberkan Kunci Sukses Tembus Pasar Ekspor

28 Oktober 2021 15:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Permintaan produk UMKM Indonesia di pasar ekspor justru meningkat di masa pandemi. Utamanya di sektor furnitur, kopi, buah-buahan tropis dan kuliner. Namun dari 65 juta unit UMKM yang ada di Indonesia, baru ada 14 persen kontribusinya terhadap ekspor. Nilai ekspor ini juga masih di bawah target pemerintah, yaitu 21.6 persen.
ADVERTISEMENT
Jadi sebenarnya mampu atau tidak UMKM Indonesia menembus pasar ekspor? Menurut pendiri dan CEO brand parfum lokal HMNS (Humans) Rizky Arief Dwi, Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk bisa menembus pasar ekspor. Hal ini bisa dilihat dari ketersediaan sumber daya dan manufaktur yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas bagus. Hanya saja kondisi ini masih cukup terhalang dengan demand pasar yang belum kuat terhadap produk-produk Indonesia.
Founder dan CEO HMNS Rizky Arief Dwi di Festival UMKM kumparan 2021, Kamis (28/10). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Founder dan CEO HMNS Rizky Arief Dwi di Festival UMKM kumparan 2021, Kamis (28/10). Foto: kumparan
Kalau bicara potensi sumberdaya, di ranah produksi parfum Rizky mengatakan bahwa Indonesia punya minyak nilam yang biasa dijadikan bahan oleh brand parfum di dunia. Secara internasional, minyak nilam Indonesia 90 persen dipakai di internasional.
“Jadi bisa dibilang 1 dari 3 sampai 5 brand luar negeri itu pakai minyak nilam dari Indonesia. Tapi kalau ditanya berapa banyak pengguna parfum di dunia yang pakai parfum buatan Indonesia itu hanya sedikit sekali,” ungkap Rizky dalam Talkshow ‘Kiat Sukses Menembus Pasar Ekspor’ di Festival UMKM kumparan 2021, pada Kamis (28/10)
ADVERTISEMENT
Founder dan CEO HMNS Rizky Arief Dwi di Festival UMKM kumparan 2021, Kamis (28/10). Foto: kumparan
Jadi apa yang perlu dipersiapkan supaya UMKM Indonesia makin siap dan bisa tembus pasar ekspor? Dalam hal ini, Rizky mengatakan ia dan timnya di HMNS punya tiga pilar penting yang benar-benar harus diperhatikan. Tiga pilar itu adalah marketing, operation, dan produk.
“Secara produk kita punya kualitas dan manufaktur dengan kualitas yang mumpuni. Jadi bisa dibilang tidak ada masalah di sektor itu. Lalu dari segi operasional, kita bicara soal aksesibilitas untuk kita bisa melakukan ekspor impor. Apakah tahap-tahapnya sudah lebih mudah? Karena saat ini untuk memproduksi produk lokal, kita tidak bisa 100 persen bahannya itu dari indonesia. Kita masih harus bergantung pada China dan beberapa negara lain. Dan itu prosesnya lama, maka dari itu secara operasional itu harus persiapkan dan pelajari lebih dalam,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dari sisi marketing sebuah brand harus memahami ada demand atau tidak di pasaran. “Kita tahu semua orang di dunia banyak memakai parfum. Tapi untuk menggunakan parfum yang dari Indonesia, ada banyak sekali tahapan yang harus kita lalui sebelum sampai ke sana,” pungkasnya.
Menurut Rizky, brand lokal atau UMKM harus tahu identitas yang jelas supaya produknya bisa diterima dengan baik di luar sana. Kita bisa mencontoh berbagai negara lain, seperti Jerman misalnya yang dikenal dengan kualitas produksi mobil dan Amerika dengan teknologinya. Identitas mereka itu menurut Rizky bisa membuat market percaya dengan kualitas produk mereka.
“Di Indonesia, kita harus tahu identitas kita ini apa supaya orang juga tahu dan percaya mau pakai produk dari Indonesia… Kalau sudah, kita bisa mempelajari kultur dari negara yang akan dituju saat akan melakukan ekspor. Ini sangat penting karena ketika kita sudah tahu kulturnya, kita juga akan tahu demand apa yang diinginkan pasar, sehingga kita bisa mencari tahu bagaimana cara untuk menyasar. Itu yang saat ini sedang digarap terus di HMNS,” tutupnya.
ADVERTISEMENT