Pentingnya Edukasi Politik bagi Milenial

28 Oktober 2018 17:17 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maruarar Sirait (tengah) dan Tsamara Amany (kanan) menjadi pembicara di acara Milenial Fest di Ballroom Djakarta Theater Jakarta (28/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maruarar Sirait (tengah) dan Tsamara Amany (kanan) menjadi pembicara di acara Milenial Fest di Ballroom Djakarta Theater Jakarta (28/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Enggak mau ah jadi politisi, ribet."
Pikiran itu mungkin sempat terbesit di benak para generasi milenial, sehingga membikin mereka apatis terhadap politik. Tak heran sih, soalnya riset pun membenarkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Alvara Research Center hanya sekitar 22 persen dari generasi ini yang mengikuti perkembangan politik. Sisanya menganggap bahwa politik adalah urusan orang tua.
Padahal sekitar 40-45 persen pemilih dalam pemilu 2019 adalah generasi milenial (21-35 tahun). Karena itu, ditekankan adanya edukasi bagi milenial agar tidak apatis dalam berpolitik.
"Ke depannya mudah-mudahan, kita menyampaikan, anak muda juga (melek) berpolitik, karena itulah yang bakal sama-sama dihadapi ke depan," ujar politisi muda PAN, Faldo Maldini, saat ditemui di acara Milenial Fest di Djakarta Theater, Minggu (28/10).
"Milenial pada riset yang dilakukan memang ada kecuekan dalam politik, seandainya disalahkan politisinya atau disalahkan anak mudanya, rasanya enggak adil," kata Faldo.
Faldo meyakini bahwa pemuda sekarang itu tahu banyak hal. Oleh karenanya dalam melakukan pendidikan politik, para politisi agaknya harus lebih fleksibel mengikuti gaya politik milenial.
ADVERTISEMENT
Maruarar Sirait (kedua kiri), Tsamara Amany (kedua kanan) dan Faldo Maldini (kanan) menjadi pembicara di acara Milenial Fest di Ballroom Djakarta Theater Jakarta (28/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maruarar Sirait (kedua kiri), Tsamara Amany (kedua kanan) dan Faldo Maldini (kanan) menjadi pembicara di acara Milenial Fest di Ballroom Djakarta Theater Jakarta (28/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Bagaimana caranya kita bisa ngomong (politik) sesuai dengan bahasa mereka aja," tutur Faldo.
Faldo juga mendorong para milenial bisa melakukan kritik terhadap para politisi. Kritik ini merupakan bentuk verifikasi milenial terhadap isu politik apa yang sedang berkembang.
"Tanya-tanya aja, kritik kita, maki-maki kita agar tahu sebenarnya politik itu gimana," ujarnya.
Politisi muda dari PSI, Tsamara Amani, menanggapi bahwa semua kritik dan perdebatan yang ada dalam politik mesti disikapi dengan bijak agar tetap menjaga persaudaraan.
"Fokus pada perdebatan isu-isu yang substansial. Daripada kita membahas hal-hal yang mampu mengoyak persaudaraan kita," ujar Tsamara.
Menurut Tsamara acara macam Milenial Fest yang membahas politik bagi milenial harus diperbanyak.
"Karena untuk edukasi-edukasi politik dan edukasi-edukasi lainnya bagi anak muda," tandasnya.
ADVERTISEMENT