Pentingnya Generasi Muda Miliki Kemampuan Leadership Voice

7 April 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Praktisi komunikasi Cornelia Laksmi Dewi Supama saat mengisi pelatihan Leadership kepada lebih dari 520 mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus(Beswan Djarum) angkatan 2021/2022 yang berasal dari 90 universitas di Indonesia. dok: Djarum Fondation.
zoom-in-whitePerbesar
Praktisi komunikasi Cornelia Laksmi Dewi Supama saat mengisi pelatihan Leadership kepada lebih dari 520 mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus(Beswan Djarum) angkatan 2021/2022 yang berasal dari 90 universitas di Indonesia. dok: Djarum Fondation.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini, generasi muda dituntut untuk memiliki kemampuan public speaking. Kemampuan public speaking menjadi penting karena digunakan untuk menyampaikan gagasan agar dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Menurut praktisi komunikasi, Cornelia Laksmi Dewi Supama, public speaking dirujuk sebagai salah satu kemampuan penting yang wajib dikuasai generasi muda agar mampu bersaing di era modern. Mengingat praktik public speaking melalui teknologi komunikasi digital saat ini memiliki tantangan tersendiri mengingat audiens yang semakin beragam dan tersebar di berbagai tempat.
“Teknologi komunikasi seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, dan aplikasi video conference lainnya sudah tidak asing kita gunakan. Saat kita melakukan diskusi atau presentasi melalui media tersebut, sebetulnya kita juga sedang melakukan public speaking. Namun bagi banyak orang, public speaking secara digital ini juga merupakan tantangan tersendiri. Minimnya interaksi dengan audiens dapat membuat pesan yang dibagikan tidak dapat dipahami dengan baik,” ungkap Laksmi dalam siaran resmi yang diterima kumparan, Kamis (7/4).
ADVERTISEMENT
Laksmi menjelaskan, berbagai hambatan dapat muncul saat seseorang melakukan public speaking, baik secara langsung maupun melalui media digital seperti gugup dan hilang fokus saat menyampaikan materi. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan kecakapan yang dinamakan leadership voice.
Leadership voice adalah cara seorang pembicara atau narasumber untuk menyampaikan ide dan gagasannya kepada para audiens. Leadership voice menjadi refleksi dari gagasan dan ide yang kita miliki. Agar gagasan dan ide kita tersebut dapat diterima dengan baik oleh para audiens, kita harus mampu menyampaikannya dengan jelas, lugas, terstruktur dan persuasif,” tutur Laksmi.
Ilustrasi public speaking. Foto: Shutterstock
Untuk memiliki leadership voice yang mumpuni, seseorang harus mampu mengasah inner dan outer confidence yang dimilikinya. Inner confidence fokus kepada penguasaan konten gagasan serta ide yang ingin disampaikan.
ADVERTISEMENT
"Kita harus mampu menarik perhatian dari para audiens untuk mendengarkan apa yang akan kita sampaikan. Setelah mendapatkan perhatian audiens, tugas selanjutnya ialah menyampaikan materi secara lugas, terstruktur dan persuasif agar mudah dipahami. Penegasan terhadap ide dan gagasan juga perlu dilakukan di bagian penutup dengan pesan yang kita sampaikan dapat diingat oleh audiens,” tutur Laksmi.
Faktor lain yang dapat mendukung seseorang untuk memiliki leadership voice yang baik adalah outer confidence yang berfokus kepada hal-hal yang dapat dilihat oleh orang lain, yaitu artikulasi dan tempo saat berbicara, eye contact dengan audiens, gestur badan, dan ekspresi yang kita tunjukkan serta pakaian yang kita gunakan.
Materi The Voice of A Leader adalah satu dari tiga materi soft skills yang diberikan dalam program pelatihan Leadership Development Beswan Djarum 2021/2022. Menurut Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo, pemberian materi ini guna melatih kepercayaan diri para generasi muda khususnya Beswan Djarum agar mampu menyampaikan ide dan gagasannya dengan baik di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Leadership voice dibutuhkan saat kita melakukan public speaking, agar gagasan dan ide yang kita miliki dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Tentunya seorang pembicara harus memiliki inner dan outer confidence yang baik juga saat melakukan public speaking, karena kedua faktor tersebut saling melengkapi. Akan menjadi sia-sia jika kita tidak dapat menyampaikan dengan baik, segala gagasan dan ide yang sudah kita temukan tersebut,” jelas Sapto.